Lauk yang sangat cocok jika disantap bersama nasi hangat. Rendang berasal dari kata 'merandang' yang berarti memasak santan perlahan hingga kering. Hidangan ini biasanya disajikan saat pesta pernikahan untuk budaya Melayu dan Hari Raya.
Penggemar masakan berjenis ini tak hanya masyarakat lokal, tetapi juga warga asing. Namun, kelezatan rendang tidak mudah untuk diperoleh secara instan. Proses mengolahnya pun memerlukan waktu agar bumbu balado-nya menyerap ke dalam daging. Bahkan, komposisi racikan bumbu dan proses memasak harus secara cermat dilakukan.
Oleh sebab itu, banyak masyarakat lebih memilih datang ke rumah makan Padang terdekat, ketimbang memasaknya sendiri di dapur. Nah, fenomena tersebut menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Peluang itu pun, salah satunya dilirik oleh Ibu Intan Rahmatillah, 33, dan suaminya, Pak Ivan Diryana, 40.
Dari awal pasangan suami istri tersebut tampak yakin untuk membangun usahanya. Apalagi yang mereka sajikan adalah menu-menu tradisional, sehingga tak perlu lagi repot-repot untuk mengedukasi pembeli.
Suami saya, kata Ibu Intan, sangat gemar mengkonsumsi rendang buatan neneknya. Hingga pada tahun 2011, mereka memberanikan diri untuk memproduksi rendang buatan sendiri dengan merek, Rendang Nenek. "Produksi dimulai dengan menyiapkan bumbu, daging, dan santan. Kemudian semua diolah hingga 6 jam, diaduk-aduk secara berkala. Setelah 6 jam, rendang kami bungkus dengan vacuum sealer agar tahan lama hingga 6 bulan untuk daging dan ayam, lalu kami kemas dengan dus untuk selanjutnya kami kirim melalui jasa pengiriman," kata Ibu Intan kepada Harian Detik (09/06/2016), yang saat itu mengaku mengeluarkan modal awal di bawah Rp. 1 juta untuk usaha jualan.
Lalu, apa keistimewaan dari rendah olahannya itu? Menurut Ibu Rahmatilla, selain ia menggunakan resep leluhur dan sensani khas wangi yang dihasilkan, cita rasa yang sangat lezat senantiasa dinilai cocok bagi lidah masyarakat kota Bandung maupun Jakarta. Bukan tidak mungkin bila produk sebanyak 20 kg per hari atau rata-rata 400 kg per bulan mampu tergapai. Itu semua belum termasuk jumlah 1 ton untuk setiap bulan Ramadhan.
Aneka rendang tersedia dalam 7 varian rasa. Mulai dari kemasan berbahan daging sampai dengan rasa berbahan sayur mayur. Berikut kategori harga yang saya peroleh dari alamat website: http://rendangnenek.com/
Rendang Daging:
400 gr, pedas Rp. 125.000; 440gr, sedang Rp. 125.000; 400 gr, tidak pedas Rp. 125.000; 220 gr, pedas Rp. 70.000; 220 gr, sedang Rp. 70.000; 220gr, tidak pedas Rp. 70.000; 100 gr, pedas Rp. 35.000; 100 gr, sedang Rp. 35.000; 100 gr, tidak pedas Rp. 35.000.
Rendang Hati Sapi
100 gr, tidak pedas Rp. 35.000; 100 gr, sedang Rp. 35.000; 100 gr, pedas Rp. 35.000; 220 gr, tidak pedas Rp. 70.000; 220 gr, sedang Rp. 70.000; 220 gr, pedas RP. 70.000; 440 gr, tidak pedas Rp. 125.000; 440 gr, sedang Rp. 125.000; 440 gr, pedas Rp. 125.000.
Rendang Limpo.
Penggemar masakan berjenis ini tak hanya masyarakat lokal, tetapi juga warga asing. Namun, kelezatan rendang tidak mudah untuk diperoleh secara instan. Proses mengolahnya pun memerlukan waktu agar bumbu balado-nya menyerap ke dalam daging. Bahkan, komposisi racikan bumbu dan proses memasak harus secara cermat dilakukan.
Oleh sebab itu, banyak masyarakat lebih memilih datang ke rumah makan Padang terdekat, ketimbang memasaknya sendiri di dapur. Nah, fenomena tersebut menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Peluang itu pun, salah satunya dilirik oleh Ibu Intan Rahmatillah, 33, dan suaminya, Pak Ivan Diryana, 40.
Dari awal pasangan suami istri tersebut tampak yakin untuk membangun usahanya. Apalagi yang mereka sajikan adalah menu-menu tradisional, sehingga tak perlu lagi repot-repot untuk mengedukasi pembeli.
Suami saya, kata Ibu Intan, sangat gemar mengkonsumsi rendang buatan neneknya. Hingga pada tahun 2011, mereka memberanikan diri untuk memproduksi rendang buatan sendiri dengan merek, Rendang Nenek. "Produksi dimulai dengan menyiapkan bumbu, daging, dan santan. Kemudian semua diolah hingga 6 jam, diaduk-aduk secara berkala. Setelah 6 jam, rendang kami bungkus dengan vacuum sealer agar tahan lama hingga 6 bulan untuk daging dan ayam, lalu kami kemas dengan dus untuk selanjutnya kami kirim melalui jasa pengiriman," kata Ibu Intan kepada Harian Detik (09/06/2016), yang saat itu mengaku mengeluarkan modal awal di bawah Rp. 1 juta untuk usaha jualan.
Lalu, apa keistimewaan dari rendah olahannya itu? Menurut Ibu Rahmatilla, selain ia menggunakan resep leluhur dan sensani khas wangi yang dihasilkan, cita rasa yang sangat lezat senantiasa dinilai cocok bagi lidah masyarakat kota Bandung maupun Jakarta. Bukan tidak mungkin bila produk sebanyak 20 kg per hari atau rata-rata 400 kg per bulan mampu tergapai. Itu semua belum termasuk jumlah 1 ton untuk setiap bulan Ramadhan.
Aneka rendang tersedia dalam 7 varian rasa. Mulai dari kemasan berbahan daging sampai dengan rasa berbahan sayur mayur. Berikut kategori harga yang saya peroleh dari alamat website: http://rendangnenek.com/
Rendang Daging:
400 gr, pedas Rp. 125.000; 440gr, sedang Rp. 125.000; 400 gr, tidak pedas Rp. 125.000; 220 gr, pedas Rp. 70.000; 220 gr, sedang Rp. 70.000; 220gr, tidak pedas Rp. 70.000; 100 gr, pedas Rp. 35.000; 100 gr, sedang Rp. 35.000; 100 gr, tidak pedas Rp. 35.000.
Rendang Hati Sapi
100 gr, tidak pedas Rp. 35.000; 100 gr, sedang Rp. 35.000; 100 gr, pedas Rp. 35.000; 220 gr, tidak pedas Rp. 70.000; 220 gr, sedang Rp. 70.000; 220 gr, pedas RP. 70.000; 440 gr, tidak pedas Rp. 125.000; 440 gr, sedang Rp. 125.000; 440 gr, pedas Rp. 125.000.
Rendang Limpo.
100-gr, tidak-pedas Rp 35,000; 100-gr,
sedang Rp 35,000; 100-gr, pedas Rp 35,000; 220-gr,
tidak-pedas Rp 70,000; 220-gr, sedang Rp 70,000; 220-gr,
pedas Rp 70,000; 440-gr, tidak-peda sRp 125,000; 440-gr,
sedang Rp 125,000; 440-gr, pedas Rp 125,000.
Rendang Paru Sapi.
100-gr, tidak-pedas Rp 35,000; 100-gr,
sedang Rp 35,000; 100-gr, pedas Rp 35,000; 200-gr,
tidak-pedas Rp 70,000; 200-gr, sedang Rp 70,000; 200-gr,
pedas Rp 70,000; 400-gr, tidak-pedas Rp 125,000; 400-gr,
sedang Rp 125,000; 400-gr, pedas Rp 125,000.
Rendang Jamur.
100-gr, tidak-pedas Rp 30,000; 100-gr,
sedang Rp 30,000; 100-gr, pedas Rp 30,000; 250-gr,
tidak-pedas Rp 60,000; 250-gr, sedang Rp 60,000; 250-gr,
pedas Rp 60,000; 500-gr, tidak-pedas Rp 110,000; 500-gr,
sedang Rp 110,000; 500-gr, pedas Rp 110,000.
Rendang Jengkol.
100-gr, tidak-pedas Rp 30,000; 100-gr,
sedang Rp 30,000; 100-gr, pedas Rp 30,000; 250-gr,
tidak-pedas Rp 55,000; 250-gr, sedang Rp 55,000; 250-gr,
pedas Rp 55,000.
Rendang Ayam Suwir.
100-gr, tidak-pedas Rp 30,000; 100-gr,
sedang Rp 30,000; 100-gr, pedas Rp 30,000; 220-gr,
tidak-pedas Rp 55,000; 220-gr, sedang Rp 55,000; 220-gr,
pedas Rp 55,000.
Hasil dari Pengolahan yang Apik.
Untuk mendistribusikan rendang olahannya, saat ini mereka telah memiliki 20 agen penyalur. "Di Bandung sudah masuk supermarket, di Setiabudi Supermarket, kita juga sudah punya agen, ada sekitar 20 agen," ujarnya. Kini dalam sebulan, omset penjualannya mencapai Rp. 100 juta per bulan. Terlebih pada musim hari raya besar. Jumlah sekitar Rp 300 juta per bulan bukan tidak mungkin adalah suatu hasil yang pastinya digapai.
Dikatakan oleh Pak Ivan, usaha Rendang Nenek yang dilakoni mereka juga sebagai upaya memberdayakan masyarakat lulusan pendidikan rendah secara maksimal. Selain terdapat cukup banyak lulusan sekolah dasar, beberapa rekan kerja yang telah berusia 55 tahun pun dilibatkan dalam proses produksi rendangnya.
Website: http://rendangnenek.com/
Facebook: https://www.facebook.com/rendangnenekbdg/
Website: http://rendangnenek.com/
Facebook: https://www.facebook.com/rendangnenekbdg/
Sumber Penulisan:
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.