Memiliki lahan luas yang sedang nganggur, tampaknya sudah bukan menjadi masalah lagi. Karena kondisi tersebut sudah ada jawabannya jika anda hendak menggunakan lahan yang ada untuk berkebun atau sekedar bertanam sayuran. Entah itu hasilnya untuk anda konsumsi sendiri atau sekedar berbagi dengan tetangga.
Salah satu pola kerja pertanian yang menitik beratkan pada pemenuhan sumber air untuk tanaman, disebut Hidroponik. Tanpa menggunakan tanah, hidroponik menekankan pentingnya nutrisi yang cukup bagi air. Setelah sistem penanaman dengan pola Hidroponik dapat dikelola secara baik, stabil dan terus menerus, maka kinerja tersebut akan bisa menghasilkan pendapatan bagi mereka yang mengusahakannya.
Dikatakan oleh Pak Indra Karyanto, ST, 35, melalui kisah perjalanan hidupnya. Hidroponik bisa dilakukan dalam skala kecil, baik sebagai hobi, maupun pemenuhan kebutuhan sayur bagi keluarga, dan bahkan dapat menyelesaikan masalah akan kurangnya lapangan pekerjaan. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis sesuai keadaan geografisnya.
Beliau adalah seorang petani yang saya kenal melalui Facebook. Ia kebetulan sudah sering membaca artikel penulisan saya sejak tahun 2016. Tepat pada tahun tersebut juga, pria asal Blora, Jawa Tengah lagi kebingungan saat mencari pekerjaan baru setelah mundur dari sebuah perusahaan kilang minyak milik KSO Pertamina EP - Foster Trembes Petroleum Ltd. Keadaan sulit saat itu, disebabkan oleh harga minyak dunia yang tidak menentu.
Nah, salah satunya berkat penulisan artikel saya tentang Kang Charlie Tjendapati dan Pak Venta Agustri. . . . Beliau terdorong untuk semakin serius dalam memahami sistem penanaman dengan pola hidroponik. Ia menjelaskan mengenai kabar ini setelah kami bertatap muka di Yogyakarta. Menentukan jadwal waktu pertemuan di Kompleks Perkantoran Sleman atau BBL pada hari Sabtu (28/10/2017).
Pola penanaman hidroponik, awalnya berjumlah 100 titik tanam pada September 2016 dengan modal, "Rata-rata, 2 juta pak komplit," jelasnya di What's Up (27/09/2017). Ini semua ia lakukan setelah berbincang-bincang panjang lebar dengan tokoh-tokoh hidroponik yang kebetulan saat itu sedang berkunjung ke kota Blora. Langsung saja disitu terlintas dalam pemikirannya tentang penggunaan tanah nganggur seluas 10 x 21 m yang baru ia beli dari uang pesangon selepas kerja di pertambangan.
Kalau sumber penanamannya tetap dari pupuk. Tapi bukan pupuk berupa tanah, melainkan pupuk cair yang dicampurkan ke air. Pupuk ini bisa didapatkan dengan menggunakan air pupuk kompos yang sudah difermentasikan. Di toko-toko pertanian, nutrisi untuk hidroponik ini dijual dalam bentuk konsentrat. Jadi, saat memupuk tanaman, campurkan dulu pupuk konsentrat ini dengan air. Setiap, "Pupuk konsentrat atau nutrisi AB Mix dicampur dengan takaran 5 ml Larutan A + 5 ml Larutan B untuk setiap 1 liternya, atau dengan menggunakan alat ukur tds meter," terang lulusan UGM untuk jurusan Teknik Geodesi, angkatan 2001.
Sawah Portabel.
Hasil panenan berupa sayur-sayuran memiliki kualitas yang sangat bagus. Masyarakat sekeliling semakin tahu kalau Pondok Hidroponik nya yang terletak di Desa Gadu, Kacamatan Sambong memberikan nilai positif bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat akan sayur-sayuran segar.
Pipa-pipa paralon itu ia susun seperti rak-rak bertingkat dengan ditopang oleh bangunan rangka segitiga yang kokoh. Guna menghidnari curah hujan yang cukup deras atau "Untuk mengantisipasi terkena langsung air hujan, saya menggunakan plastik ultra violet sebagai pelindung tanaman," tuturnya, "Untuk menghadapi panasnya pancaran matahari yang cukup terik, saya menggunakan paranet. Terutama bagi tanaman selada." Tiang-tiang untuk menyangkutkan paranet dan ultra violet itu juga ia buat dari rangka alumunium.
Ragam jenis sayuran ditanamnya, seperti sawi iji, sawi pakcoy, dan selada. Semua tanaman itu tumbuh subur dan menghijau. Sungguh pemandangan yang berbeda ucapnya dalam hati pada setiap saat, kala dirinya tertegun menatap hijaunya daun ketika sekedar menikmati hasil kerja.
Melihat jumlah permintaan yang terus meningkat dari hari ke hari, Kang Indra segera bergegas menambah jumlah persemaian menjadi 1.000 titik tanam. Luas lahan rumah yang kosong pun segera diisi oleh rangkaian tanaman Hidroponik. Coba bayangkan saja, modal lahan sebesar atap ruamh dan pekarangan, sistem penanaman hidroponik dapat berdiri menjulang keatas nan indah, tanpa merusak sedikit pun panorama asri sebuah tempat tinggal.
Ternyata pula, kenaikan jumlah penanaman yang ada masih belum juga dapat mencukupi tingkat pertumbuhan akan permintaan yang terjadi di pasar. Hingga kemudian, ia begitu yakin menggelontorkan dana pada bulan Maret 2017. "Rp. 130 juta pak, tambah beli tanah 125 juta pak," urainya tentang pembangunan Green House pertama di Desa Gadu yang dilengkapi oleh 6 sistem A Frame. Jumlah titik tanaman sebanyak 6.880 diantara tanah seluas 10 x 21 m. Lanjutnya dengan nada yang sangat bersyukur, "Lillaah ta'ala Pak jadi petani." Mengenai jumlah pelanggan hingga saat ini akan produk hidroponiknya, pria kelahiran Sukoharjo, 12 Mei 1982 menjawab, "Perorangan, bakul sayur, pengunjung, restoran masih di area Cepu."
Berdasarkan kutipan dari beberapa penulisan di WWW, hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro berarti panas dan ponous berarti kerja. Sesuai arti terebut, bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yagn menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Beberapa kelebihan dan kekurangan sistem hidroponik dibandingkan dengan pertanian konvensional di antaranya penggunaan lahan lebih efisien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.
Di Indonesia, hidroponik yang berkembang pertama kali yaitu hidroponik substrat. Setelah hidroponik substrat, hidroponik NFT (Nutrien Film Technique) mulai dikenal di Indonesia, kemudian berkembang pula hidroponik aeroponik yang memberdayakan udara.
Mantapp tenan mas boy !!, , , , , , Alhamdulillah pak e dan ibu e... Masih merintis kok masih panjang perjuangane.
Alhamdulillah.... Sistem perdana selesai dengan atap plastik UV modif sendiri. Tinggal nunggu hasil produksi perdananya.
Indra Karyanto mengatakan, 'Ilmu Teknik Geodesi berhubungan erat dengan Hidroponik' |
Indra Karyanto mengatakan, 'Ilmu Teknik Geodesi berhubungan erat dengan Hidroponik' |
Indra Karyanto mengatakan, 'Ilmu Teknik Geodesi berhubungan erat dengan Hidroponik' |
Indra Karyanto mengatakan, 'Ilmu Teknik Geodesi berhubungan erat dengan Hidroponik' |
Indra Karyanto mengatakan, 'Ilmu Teknik Geodesi berhubungan erat dengan Hidroponik' |
Indra Karyanto mengatakan, 'Ilmu Teknik Geodesi berhubungan erat dengan Hidroponik' |
Indra Karyanto mengatakan, 'Ilmu Teknik Geodesi berhubungan erat dengan Hidroponik' |
Indra Karyanto mengatakan, 'Ilmu Teknik Geodesi berhubungan erat dengan Hidroponik' |
Sumber Penulisan:
http://www.bloranews.com/kasatkorcab-banser-blora-jadi-komandan-upacara-peringatan-sumpah-pemuda/
http://news.wartablora.com/seremoni/wb_12939/sumpah-pemuda-bupati-kembali-ingatkan-tentang-hoaks
http://beritajateng.net/peringati-sumpah-pemuda-pemkab-blora-beri-penghargaan-enam-pemuda-berprestasi/
http://humasblorakab.blogspot.co.id/2017/10/bupati-ajak-pemuda-tetap-bersatu-di.html
https://www.jawapos.com/radarkudus/read/2017/10/31/23449/ajak-para-pemuda-perangi-berita-hoax
https://news.okezone.com/read/2017/10/30/512/1805211/tangkis-perpecahan-anak-muda-harus-jadi-pilar-utama-perangi-berita-hoax
http://warga-desa-worlds.blogspot.com/2017/11/uang-pesangon-digunakan-oleh-pak-indra.html
http://warga-desa-worlds.blogspot.com/2017/11/indra-karyanto-dari-industri-migas-ke.html
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.