Batok kini bukan hanya menjadi sampah. Di tangan Pak Yayan Sutisna, batok-batok kelapa menjelma menjadi sesuatu yang berfaedah. Awalnya pria yang berumur 37 tahun ini melihat batok-batok kelapa hanya menjadi sampah. Lalu Sutisna mencoba mendaur ulang batok tersebut hingga menjadi peralatan rumah tangga.
Limbah Alam, begitulah pria kelahiran Banjar, 13 Desember 1980 memberi nama pada maha karyanya ini. Cocok banget yah namanya dengan daya upayanya hingga saat ini untuk kelestarian lingkungan. Sehari-hari, ia membuat aneka peralatan kebutuhan dapur di rumahnya, Pasirnagara.
Proses pembuatannya cukup sederhana. Kang Yayan membeli batok kelapa dari masyarakat sekitar dan juga pasar, serta mengambilnya dari kebun sendiri. Langkah kedua yakni mengamplas, sampai permukaan batok menjadi halus. Selanjutnya ia membuat pola yang disesuaikan oleh tuntutan permintaan. Berikutnya bahan dipotong mengikuti desain yang telah diukur. Proses akhir adalah menghaluskan dan menempelkan elemen pelengkap yang sudah disiapkan. Lalu jadi deh, produk 'Limbah Alam' nan bermanfaat.
Tiap bulan atau per minggu, dan bahkan setiap harinya, hasi kerajinan Limbah Alam sudah rutin mendapatkan pesanan untuk kemudian dikirim ke pelanggan. Jelas beliau di Facebook (12/12/2017), "Per hari kalau pokus untuk gelas batok 50bji.”. . . . .Hebat yah, kok bisa begitu ?? Padahal ia mempelajari ini hanya dari You Tube, “Pembelajaran prodak..liat2 dari mbah gogle. Lngsung di prktekin hehe."
Berkat gaya hidupnya sebagai warga desa, Kang Sutisna mampu menciptakan kebutuhan peralatan memasak untuk keluarga berbahan tempurung kelapa dengan beragam bentuk unik. Di daerahnya, ada saja warga yang tertarik dengan centong nasi, irus panjang, gelas, dan teko karya limbah alam. Enggak sedikit pula, pemesanan datang dari, "Tasik..garut..bandung.sumedang..bogor.karawang..sukabumi.. jkrta.. surabaya .." Kadang kala ia kerap memproduksi miniatur kapal laut, ada juga anyaman kantong, kap lampu, terompet tahun baru, serta meja dan kursi berbahan kayu. Pokoknya kalau ada pesanan, ia bikin. Jika tidak, cukup melayani pasar yang ada, berupa permintaan akan perabotan dapur.
Harga jualnya sedang-sedang saja, karena selain memerlukan bahan yang banyak, juga membutuhkan proses pengerjaan lebih lama. Bersama 2 karyawannya, ia sepakat untuk mematok harga termurah sebesar Rp. 2.500 dan harga termahal Rp. 500 ribu.
Facebook: Limbah Alam.
Alamat: Rt.13..rw.03..dusun.Pasirnagara..desa Pasirnagara, kecamatan Banjar, kota Banjar..Jabar.
Telepon dan WA: 0853-1721-7296
Modalnya waktu pertama kali jualan kerajinan batok kelapa, berapa ??. . . . . . . “Awal merintis.._+8jta..”
Yayan Sutisna, pengrajin Alat-Alat Rumah Tangga berbahan Batok Kelapa |
Yayan Sutisna, pengrajin Alat-Alat Rumah Tangga berbahan Batok Kelapa |
“Mangga juragan Amay Tas Abig.minimal 2.5thn.maksimal 3thn.tos buahan jangkung na_+50cm.”
“Hehe alhamdullilah juragan kalapa na tadi parantos pendak di saung wahangan ngopi bareng....minat mangga gxgxgx.”
“Oseng kangkung buatan SAUNG WAHANGAN di saji keun Dina batok.”
Selain untuk perabotan dapur, Kang Yayan Sutisna juga rajin memproduksi miniatur kapal melalui perpaduan antara sumber daya kelapa dengan batang bambu.
Yayan Sutisna, pengrajin Alat-Alat Rumah Tangga berbahan Batok Kelapa |
“Insya alloh..manawi.”
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.