Ruang lingkup pembicaraan kami tanpa ada lagi sekat. Hunian desa nan sejuk menjadikan ungkapan-ungkapan kalimat yang bersahabat terjalin sangat menyenangkan. Siang itu, diutarakan oleh kedua seniman ukir buah. Nilai-nilai eksklusif akan secara mudah terbentuk jika kita mampu mendayagunakan fungsi akan ketepatan dan ketekunan pada tiap jenjang pengolahan.
2 buah wortel, dibuat sesuai dengan pesanan yang datang. Menampilkan dan menyampaikan hasil kegiatan saat itu, berupa karya seni berkarakter burung dan ikan hias. Proses kerjanya hanya sebentar, kira-kira 2 jam lah karena disambi santai (Biasanya 1 jam). Sewaktu pengerjaan, terlihat mereka sudah begitu mahir menggunakan pilihan pisau sebanyak 28 jenis. Tersusun rapi pada beberapa tas yang sederhana.
Undangan yang disampaikan melalui WA oleh Pak C. Arga Saputra menjadikan diriku seakan seorang ilustrator handal. Padahal hari itu, selasa (26/12/2017), saya baru pertama kali melihat langsung proses pembuatan fruit carving. Ya, Arga dan Pak Choco Zake sudah rutin mengisi waktunya untuk bekerja sebagai guru seni mengukir buah pada banyak sekolah di Yogyakarta, sekaligus mereka memiliki keseharian kerja yang super sibuk di Hotel Horison Ultima Malioboro dan Waroeng Oseng Pak No.
Perangkat knife yang dibutuhkan sangat unik dengan persamaan bentuk pada gagangnya. Beberapa jenis lainnya acapkali digunakan sebagai pelengkap saja. Kalau kata chef Subhan saat mengisi pembicaraan kami di What's Up (09/01/2018), "Itu lebih kepada koleksi semata yg pada kenyatannya, andalan utama hanya pisau kecil tuk eksekusi 70% hasil ukiran itu."
Dalam proses pengerjaan, kegiatan mengamplas untuk aktivitas menghaluskan, sama sekali tidak ada. Semua proses itu dilakukan dengan sangat ramah, yakni menggunakan semprotan dan metode mencelupkan benda ke air, ketika pekerja seni dituntut untuk memperindah tampilan karyanya.
Yang dinamakan Korek api dan benda-benda kecilnya juga tidak luput dari pantauan seniman fruit carving. Ke 2 item ini cenderung memiliki kegunaan bagi sambungan untuk tiap komponen karya yang telah terbentuk.
28 jenis knife untuk Fruit Carving, lengkap dengan peralatan lainnya.
Saat itu, pelatihan dilakukan di rumah Mr Choco Zake atau Pak Sukoco yang terletak di Ngabean Wetan, Sinduharjo, ngaglik, Sleman. Terlihat pada foto, sang pemilik rumah sedang sibuk menggunakan pisau favoritnya untuk membantu proses pengerjaan.
Wujud burung ini terbentuk dari gabungan 4 potongan yang berasal dari 2 wortel, yaitu: 2 untuk sayap, 1 untuk ekor, serta 1 potong: kepala dan badan burung. Sisanya dibentuk menjadi karakter ikan dan ornamen tambahan lainnya.
Pak Cahya Arga Saputra pernah meraih prestasi bergengsi sebagai juara 1 dalam Turnamen Ion Internasional Colage 2017 yang berlangsung di Yogyakarta. Juara ke 2 nya adalah Pak Sri Mulyono.
Itu pisau yg kecil2 beli dimana ya?
ReplyDelete