“Karena ini sepeda kayu dari listrik, mbak.”
Oh, sepeda kayu yang ada listriknya.
“Betul.”
Buatan Mas Dhika yah.
Kalau saya mau melihat pembuatannya boleh yah mas ?
“Boleh banget”
Kita kemana naih ?
“Kita ke garasi, kita.”
“Ok. Kita ke garasai yah.”
Gambar T Ardhika, pengusaha sepeda kayu, “Jadi pohon karet ini jutaan hektar di Indonesia dan biasanya itu menjadi limbah kalau sudah 15 tahun. Nah, kita mencoba untuk berfikir, bagaimana memanfaatkan limbah dari kayu karet yang sudah tidak berfungsi. Biasanya cuma jadi kayu bakar atau bahan bakar, kita jadikan sesuatu yang lebih bermanfaat.” “Nah, terpikir sama kita waktu itu bukan hanya untuk menjadi sebuah furniture. Kayu ini bisa menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan lebih trendi. Trial dan error itu, kurang lebih sekitar 1 sampai 5 bulan. Itu kurang lebih sekitar 5-10 unit. Sekarang itu kita udah punya 4 model. Pertama kita udah punya namanya kayu Bali Electric.”
Kenapa Bali ? . . .
"Karena friend kita itu identik dengan pulau bali. Keduanya itu kita punya mini fellow, ketiganya kita punya kayu folding, nah keempatnya kita coba bikin kayu trend tanpa sambungan, itu kayu bali monoco.”
“Untuk range harga, kita hitung untuk yang paling murah yaitu kayu mini fellow, itu mulai dari 3,5 juta. Terus kita punya kayu folding, kayu folding itu kurang lebih sekitar 4 juta. Terus kita punya kayu monoco, itu kurang lebih sekitar 6 juta dan kayu bali elektric, itu sekitar 10 juta. Dulu modalnya itu mungkin sekitaran bisa 1-2 juta. Jadi 1 bulan itu kita bisa dapat sekitar 20-30 juta. Sekarang ini kita mengandalkan website kita, keduanya juga kita mengandalkan pameran-pameran yang begitu banyak sekali buyer-buyer nasional dan internasional. Tahun 2018 itu kita punya personiti pertama ke Berlin, kedua nya ke Madrid, ke tiganya ke London, keempatnya ke Melbourne.”
“Jadi ke 4 negara itu, saya selalu siap membantu kita untuk membesarkan sepeda kayu. Kesulitan untuk sepeda kayu ini, mungkin pemasarannya kali yah. Ketakutan orang kalau beli sepeda kayu takut patah. Di jalan atau apa. Untuk tenaga kerja sekarang, kita memang memperdayakan orang-orang sekitar. Mohon maaf, seperti contohnya kayak teman-teman yang biasa bekerja di pinggir jalan. Nah, kita akan coba untuk mediasi dengan mengajak mereka bikin sepeda kayu.”
Tadi kan, sudah lihat proses pembuatannya. Jadi sekarang yang jadi rangkanya seperti apa Pak ??
“Nah, yang tadi kita lihat hasil produksinya, kurang lebih jadinya seperti ini.”
Ini berarti rangka Bali tadi yah . . . .??
“Betul Jadi kalau misalnya dilihat dari sebelah sini, ini pulau Bali sebenarnya.”
Memang adaptasi dari keragaman dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
“Betul”
Kalau mas Agam kan sukses nih menelurkan produk inovatif dari kayu limbah. Nah kira-kira punya enggak sih tips untuk teman-teman berani beda yang di rumah agar bisa seperti mas Agam ??
“Pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk hal yang produktif dan kreatif karena hal yang biasanya enggak orang pikirin dengan kekreatifan kita, itu bisa menjadi sesuatu yang bernilai. Kita sih berharap semakin banyak orang yang produktif dan aktif, serta kreatif itu dapat memajukan perekonomian, menambah lapangan pekerjaan. Nah, khususnya untuk Indonesia yah.”
Baik, seleb berani beda, itu tadi tips berbisnis dari Gambar Tu Bagus Andhika, pemilik dari kayu foot and bike. Apabila anda ingin mengetahui informasi ini lebih lanjut. Silahkan kunjungi www.liputan6.com.
Facebook: Kayuh.
Sumber penulisan:
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/mengayuh-untung-dari-sepeda-limbah-kayu
http://regional.kompas.com/read/2017/12/02/22161101/kisah-sepeda-kayu-berteknologi-elektrik-hybrid-buatan-indonesia
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.