Thursday, December 1, 2016

Komitmen Ibu Nonita Respati, 38, untuk Bangsa Melalui Ladang Batik

Pernah gagal saat Banjir besar menyelimuti Kota Solo. Lantas, berkat kesabaran dan ketelitian dari sang penggrajin, Ibu Nonita Respati, 38, berani memantapkan jati diri dari Purana Batik untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen yang terbaik bagi kain Nusantara.

Sekelumit tampak sisi harmoni antara ornamen pembawaan dengan ciri khas yang teruntai. Berasal dari kata amba dan nitik, penyebutan nama batik selalu hadir pada tiap proses pembuatan motif, pewarnaan, hingga perintangan. Tidak terlupa, sisi ketelitan dan kesabaran dari sang pengrajin adalah penentunya.

Memang benar adanya bila dijelaskan seperti itu, karena tiap helai batik selalu mencantumkan nilai-nilai falsafah yang telah tertulis. Sekejap muncul lah beberapa ide saat tangan gemulai menggoreskan canting dan mengisi lembaran kain putih dengan motif-motif yang bersifat bijak, deskriptif, dan persuasif. . . . .Yah, itulah cara membatik. Sulit yah ????

Dalam hal ini, Ibu Nonita Respati, 38, telah melihatnya dari dekat sejak ia menginjak usia masih kecil. Jadi, ketika ia beranjak dewasa, ia sudah tidak lagi merasa bingung atau tidak memandang pengolahan batik sebagai fenomena yang asing. Persahabatannya dengan berbagai komunitas di kota Solo pun seakan terus mengajak dia untuk lebih serius guna memfokuskan masa depan karirnya sebagai salah satu produsen batik terbaik.

Berasal dari Keluarga PemBatik.

Hujan besar pernah mengguyur kota Sola pada era tahun 70-an, begitupun  juga pabrik yang dimiliki oleh keluarganya. Ketika banjir besar, semua peralatan rusak dan hilang, bengkelnya juga harus dibangun lagi dari awal. Keputusan saat itu, Eyang putri dari Ibu Nonita memutuskan untuk mengganti usahanya ke bidang yang tidak terpengaruh oleh banjir.

Nah, jadinya terlupakan sementara usaha kerajinan membatik, karena usaha SPBU yang sudah berjalan. Hanya saja ketika Mbak Nonita beranjak dewasa, ragam peralatan yang sifatnya berukuran besar terlihat masih utuh, beserta cap-cap batik berbahan kayu. Lantas pada setiap harinya, orang tua dan eyang putri nya masih tetap mengisi waktu mereka untuk merawat koleksi-koleksi batik yang tersimpan.

Kebetulan juga rumahnya sering menerima tamu dari berbagai pelosok Negara. Turis-turis Jepang, Eropa, dan Amerika biasanya datang kesana untuk belajar gamelan. Tersedia pula sanggar bagi ibu-ibu yang berniat melatih, melestarikan, dan mengembangkan kemampuannya dalam bidang seni karawitan. Jadi kalau bicara tentang khasanah budaya Jawa, Ibu Nonita Respati memang sudah terlahir untuk itu, termasuk kemampuannya membuat batik.

Purana Batik.

Tidak lama berselang, Ibu Nonita mulai merintis usaha batik bermerek, Purana Batik (http://puranaindonesia.com). Sejak awal perjalanan, purana sering mendapatkan bantuan dari para sahabat dan kerabat ibunya. Kiat bisnis yang diusung pun memiliki keunikan, mengingat telah begitu banyak jumlah akan produsen batik, jelasnya, “Saya tidak ingin menjual batik yang sudah ada di pasaran.”

Mulai dari situ, ia memantapkan jati diri Purana untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen terbaik bagi kain Nusantara. Walau menggunakan teknik pembuatan ala Nusantara yang sudah di bangun selama ratusan tahun lalu, tapi “Kami harus punya cirri khas sendiri, bagaimana caranya? Ya, kami mengembangkan sendiri, baik dari segi teknik, motif, dan warna.”

Nonita merancang sendiri dan banyak dari desainnya menggunakan bentuk-bentuk geometris bersama himpunan warna-warna cerah. Khasanah tersebut lah yang membedakan rancangan dirinya dengan orang lain. Selain itu, label Purana begitu konsisten mempergunakan aksen tradisional yang kental, serta selalu memperkenalkan motif-motif heritage Indonesia ke berbagai segmen pasar yang lebih young, modern, dan fresh.

Konsep Tie Dye nya membuat Pengguna merasa Nyaman.

Banyak label yang menonjolkan sentuhan tradisional dalam produknya untuk memikat para fashionista. Terhitung lebih dari 8 tahun eksistensinya, label Purana dikenal atas motif dan palet warnanya yang berani, serta kombinasi berbagai material khas Asia. Selain itu, label Purana yang diusung juga selalu mengedepankan unsur biodegradable dan ramah lingkungan.

Tie Dye memang sempat menjadi virus di kalangan masyarakat. Tapi, kami ingin mengemasnya menjadi sesuatu yang jauh lebih modern dan menarik agar tidak membuat konsumen merasa jenuh.” Ditemui di Jakarta oleh Harian Liputan 6 (28/08/2014), Purana Batik memang berbeda dari yang lainnya. Salah satunya adalah konsep Tie Dye nya. Sementara untuk potongan, Purana selalu menghasilkan busana yang dapat membuat penggunanya merasa nyaman.

Ternyata, Ibu Nonita menggunakan bahan tencel. Diakuinya, tencel sangat nyaman digunakan sepanjang hari. Urainya, “Bahan ini sangat nyaman karena 100 persen terbuat dari katun. Dulunya, bahan ini biasa digunakan untuk pembuatan bad cover akhirnya kami mencoba lakukan eksperimen ini dan ternyata cukup diminati oleh konsumen. Memang rasanya lebih nyaman daripada katun biasa.”

Pelanggannya pun merambah hingga ke kalangan selebritas, seperti Ibu maudy Koesnaedi, Ibu Wanda Hamidah, dan Ibu Moza Pramita. Adapun konsep kinerja dari bidang pemasaran Purana Batik cukup sederhana, “Strategi khusus kami adalah tetap pertahankan DNA dari label Purana itu sendiri. Formula kami adalah membuat pakaian yang sesuai dengan keinginan konsumen, dengan free-sizing, dan bisa di- styling bermacam-macam alias multistyle,” jelasnya kepada Harian Tempo (31/05/2016), “Jadi, kuncinya adalah selalu melahirkan sesuatu yang baru.”

= = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Nonita Respati muda merupakan sosok wanita yang sangat aktif dan periang. Sempat bekerja sebagai seorang penyiar radio di U FM, Jakarta, dan pernah berkarir dalam bidang editorial untuk Majalah Mode, Majalah Dewi, dan Majalah Esquire, Indonesia.

Bicara tentang pola kerja tradisional ? Ibu Nonita cukup sering meng-update kegiatannya melalui gadget. Ia juga senantiasa membawa perlengkapan tersebut kemana-mana. Meski begitu, sebagai perancang busana yang handal, ia masih melakukan proses gambar secara manual dengan pensil dan kertas.   

Facebook: https://www.facebook.com/purana.batik
Website: http://puranaindonesia.com/






Pernah gagal saat Banjir besar menyelimuti Kota Solo. Lantas, berkat kesabaran dan ketelitian dari sang penggrajin, Ibu Nonita Respati, 38, berani memantapkan jati diri dari Purana Batik untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen yang terbaik bagi kain Nusantara.Pernah gagal saat Banjir besar menyelimuti Kota Solo. Lantas, berkat kesabaran dan ketelitian dari sang penggrajin, Ibu Nonita Respati, 38, berani memantapkan jati diri dari Purana Batik untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen yang terbaik bagi kain Nusantara.Pernah gagal saat Banjir besar menyelimuti Kota Solo. Lantas, berkat kesabaran dan ketelitian dari sang penggrajin, Ibu Nonita Respati, 38, berani memantapkan jati diri dari Purana Batik untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen yang terbaik bagi kain Nusantara.

Pernah gagal saat Banjir besar menyelimuti Kota Solo. Lantas, berkat kesabaran dan ketelitian dari sang penggrajin, Ibu Nonita Respati, 38, berani memantapkan jati diri dari Purana Batik untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen yang terbaik bagi kain Nusantara.Pernah gagal saat Banjir besar menyelimuti Kota Solo. Lantas, berkat kesabaran dan ketelitian dari sang penggrajin, Ibu Nonita Respati, 38, berani memantapkan jati diri dari Purana Batik untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen yang terbaik bagi kain Nusantara.Pernah gagal saat Banjir besar menyelimuti Kota Solo. Lantas, berkat kesabaran dan ketelitian dari sang penggrajin, Ibu Nonita Respati, 38, berani memantapkan jati diri dari Purana Batik untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen yang terbaik bagi kain Nusantara.

Pernah gagal saat Banjir besar menyelimuti Kota Solo. Lantas, berkat kesabaran dan ketelitian dari sang penggrajin, Ibu Nonita Respati, 38, berani memantapkan jati diri dari Purana Batik untuk menjadi sebuah brand yang tiada duanya. Apapun jenis dan tekniknya, Purana selalu memiliki komitmen yang terbaik bagi kain Nusantara.












Sumber Penulisan:
http://www.thejakartapost.com/news/2014/03/01/my-gadget-nonita-respati-capturing-great-and-inspiring-things.html
http://cantik.tempo.co/read/news/2016/05/31/339775549/strategi-nonita-respati-mengembangkan-fashion-ready-to-wearhttp://melela.org/nonita-sudah-terbiasa-sedari-kecil/
http://mommiesdaily.com/2015/06/15/motherhood-monday-nonita-respati-desainer-dan-pengusaha-yang-tidak-pelit-ilmu-ingin-semua-orang-maju/2/
http://lifestyle.liputan6.com/read/2097175/nonita-respati-hadirkan-nuansa-tie-dye-pada-batik
http://www.vemale.com/fashion/berita/71834-nonita-respati-mempercantik-batik-dengan-teknik-tei-dye-atau-jumputan.html
 http://www.pesona.co.id/read/memelihara-batik-ala-nonita-respati
http://www.wanitaindonesia.co.id/index.php?view=viewarticle&id=16090167
http://lifestyle.bisnis.com/read/20131004/104/167068/perancang-nonita-respati-eksplorasi-batik-kudus
http://www.thejakartapost.com/news/2015/08/24/bookworm-nonita-respati-entertained-visually-attractive-books.html
http://www.nbcnews.com/news/asian-america/nonita-respati-bringing-traditional-indonesian-fabrics-modern-era-n595756


No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube