Ia telah melukis banyak gambar bagi kita semua. Menjadikan panenan buah para petani yang tadinya hanya sekedar komoditi untuk dikonsumsi saja, kini telah berhasil merefleksikan dirinya pada suatu tata nilai yang sangat bijaksana. Karena keinginan belajar dan memaknai sejarah jualah, Pak Suprapto, 35, atau banyak temannya memanggil Rabbani Art, menemukan ide sederhana, sebagai cikal bakal pendirian IFC (Indonesia Fruit Carving).
Semua track record perjalanan terukir manis dengan hanya bermodalkan koneksitasnya di Facebook. Ide yang bagus sekali saat pria asal Magetan memamerkan karya ukirnya kepada teman-teman di seluruh dunia. Frekuensi pembicaraan lantas muncul begitu alamiah saat membangun sebuah kenyataan pasti. Tim yang terbentuk, dengan penuh dedikasi tinggi dan passion yang luar biasa, begitu rajin menumbuh suburkan harapan bagi pengemban masa depan.
Hal lain yang tak kalah menarik ialah kolaborasi apik antara beliau dengan Pak Wetz Shinoda dalam bidang seni ukir berbahan buah. Urai Pak Suprapto kepada saya, Clenoro Suharto di What's Up (12/11/2017), "Memang dari awal ketika ada di fb, Wetz carvingnya bagus dan condong ke karakter. Makanya saat itu teman teman di fb sangat menunggu hasil duet saya sama Wetz."
Media Sosial.
Pak Suprapto telah mengukir buah sejak 17 tahun yang lalu. Dia sudah mulai tertarik mempelajari fruit carving saat masih duduk di bangku SMA. Majalah yang ia temukan ketika berkunjung ke rumah temannya menyodorkan sejumlah koleksi foto menawan tentang seni mengukir buah. Lantas dibacalah satu demi satu keterangan penulisan akan tradisi budaya masyarakat Thailand itu.
Sepulangnya ke rumah, ia segera mempraktekan materi fruit carving bermodalkan apa adanya. Kebetulan saat itu pada tahun 2000, jelasnya, “Blom ada internet jadi susah bgt untuk cari informasi tentang Fruit Carving. Dengan modal ingatan foto fruit carving di majalah itu, saya belajar untuk menemukan teknik fruit carving.” Tak disangka hasilnya lumayan juga. Buah pelatihan kali pertamanya menjadi satu bentuk bunga mawar yang indah.
4 tahun setelahnya, pria kelahiran Magetan, 4 Maret 1982 mencoba lagi mencari informasi di internet, bertema fruit carving. Namun sayang, kala itu belum ada grup Facebook berbahasa Indonesia yang mengetengahkan informasinya mengenai tajuk yang sesuai. Kemudian ia mencoba menjadi anggota pada grup FB luar negeri dan ternyata, perkembangan fruit carving di negara-negara tersebut cukup menjanjikan.
Bagi masyarakat Thailand, Cina, Jepang, dan Amerika saat itu. . . . Fruit carving sudah berfungsi sebagai cermin, bertindak arif dalam menelurkan karya-karya unik, memiliki manfaat layaknya perabotan rumah, atau sebuah pencarian yang selalu berkolaborasi dengan masa depan budaya bagi kemajuan masyarakat.
Dalam tema pengolahan pun, kerajinan seni ukir dari buah memerlukan skill dan juga keterampilan khusus. Terutama kepandaian dalam menggunakan alat-alat pendukung yang berhubungan. Meski masih dapat dikatakan pemula, Pak Suprapto sangat memiliki bakat dalam hal menyisir buah menjadi pemahaman seni fruit carving nan menakjubkan. Foto-foto hasil karyanya dijabarkan secara gamblang melalui rangkaian postingan pada setiap minggu. Dapat diduga, tiap sharing post acapkali mengundang berbagai perspektif menarik.
“Ketika saya posting di group fb luar negeri tsb ternyata ada beberapa yg komentar dgn nama orang indonesia. Baru saya mengerti, ternyata banyak juga orang yg seperti saya yg pingin belajar fruit carving, tapi akhirnya gabung dgn group fb fruit carving luar negeri,” jelasnya tentang animo masyarakat Indonesia saat itu pada bidang seni mengukir buah.
Awalnya Sempat Bingung. Mengapa ??
Bagai tunas yang disiram, maka muncullah ide-ide segar tuk menjembataninya. Iklim yang kondunsif dan animo masyarakat Indonesia yang penuh inovatif segera disambut Pak Suprapto dengan sangat baik. Ungkap beliau, “Akhirnya pd tgl 25 juni 2015, saya membuat group fb dengan nama fruit carving indonesia yg setelannya mengalami penyempurnaan kata menjadi Indonesia Fruit Carving atau IFC sekarang.”
Anggota IFC (Indonesia Fruit Carving) awal adalah teman-teman yang Pak Rabbani Art kenal pada grup Fruit Carving luar negeri. Terhitung sejak 2 bulan berdiri, jumlah anggotanya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kira-kira totalnya telah mencapai 50 orang, termasuk Pak Wetz Shinoda, setelah diberikan surat undangan melalui yahoo messenger, inbox email, facebook chatting, serta komunikasi langsung lewat telepon. Intinya, pembicaraan tersebut berusaha merealisasikan misi agar fruit carving lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Juga, sejak kenal Pak Wetz, ada pertambahan teman yang serius mau berjuang bersama untuk membesar IFC. Dari hari ke hari, anggota IFC pun semakin bertambah. Hingga saatnya pada bulan Oktober 2015, pria kelahiran Magetan untuk pertama kali nya bertemu dengan Pak Wetz pada acara Kopdar F&B di kota Malang yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas kulinari besar Indonesia. Pada kesempatan itu pula, Wetz dan Suprapto, berduet mengerjakan display fruit carving untuk acara tersebut yang dihadiri oleh chef munto kungfu chef, chef axiang master chef, Ayah Romano, dan tokoh-tokoh cooking lainnya.
Keberagaman perspektif awal pertemuan segera membentuk berbagai brand new culture bagi visi dan misi IFC (Indonesia Fruit Carving) pada setiap jengkal kegiatannya. Catatan ini sedianya membangun pemahaman pasti akan arah tujuan IFC ke depannya. Meski pada awal perjalanan, IFC sempat mengalami kesulitan guna menemukan figur-figur yang profesional di bidang fruit carving.
“Ada orang orang perhotelan yg bisa fruit carving tapi digenggam begitu erat. Ga mau mengajarkan ke orang lain. Ada lulusan sekolah perhotelan, tapi biaya kursus begitu mahal dan tidak sesuai dgn hasilnya, sehingga ga mau juga,” terang Pak Suprapto saat mendeskripsikan perihal kondisi sulitnya membangun IFC saat awal, “Saya menerima banyak sekali inbok dari teman teman seluruh indonesia, bertanya tentang teknik. Bagamana cara fruit carving yg benar. Saya jawab satu persatu. Saya kirimi tutorial yg benar tentang Fruit Carving. Alhamdulillah dgn berjalannya waktu, akhirnya muncul generasi yg punya kualitas mumpuni di bidang fruit carving.”
Sejarah Fruit Carving.
Sedari awal, fruit carving disebut sebagai teknik pengukiran buah yang keseluruhan prosesnya menggunakan goresan tangan, tanpa sentuhan mesin. Selain umurnya yang sudah melebihi 7 abad, teknik fruit carving memiliki syarat ketat, serta tingkat kerumitan tinggi pada tiap proses pengerjaannya.
Dalam hal ini, sempat pula pada sesi wawancara Pak Suprapto meneropong kilas balik perjalanan sejarah AWAL fruit carving di tingkat globe Bumi (Buku Manusia). Tak tertinggal, keterangan penting tentang pulau dewata yang memang sejak dari dulu memiliki eksistensi kuat akan perannya pada kemajuan budaya internasional.
Jelas beliau. . . . Sejarah singkat fruit carving yg saya ketahui, ada 3 negara yg mengakui asal usul fruit carving.
1.Thailand. Sejarah Thailan pd abad 14 ada seorang seniman yg menghadiahi rajanya dengan sebuah fruit carving yg begitu indah akhirnya nya raja itu begitu senang. Akhirnya ada tradisi di Thailan untuk menyajikan fruit carving kepada orang orang yg dihormati, sehingga fruit carving berkembang begitu pesat di Thailan sampai ada kurikulun di srkolahan. Ciri khas fruit carving thailan bentuk bunga lotus yg begitu tipis dan rapi.
2.Jepang. Jepang juga mengakui klu fruit carving berasal dari negaranya karena jepang mempunyai sejarah panjang tentang ukiran tersebut. Ciri khas fruit carving Jepang pola yg begitu rumit, rapi, dan detail.
3.China. China mengakui fruit carving dari negara terdebut, karena nenek moyangnya membuat fruit carving untuk persembahan leluhurnya. Ciri khas China, fruit carving karakter bentuk merak phonik naga. Dgn berjalannya waktu akhirnya teknik tersebut berkembang ke seluruh dunia. Kita punya teknik asli indonesia yaitu barong yg di kembangkan teman teman yg berada di Bali.
Instagram: https://instagram.com/indonesiafruitcarving
You Tube: https://www.youtube.com/channel/UCmzj66jOsd7CqfXeAuhNRzA
Facebook: https://www.facebook.com/groups/978125112227514
Pinterest: http://id.pinterest.com/indonesiafruitcarving
Blogspot: https://ifcarving.blogspot.co.id/
Google Plus: https://plus.google.com/116488023386336296481
Alamat IFC (Indonesia Fruit Carving):
Jl. Tebet Barat dalam Raya No. 49, Jakarta Selatan, 12810.
Ok.... Indonesia memiliki "Barong" dari Bali, sbg cikal bakal Fruit carving di nusantara. . . . . . . “Bukan. Barong adalah ciri khas fruit carving Bali. Klu cikal bakal fruit carving di Indonesia saya kurang tau. Tapi yg saya tau Indonesia pernah mrnjadi juara dunia fruit carving di china tau 1989 yaitu Nyoman Tedun, senior fruit carving asal Bali.”
“Sudah jarang sekali beliu munjul. Saya sendiri belum pernah bertemu beliu. Cuma saya sering bertemu adik beliau yg di Surabaya.”
Pernah saya baca di koran Kompas pada tahun 90'an, Fruit Carving juga sempat menjadi kurikulum pendidikan pada sekolah di Bali ?? . . . . . . . . . .”Sekarang pun masih ada. Cuma di Bali itu dia, lebih condong dgn fruit carving Bali. Bahkan setiap 2 bulan sekali pasti ada kompetisi di Bali.”
“Klu sekarang yang di indonesia itu adalah gabungan dari seluruh teknik yg ada dari Thailan, Jepang, China dan modifikasi sendiri. Harus kita akui klu fruit carving itu adalah seni dari luar negeri. Seperti batik, merkipun batik ada di luar nrgeri. Tapi sumber batik ada di indonesia.”
"Ini hasil duet pertama kali dgn wetz.”
“Alkhamdulillah fengan berjalannya waktu IFC bisa berkembang seperti sekarang.”
Titel ‘praktisi seni’ rasanya sudah pas disandang oleh Pak Suprapto, 35. Padahal siapa sangka, saat menempuh karir ia memiliki latar belakang teknik kimia dan bekerja di laboratium sebuah perusahaan keramik di Surabaya. Sungguh sebuah disiplin ilmu yang cukup berbeda, dibanding fruit carving yang lebih mengkategorikan aktivitasnya pada kegiatan mengukir atau memahat.
“IFC berdiri tgl 25 juni 2015.dan sengan bantuan bapak Praharwan Supriyanto, bunda Ari Permatasari dan seluruh teman teman IFC akhirnya bulan maret 2017 IFC legal secara KEMENKUMHAM dan memiliki badan hukum.”
“Indonesia memiliki seni fruit carving asli indonesia yg di kembangkan salah seorang maestro fruit carving yaitu almarhum bapak Lilin Indarto. Teknik yg paling populer yaitu carving ikan dlm satu buah teknin ini banyak sekali di tiru seniman seniman fruit carving sampai sekarang.”
Foto ini diambil pada tanggal 15 April 2016.
Menyisir Jejak Sejarah Seni Fruit Carving di Nusantara |
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.