Sifat dagingnya berwarna merah. Salak merah ala Salacca Edulis ini merupakan tanaman tropis yang mulai tumbuh di padang sidempuan dan tapanuli selatan sejak 1930-an. Warna dagingnya yang merah, bukan karena perkawinan silang loh. Melainkan hasil buah murni dari tanahnya padang sidempuan dan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Salak ini dapat tumbuh baik di dataran rendah dengan tipe iklim basah dan memiliki tingkat keasaman tanah yang sedang. Panen Raya buah salak ini biasanya dilakukan pada akhir tahun. Namun hampir di setiap bulannya, salak ini mengalami panen kecil. Artinya, bisa diambil terus menerus.
Buah yang biasanya dipanen dapat kita lihat dari jumlah banyaknya duri. Kalau sudah jarang, berarti sudah siap untuk dipanen. Ada juga pertimbangan lain. Nampak dari luar ada bagian serabut yang menutupi buahnya dan bila serabut tersebut kuncup, berarti salak tersebut masih mentah. Sementara kalau siap panen, serabut itu mulai terbuka.
Salak Sidempuan ini memiliki banyak manfaat. Selain sebagai anti oksidan, salak ini juga dapat mencegah penuaan dini, kangker, menurunkan kolesterol, mengatasi penyakit pencernaan, diabetes, dan menghilangkan bau mulut.
Kebetulan Salak merah ini, cuman ada di Padang Sidempuan. Uniknya, tanaman salak merah tidak bisa ditanam di Kalimantan, Jawa, dan di luar negeri sekalipun. Di padang sidempuan saja, tanaman jenis ini cuma tumbuh di 6 kecamatan. Karena tekstur daging yang lunak, berair, dan berserat halus, salak ini cocok dibuat kecap. Seperti yang diolah pada Jl Sibolga km 11, Parselagan, Tapanuli Selatan.
Cara membuat Kecap dari Salak Merah.
Mari kita langsung ke tempat pengupasan. Sebelum pengupasan, kita buang dulu duri-duri yang ada di kulit salaknya. Caranya unik loh !! Buah-buahnya diayak dan lalu digoyang terus sampai durinya hilang dari kulit. Kalau durinya sudah pada hilang, salak siap untuk dikupas. Pisahkan salak putih dan salah merahnya pemirsa.
Dari seluruh salak yang dihasilkan oleh propinsi ini, bisa mencapai 400 ribu ton per tahun. Sementara di propinsi lain, hanya berkisar seratusan ribu ton per tahun. Oleh sebab itu, Padang Sidempuan dan Tapanuli Selatan dinyatakan sebagai penghasil salak merah terbesar di Indonesia.
Setelah dikelupas dan dicuci hingga bersih, kita pisahkan biji dan daging buah salaknya. Kemudian kita pukul kencang-kencang salaknya, karena sifat daging buahnya, menempel pada biji. Selanjutnya, rebus semua salak yang akan diolah selama lebih dari 1 jam. Iriskan salak hingga kadar airnya berkurang dan benar-benar kering agar hasilnya maksimal. Kalau masih berair, nanti kecapnya enggak kental. Habis ini, kita haluskan daging buah salaknya. Sampai halus banget.
Kupas salak . . . . sudah, pisahkan salak dari bijinya. . . . . . ngegiling juga sudah, tinggal di masak nih kawan-kawan. Sebelum di tumis, terlebih dahulu cabai sudah di tumbuk, kemudian dimasak hingga matang, dan mengering selama 15 menit. Semua bahan-bahan untuk kecap ini harus matang. Kalau kita pakai bahan yang matang semua, kecap-kecap tersebut enggak cepat basi dan enggak ada jamurnya.
Kalau sudah siap, kita campur dengan garam. Gula merah yang sudah dicairkan dan pastinya, salak merah yang sudah halus. Masukkan semua bahan satu per satu kedalam wajan berkapasitas 50 kilogram. Setelah itu, langsung deh diaduk sampai matang selama kurang lebih 1,5 jam. Adonan ini harus diaduk terus-terusan. Jangan sampai kita berhenti, kalau berhenti nanti adonan ini bisa menggumpal.
Usaha miliki Ibu Sry Lestari Mendrofa ini mampu menghasilkan kurang lebih 93 botol dalam sehari. Harganya pun relatif murah, cuma Rp. 10 ribu. Kecap salak merah khas Padang Sidempuan dan Tapanuli Selatan. . . . . . Wuw, unik loh.
Facebook: https://www.facebook.com/udsalacca.udsalacca
Facebook: https://www.facebook.com/ahubma
Facebook: https://www.facebook.com/profile.php?id=100004213306092
Alamat: Jalan sibolga km 11 aek nabara parsalakan, Parsalakan, Angkola Bar., Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara 22733, Indonesia.
Sumber Penulisan:
http://media.iyaa.com/article/2016/10/Merajut-Asa-Eps-Beragam-Olahan-Dari-Buah-Salak-3515392.html
https://coratcoretsofie.blogspot.co.id/2013/11/salak-merah-sebagai-bahan-baku.html
http://antarasumut.com//berita/156748/bisnis-oleh-oleh-khas-olahan-buah-salak-di-sidimpuan
http://galeri7msad.blogspot.co.id/2016/05/salak-merah-padang-sidempuan-tapanuli.html
https://thebigstart.blibli.com/_brand/dkjs/salacca--pengolahan-makanan-dan-minuman-dari-buah-salak
http://petalokasi.org/Kabupaten-Tapanuli-Selatan/UD-SALACCA-602697/
http://detik.com/food/read/2015/10/01/134256/3033032/901/inilah-peraih-penghargaan-halal-award-2015
http://kissfmmedan.com/news.php?item.10864
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.