Monday, October 24, 2016

Bonggol Jagung bermanfaat sebagai sumber Kerajinan bagi Masyarakat BUMI (Buku Manusia)

Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.
Bonggol Jagung bermanfaat sebagai sumber Kerajinan bagi Masyarakat
BUMI (Buku Manusia)
Survei telah membuktikan bahwa tidak ada jalan pintas menuju keberhasilan. Kemampuan untuk menyadari dan mengatasi segala aral rintang yang akan dihadapi seringkali harus datang bersama kemauan keras untuk belajar. Tentu, sikap optimis wajib untuk selalu hadir disana.

Khasanah perilaku penjelasan yang tampaknya memiliki kemiripan bait dengan kisah perjalanan usaha dari Pak Edie Juandie, 58. Mantan lulusan Itenas yang tidak memiliki pekerjaan setelah berhenti dari perusahaan pipa terkemuka. Jiwa kreatif selekasnya mendorong keputusan dia untuk lebih mandiri, daripada sekedar menggunakan pengalamannya untuk asik mengerjakan laporan di kantor.

Rutinitas pada keesokan hari setelah keluar dari pekerjaan, diisi oleh berbagai aktivitas untuk ragam jenis wirausaha. Tapi selalu gagal. Akhirnya keputusan nya berlabuh pada kegiatan mengutak-atik sampah dari pohon jagung. Tuturnya kepada Harian Kompas (30/09/2014), “Waktu itu kalau nggak salah tahun 2008, ada teman ngasih vas bunga. Saya kaget, ternyata vas bunga itu terbuat dari bonggol jagung.”

Awal yang Tidak Mudah.

Namun ketertarikan terhadap jenis wirausaha baru harus menuntun dia menemui serangkai hambatan. Masalahnya? Dia sama sekali belum tahu tentang bagaimana membentuk bonggol jagung yang sifatnya rapuh menjadi kuat. Belum lagi proses pengerjaannya memerlukan waktu yang tidak sebentar dan pembuatan kreasi jenis bahan ini terbilang cukup rumit.

Selama hampir 2 tahun, ia terus mencari jawaban dari pertanyaan di atas. Tidak punya guru pengarah ataupun teman untuk berdiskusi, ia tetap stabil memiliki semangat untuk menelusurinya secara otodidak. Menurut pria yang lahir pada tahun 1958, awalnya sangat sulit. Karena kerajinan yang berbahan limbah organik cenderung berisi mikro organisme atau unsur hara, dimana zat tersebut akan memudahkan pertumbuhan pesat akan jamur di sekitar komoditi.

Atas dasar kendala tersebut, dia mencoba menggunakan zat formalin, sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti setelah sadar bahwa cairan tersebut sangat berbahaya bagi dirinya sebagai manusia pengrajin. Tidak habis akal, ia kemudian mengajukan pertanyaan kepada berbagai kolega di IPB (Institut Pertanian Bogor) tentang ilmu kimia. Lantas diperoleh lah campuran rumus larutan yang sekiranya lebih aman bagi tenaga pekerja. Entah mengapa? Ia kembali merasa tidak puas dengan ramuan zat kimia terbaru, setelah pernah berusaha untuk mengolahnya.

Jawaban baru kemudian muncul saat ia menemukan solusi dari tata cara pengawetan yang berasal dari budaya Suku Dayak di Kalimantan. Sejumlah kebiasaan kuno masyarakat Dayak menghadirkan pilihan bahan untuk dapat dijadikan pengawet alami yang berkhasiat dan tidak memiliki efek samping. Sepintas sumber bahan enggak sulit untuk didapat, yakni: pasak bumi, beras ketan putih, beras putih, pinang, garam, kulit udang kering, cuka, dsb.

Cara dan Proses pembuatan Bonggol Jagung untuk bahan Kerajinan.

Peluang yang sangat menarik untuk dikembangkan. Bahkan kapasitas produknya pasti mampu menghasilkan benda kerajinan dengan nilai jual yang sangat tinggi. Padahal kenyataannya membuktikan bila bonggol jagung hanya terbatas digunakan sebagai pakan ternak dan seringkali menjadi salah satu limbah pertanian yang sampai saat ini belum maksimal digunakan.

Berikut proses dan cara pembuatan kerajinan dari bonggol jagung:

  1. Pilih bonggol jagung yang berkualitas.
  2. Bersihkan bonggol dengan cara memotong jagung hingga berbentuk persegi panjang.
  3. Bonggol kemudian dijemur sampai kering selama ½ hari atau 12 jam atau selama 3-4 hari.
  4. Setelah kering, bonggol diawetkan dengan menggunakan bahan alami, yakni 1,5 kg kulit udang kering agar tahan lama dan tidak mudah tumbuh jamur.
  5. Kulit udang kering kemudian dicampur dengan cuka secukupnya kemudian diaduk hingga berbentuk jelli.
  6. Setelah terbentuk jelli anda bisa langsung menuangkan pada baskom yang berisi air.
  7. Baskom tersebut dicampur dengan air+kulit kerang+cuka untuk digunakan merendam bonggol jagung yang sudah kering. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 jam.
  8. Selesai direndam, bonggol jagung di jemur kembali hingga benar-benar kering.
  9. Setelah kering, bonggol jagung siap untuk di amplas agar kulit permukaannya menjadi halus.
  10. Lantas, bonggol dipotong-potong kembali untuk menghasilkan ukuran yang lebih kecil.
  11. Potongan bisa berbentuk lurus atau miring. Pokoknya sesuai kebutuhan yang ada.
  12. Haluskan bagian bonggol jagung yang masih kasar dengan pisau sebelum bonggol mulai di tempelkan.
  13. Beri serbuk amplas bonggol sebelum anda memberi lem.
  14. Lem secukupnya dan pastikan setiap bonggol menempel pada lem.
  15. Apabila bonggol dirasakan sudah jadi, anda bisa menyemprotkan pernis agar bonggol jagung terlihat halus dan baik.
  16. Jangan lupa, lubangi bagian tengahnya yang nantinya dapat digunakan sebagai tempat benang ataupun kawat untuk kemudian disusun, disatukan, dan digabung menjadi bentuk sebuah benda yang diinginkan.

Hasil Kerja Keras untuk Masyarakat Benua di Planet Bumi (Buku Manusia).

Kreativitas yang pantang menyerah dari ayah 4 anak, akhirnya membuahkan hasil. Solusi utama dalam menghadapi permasalahan saat itu lebih cenderung melihat dari sisi kharakteristik jagung. Menurutnya, jagung di Indonesia terbagi menjadi 2 kategori, pioneer (jagung hybrid) dan sweet corn (jagung manis).

Setelah diteliti, “Saya cari jagung yang dipanen dalam keadaan basah. Artinya dikeringkan dengan dijemur dibawah sinar matahari atau diasap. Karena mikro organisme yg ada didalam bonggol jagung itu belum dalam keadaan hidup. Kemudian, saya lakukan treatment. Dicampur dengan bahan campuran yang saya racik sendiri agar bisa kuat dan tahan lama,” jelasnya.

Lantas pada bulan-bulan berikutnya, perkembangan penemuan kinerja usaha dari Pak Edie Juandie, 58, menghasilkan prestasi yang tak terkira. Buktinya pasar dari 3 benua seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda, selalu siap menerima produk ekspor olahannya. Kira-kira 40 s/d 50 karung yang berisi bonggol jagung dibutuhkannya untuk tempo waktu 1 bulan saat aktivitas proses pembuatan dilakukan oleh para tenaga kerjanya di Jl. Pembangunan 2 No. 42, Kedung Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Itu pun sumber daya jagungnya berasal dari pasar terdekat, kemudian dikembangkan menjadi benda kerajinan dengan nilai jual tinggi, seperti: anyaman tas, tas laptop, cooler laptop, kap lampu, tempat tisu, sketel dan tatakan gelas. Harga termurah Rp. 50 ribu, 350 ribu, hingga termahal mencapai jumlah harga sebesar Rp. 1 juta sampai Rp. 3 juta. Pernah suatu saat, ia memperoleh pesanan tempat tisu dari Negara Malaysia sebanyak 10 ribu. Uniknya lagi! Selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan. Adapun pernah ia temukan dari sebuah catatan di internet yang mana disitu tertulis orang Amerika pada tahun 1920-an pernah memanfaatkan jagung menjadi tissue (serbet kertas) untuk kamar kecil.


Facebook: https://www.facebook.com/ediebonggoljagung.craft
Blogspot: http://ilovebonggoljagung.blogspot.co.id/




Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.

Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.

Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.Rangkaian uji coba telah dilakukan selama 2 tahun dan Pak Edie Juandie, 58, akhirnya berhasil menemukan cara terbaik dalam mengolah sampah bonggol jagung. Udah gitu! Sumbernya berasal dari pasar terdekat. Wow. . .  .???? Bahkan saat ini, pasar ekspornya telah sampai ke 3 benua, seperti: Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Belanda. Dan uniknya lagi, selama menjalankan usaha kerajinan berbahan bonggol jagung, Pak Edie tidak pernah menemukan adanya Negara lain yang mengkaryakan bongol jagung untuk menjadi ragam kerajinan.













Sumber Penulisan:
https://www.merdeka.com/foto/peristiwa/706894/20160515114238-intip-pembuatan-kreasi-unik-dari-bonggol-jagung-di-bogor-001-nfi.html
https://www.maxmanroe.com/eddie-juandie-menyulap-bonggol-jagung-menjadi-pundi-pundi-uang.html
http://inginbisa.com/tips/membuat-aneka-kreasi-dari-limbah-bonggol-jagung.htm
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/09/30/063100926/Edie.Meraup.Rupiah.dengan.Mengolah.Bonggol.Jagung
http://www.ayopreneur.com/manufaktur/eddy-raup-jutaan-rupiah-dari-kerajinan-busur-panah
http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/14/01/02/mys1i2-mengenalkan-kerajinan-bonggol-jagung-ke-mancanegara
http://jadiberita.com/43664/story-meraup-jutaan-rupiah-dari-limbah-jagung.html
http://bandung.merdeka.com/gaya-hidup/bonggol-jagung-si-limbah-yang-bernilai-ekonomis-dan-historis-160114f.html
http://news.liputan6.com/read/326536/bonggol-jagung-produk-kreatif-berbuah-manis
http://kampungwirausaha.com/wirausaha-modal-kecil-kerajinan-dari-bonggol-jagung/
http://www.pengusaha.us/2015/11/kerajinan-bonggol-jagung-edi.html
http://bisnisukm.com/kerajinan-limbah-bonggol-jagung.html
http://www.mtw.or.id/sulap-limbah-bonggol-jagung-menjadi-karya-seni-tinggi/
http://peluangusaha27.blogspot.co.id/2015/06/ide-bisnis-kreativ-kerajinan-dari.html
http://miftakhull.blogspot.co.id/2014/03/teori-ketidaksempurnaan.html
http://www.edukasi-kesehatan.com/2016/03/waw-terbongkar-sudah-4-manfaat-hebat.html
http://www.duniasehat69.com/2016/04/luar-biasa-inilah-hasil-kerajinan.html
http://www.tribunnews.com/lifestyle/2011/07/13/ini-cara-membuat-tas-dari-bonggol-jagung
http://zhahab.blogspot.co.id/2015/01/kreasi-unik-dan-kerajinan-tangan-dari.html

No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube