Monday, November 28, 2016

Omzetnya Rp. 4 Miliar per bulan dan Sandal Lucu adalah milik seorang Pegawai Negeri

Soal nilai jual, Sancu Creative hanya membanderol harganya sebesar Rp. 25 ribu hingga Rp. 35.000. Modal awalnya pun tidaklah banyak, kira-kira Rp. 150 Juta. Namun berkat pengalaman selama 8 tahun di dunia penjualan sandal, perihal tersebut berhasil membawa produksinya ke luar negeri, seperti: Singapura, Brunei, Malaysia, Al-Jazair, Libia, dan India. Pastinya mereka telah memesan 1 kontainer yang isinya 25 ribu pasang.

Nyaman dan sederhana, serta enak untuk dikenakan. Sandal jepit berusaha untuk terus menyemangati kita saat nilai-nilai tradisi di Nusantara menyentuh era modernisasi. Alasnya berupa bahan berlapiskan karet, selayaknya sebuah bentuk daun. Sedangkan, bagian atas, depan dan belakang diuntai oleh segaris tali berbentuk huruf “V” yang berfungsi sebagai penjepit untuk bagian jari dan pergelangan kaki.

Konon dulunya alas kaki jenis ini berlapiskan bahan yang keras, seperti kayu dan jenis-jenis logam. Lantas pada era Revolusi Industri Inggris, banyak para buruh tidak mengenakan alas kaki ke pabrik, setelah mengolah tanamannya di ladang. Tentu para petugas pembersih sering mengeluh, karena banyak kotoran yang terbawa ke ruangan. Maka kemudian para buruh diwajibkan untuk memakai sandal guna menghindar aktivitas yang menimbulkan keluhan.

Hingga di kemudian hari, sandal jepit bisa dibilang merupakan salah satu koleksi terbaik bagi dunia fashion yang paling nyaman dan praktis. Memang benar bila dibandingkan dengan sepatu berjenis high heels, memang sandal jepit lebih nyaman untuk dikenakan. Kenyataan yang sangat menguntungkan kiranya dan Pak Firmansyah selekasnya menangkap secara nyata keuntungan yang ada melalui ragam sandal yang ditawarkan oleh Sancu Creative (https://www.facebook.com/SANCU1). Bisa dipastikan, anda akan selalu tersenyum setelah mengenakannya.

Sandal jepit Lucu produksi http://www.sandal-sancu.com benar-benar menarik, keren, penuh warna, santai, tapi cute. Mereka merupakan intisari dari segala sesuatu yang dianggap orang sering mengundang tawa. Alas kaki ini pastinya diinspirasikan oleh semua tokoh-tokoh kartun yang pernah anda tonton pada siaran televisi maupun bioskop, yakni Donal Duck, Saun the seep, Spiderman, Hello Kitty, Sinchan, Spongebob, Doraemon, serial Unyil, dan sebagainya.

Pak Firmansyah memang seorang yang humoris dan ramah tampaknya. Inovasi nya timbul saat ia sedang mengadakan perjalanan menggunakan kereta Sembrani dari Surabaya ke Jakarta pada September 2009. Di tengah perjalanan, ia ditawari oleh seorang ibu yang sedang menjajakan dagangan sandalnya berbentuk lumba-lumba, stroberi, dan kura-kura. Sesampainya di Jakarta, segeralah pengalamannya selama 8 tahun di dunia penjualan sandal mengajaknya untuk memperkaya jumlah produksi melalui berbagai jenis sandal dengan aneka karakter lucu beserta ragam warna.

Setelah menghasilkan kuantitas yang diharapkan, ia kemudian memberanikan diri untuk mengajukan penawaran kerja sama dengan berbagai pengrajin di Sidoarjo, Jawa Timur. Perlahan tapi pasti, karya dari Sancu Crative mulai menyebar dari mulut ke mulut setelah kerjasama pertama dari ke 2 belah pihak berhasil memproduksi 1.800 pasang sandal. Hanya dalam waktu singkat, pesanan demi pesanan terus mengalir dari berbagai pelanggan baru. Usahanya kemudian terus berkembang dan pesanan berikut naik 2 kali lipat menjadi 3.000 pasang.

Harga dasar yang kompetitif dan terjangkau, serta didukung oleh berbagai fasilitas maupun bonus, membuat penjualan produk Sancu Crative terus berkembang pesat. Lantas urai pria lulusan Universitas Mercu Buana untuk jurusan Teknik Industri kepada Harian Liputan 6 (21/10/2013), “Bisnis kami berantai, jadi dari kami (di pusat) mendistribusikan sandal ke agen. Dari agen ke reseller, dan bahkan dari reseller ke reseller lagi baru sampai ke tangan pembeli. Sekarang sudah ada 127 agen di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah reseller telah mencapai ribuan orang.”

Kira-kira modal awalnya berkisar Rp. 15 juta dan saat ini, omzet penjualan sandal sancu Pak Firmansyah adalah Rp. 4 Miliar / bulan. Tak disangka serta tak dinyana, gemilangnya animo permintaan pasar akan produknya benar-benar di luar perkiraan, padahal harga jualnya hanya Rp. 25 ribu hingga Rp. 35.000. Dia pun terus meningkatkan jumlah produksi hingga 300.000 pasang sandal untuk perbulannya bersama 500 pengrajin, serta 70 orang pegawai. “Kita juga ekspor ke Malaysia. Pasar lokal hampir seluruh Indonesia sampai Papua, paling gede Jabar dan Jabodetabek. Kita setiap 3 bulanan keluarkan ide baru,” urai PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang bekerja pada Kementerian Perdagangan di Jakarta Timur kepada Harian Detik (23/10/2016), “Target tahun ini bisa ke Brunei sampai Malaysia, Al-Jazair, Libia, kemungkinan India, mereka ada permintaan satu kontener isinya 25 ribu pasang.”

Website: http://www.sandal-sancu.com/
Facebook: https://www.facebook.com/SANCU1/
Pinterest: https://www.pinterest.com/sandalsancu0096/




Soal nilai jual, Sancu Creative hanya membanderol harganya sebesar Rp. 25 ribu hingga Rp. 35.000. Modal awalnya pun tidaklah banyak, kira-kira Rp. 150 Juta. Namun berkat pengalaman selama 8 tahun di dunia penjualan sandal, perihal tersebut berhasil membawa produksinya ke luar negeri, seperti: Singapura, Brunei, Malaysia, Al-Jazair, Libia, dan India. Pastinya mereka telah memesan 1 kontainer yang isinya 25 ribu pasang.Soal nilai jual, Sancu Creative hanya membanderol harganya sebesar Rp. 25 ribu hingga Rp. 35.000. Modal awalnya pun tidaklah banyak, kira-kira Rp. 150 Juta. Namun berkat pengalaman selama 8 tahun di dunia penjualan sandal, perihal tersebut berhasil membawa produksinya ke luar negeri, seperti: Singapura, Brunei, Malaysia, Al-Jazair, Libia, dan India. Pastinya mereka telah memesan 1 kontainer yang isinya 25 ribu pasang.Soal nilai jual, Sancu Creative hanya membanderol harganya sebesar Rp. 25 ribu hingga Rp. 35.000. Modal awalnya pun tidaklah banyak, kira-kira Rp. 150 Juta. Namun berkat pengalaman selama 8 tahun di dunia penjualan sandal, perihal tersebut berhasil membawa produksinya ke luar negeri, seperti: Singapura, Brunei, Malaysia, Al-Jazair, Libia, dan India. Pastinya mereka telah memesan 1 kontainer yang isinya 25 ribu pasang.











Sumber Penulisan:
http://bahasa.aquila-style.com/mode-kecantikan/cara-mengubah-sandal-jepit-menjadi-sandal-gaya/38269/
http://bisnis.liputan6.com/read/725079/kisah-pns-yang-raup-miliaran-rupiah-dari-bisnis-sandal-lucu
http://www.widaya.com/ib/peluang-usaha-sancu-creative-indonesia-adalah-spesialis-produsen-sandal-karakter-merk-dagang-sancu%C2%9D-sandal-lucu-sandal-kreatif-expressive-lucu
http://finance.detik.com/peluang-usaha/d-2392870/sancu-sandal-kartun-lucu-penarik-uang-rp-4-miliarbulan
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/merajut-untung-dari-usaha-pembuatan-sandal-karakter
http://wirausahakan.blogspot.co.id/2016/06/kisah-sukses-pengusaha-sandal-karakter.html
http://bisnisukm.com/peluang-usaha-sandal-lucu-sancu.html
http://bisnisukm.com/seminar-bisnis-sukses-usaha-kecil-bukan-ilusi.html
http://www.kerjausaha.com/2013/10/kisah-kisah-sukses-pns-yang-berbisnis.html
https://majalah.tempo.co/konten/2014/04/21/JTM/145189/Miliarder-Bermodal-Sancu/08/43


1 comment:

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube