Bersama isterinya, Hardi sudah belasan tahun melakoni kerajinan handicraft. Pasangan suami istri ini memanfaatkan pasir putih dan kerang laut yang mudah didapat di desanya. Pembuatan kerajinan ini tidaklah sulit, hanya saja butuh ketelatenan saat membuat.
Awalnya triplek dipotong sesuai ukuran pigura dan jam dinding, ataupun hiasan dinding lainnya. Setelah triplek diberi lem kayu atau lem putih, selanjutnya pasir putih yang sudah diwarnai dengan pewarna, ditempelkan pada triplek. Jika pasir sudah menempel, didiamkan selama 10 hingga 15 menit.
Jika pasir sudah melekat dan mengering, proses selanjutnya menempelkan macam-macam kerang pada pasir yang sudah kering itu sebagai pemanis hiasan. Pada saat menempelkan kerang inilah, dibutuhkan ketelitian, karena kerang juga menggunakan lem putih. Jika tidak berhati-hati, kerang yang ditempelkan tidak bisa menempel dengan benar alias tidak teratur.
Bahannya terbuat dari triplek, terus dasarnya pasir putih. Jika order atau pesanan mulai meningkat, sejumlah ibu rumah tangga dikaryakan untuk menempel kerang laut pada pigura atau jam dinding. Seharian bisa membuat 10 biji.
Harga kerajinan pigura dan jam dinding, serta hiasan dinding berbahan pasir putih ini, bervariasi, mulai dari harga Rp. 10.000 hingga Rp. 150.000. Meskipun pengiriman hasil belum sampai ke manca Negara, pengrajin ini telah memiliki omzet belasan juta rupiah setiap bulannya. Sampai saat ini Hardi telah mengirim hasil karya kerajinannya ke Pulau Dewata, Bali, Yogya, Surabaya, serta Jakarta.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.