Bukan kegiatan yang mudah memang.
Namun, tekad dan keseriusan yang kuat telah terbukti mampu menjawab segalanya.
Itulah prinsip hidup yang di pegang oleh seorang pria kelahiran Tangkil, Cirebon.
Memiliki invovasi dalam
mengembangkan suatu produk, ada kiranya kita mengakui setiap hasil kerja yang
dimiliki oleh Pak Honorius Rachmantio, 79. Mahasiswa yang pernah mengenyam
pendidikan di Technical University, salah satu Universitas yang kala itu berada
di wilayah Jerman Barat.
Sesaat setelah lulus pada tahun
1970-an, pekerjaan sebagai kontraktor adalah karir pertama kalinya yang ia
geluti sesampainya di tanah air. Namun kesuksesan tak dapat diukur melalui
banyaknya penghasilan atau jabatan yang sudah dicapai. Pak Rachmantio harus
mengurungi niatnya untuk melanjutkan karir pada bidang yang ia gelututi pada
saat itu. Ya, hubungannya dengan keluarga harus memiliki jarak karena kesibukan
yang ada.
Tetap! Bakat yang diwariskan oleh
ayahnya sendiri tidak akan pernah lepas dari jejaknya. Kembali anak ke 10 dari
12 bersaudara meraih proyek besar akibat mendirikan CV Titan pada tahun 1973.
Berbekal pertumbuhan permintaan yang diraih dan pengalaman di bidang jasa
konstruksi, CV Titan menaikkan peringkat untuk strata perusahaannya menjadi PT
Karya Titan. “Kita pernah menggarap proyek Telkom di Aceh, kantor Honda dari
Astra, proyek tangki Pertamina di Balikpapan dan ada juga proyek pemukiman
untuk pengungsi di Pulau Galang,“ ungkap Pak Honorius kepada Harian Kontan,
Rabu, 8 Juni 2016.
Berdasarkan pertimbangan untuk
penataan parkir bagi alat-alat berat yang dimiliki, Pak Rachmantio memutuskan
untuk membeli 26 hektar lahan di Desa Sasagaran, Kebon Pedes, Sukabumi atau
lebih dikenal dengan nama Bukit Baros. Sempat ia menjelaskan tentang keadaan
saat itu, “Waktu membeli tanah di Baros itu, tanahnya enggak bisa dibayangkan.
Dulu tidak teratur seperti sekarang, alang-alang semua.”
Mengubah perspektif untuk fokus
pada pekerjaan, sementara ide brilian tentang masa kecil mampu menunjang suatu
keseimbangan yang diharapkan. Pak Rachmantion serta merta mendirikan perusahaan
baru yang bernama ‘PT Bukit Baros Cempaka’ pada tahun 1983. Perusahaan tersebut
berguna untuk menapaki jalur bisnis lainnya yang bergerak pada bidang
peternakan dan perkebunan. 45.000 ayam dan 20 ekor sapi untuk bidang
peternakan, serta barisan perkebunan cabai untuk sektor perkebunan.
Awal berdirinya Usaha Keju Gouda.
Kenyataan krisis moneter pada tahun
1998 adalah masalah yang tidak inginkan oleh jutaan pengusaha pada saat itu.
Perusahaan yang mereka miliki pun harus merasakan dampak yang ada. Begitupun
juga apa yang dialami oleh Dr Ir Honorius Rachmantio. Perusahaan pengocor baja
yang berskala nasional harus ia jual ke perusahaan asal Jerman. Seraya ia
mengungkapkan kenyataan tersebut dengan bangga, “Sampai sekarang, itu jadi
pabrik pompa yang terbesar dari Jerman.”
Kemudian tak disangka, intuisi
bisnis yang dimiliki oleh Pak Rachmantio berbicara langsung kepada kenyataan
bersama solusinya. Dia langsung mengambil keputusan untuk membuat jalur bisnis
baru dengan membangun sebuah Pabrik Konsentrat guna menolong berbagai peternak
sapi perah. Ketidak perhatian pemerintah sejak krisis untuk bidang tersebut
membuat ia tergerak untuk menampung produksi susu dari para peternak di
Sukabumi.
Pak Honorius Rachmantio: Pengusaha Keju Yang Sukses Di Internasional, Berkat 90% Buruh Lokal |
Setiap tahun Kota Gouda di Belanda
dikunjungi oleh ribuan turis dari berbagai manca negara.
Serempak dengan arah perencanaan,
Pak Rachmantio mengimbangi kebutuhan situasi yang ada melalui pendirian sebuah
pabrik Keju Gouda pada tahun 1999. Mereka memulai langkah awalnya dengan
mendistribusikan keju bermerek Natura. Lantas perusahaan tersebut pada tahun
2002, menambah daftar list produknya dengan membuat merek baru, yaitu Baros.
Alhasil, nama produk yang mengambil
kata dari sebuah kota di Belanda, yaitu Kota Gouda tidak hanya berhasil merajai
pasar lokal. Produk tersebut telah mampu menarik hati aneka pasar di berbagai
pelosok dunia. Mungkin saja, peran ritel modern (Giant, Gelael, Food Hall, Kem
Chicks, Hero, dsb) telah menuntun kualitas Gouda untuk selalu lebih baik dari pesaingnya.
Sempat ia mengungkapkan, “Satu klien, bisa bikin 20 ton,” serta 3 ton untuk
waktu proses kerja selama 10 Jam.
Tidak ketinggalan mantan Presiden
Indonesia, BJ Habibie mengagumi kinerja yang dimiliki oleh Baros, “Saya sering
mendapat laporan dari pemilik Bukit Baros yang kebetulan kawan saya. Apalagi
proses produksi keju Baros ini melibatkan warga sekitar,” ungkap Pak Habibie
kepada Radar Sukabumi saat ia berkunjung ke Bukit Baros pada tahun 2012 dan Pak
Bacharuddin Jusuf seraya memuji kinerja dari pabrik Baros karena buruhnya
adalah 90% masyarakat sekitar, “Produsen keju biasanya dari luar negeri. Tapi
saya terkesan setelah melihat langsung warga Sukabumi juga bisa membuat keju
dengan kualitas sangat bagus.”
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.