Tuesday, June 28, 2016

Kisah Sukses Pak Ngatmin, 26, Bersama Biola Bambu. Padahal Ia Hanya Lulusan SD

Bermodalkan pengalam kerja akan seni kayu di Jepara pada tahun 1994. Iseng-iseng, Pak Ngatmin, 26, belajar secara otodidak dari You Tube. Kemudian ia melakukan eksperimen dengan menggunakan biola nganggur. Kini, jasa bengkel senantiasa memasok 20 - 25 biola pada setiap bulannya ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bandung.
Kisah Sukses Pak Ngatmin, 26, Bersama Biola Bambu. Padahal Ia
Hanya Lulusan SD
Suara bersih dengan liukan khas musik gesek diantara jejeran sang surya. Merdunya melodi yang dimiliki dan hangatnya irama yang terdengar. Alat musik biola memang tidak akan pernah lepas dari nuansa alamiah.

Perlu keahlian yang cukup mapan bagi sang pembuat, walau sumber dayanya berasal dari sekumpulan kayu. Setidaknya sang perakit harus bisa menguasai alat musik tersebut di tangannya. Dan itu benar! Pak Ngatmin, 26, menjadikan dirinya mampu merambah kisah kesuksesan melalui usaha jual-beli Biola, setelah dia pun mahir membawakannya.

Berawal di tahun 2009 saat ia merantau ke Bogor. Dia tinggal bersama Pamannya, Pak M Nur Amin atau sering dipanggil Mas Muh. Beliau bekerja sebagai tenaga pengajar di IPB (Institut Pertanian Bogor). Selain itu, Mas Muh juga sering mengisi waktu di luar mata kuliah dengan mengajar biola untuk suatu komunitas musik di kampus. Cukup banyak kiranya para murid yang setiap hari berdatangan. Sampai suatu saat, dia berpikir bila sekolah tersebut sangat membutuhkan biola dengan jumlah yang banyak untuk mencukupi permintaan para murid.

Pak Ngatmin pun tertarik untuk menyediakan. Bukan membeli dari toko melainkan membuat secara langsung. Apalagi pria desa yang hanya lulusan SD (Sekolah Dasar) sudah pandai memainkan alat musik dawai tersebut sejak tahun 1999.

Iseng-iseng, ia lantas belajar secara otodidak dari You Tube. Kemudian dia melakukan eksperimen dengan menggunakan biola nganggur. Membongkar dan memasang kembali bagian-bagian yang telah dicopot adalah metode yang ia lakukan. Setidaknya, pengalaman kerja kaan seni kayu di Jepada pada tahun 1994 telah membuktikan manfaatnya guna menolong dia untuk hidup lebih baik.

Pak Ngatmin, 26, merupakan pelopor pembuatan biola dari bambu di Indonesia, bahkan di Asia dan Dunia.
Kisah Sukses Pak Ngatmin, 26, Bersama Biola Bambu. Padahal Ia
Hanya Lulusan SD
Pak Ngatmin, 26, merupakan pelopor pembuatan biola dari bambu di Indonesia, bahkan di Asia dan Dunia.

Bahan dari kayu Agathis adalah Biola pertamanya.

Setelah menyerap pokok-pokok pelajaran untuk membuat. Dia mencoba memproduksi biola pertamanya dengan menggunakan kayu Aghatis selama periode waktu 1 tahun (2009 - 2010). Butuh berkali-kali percobaan hingga akhirnya biola kayu buatannya tercipta.

Kemudian terbersit keinginannya untuk menghasilkan alat musik yang lain daripada yang lain. Seraya Harian Tribun News (24/1/2015) menggambarkan ucapannya, "Kemudian, saya berpikir, kenapa tidak membuat biola juga dari bambu. Dari situ, saya mulai membuat dari biola yang sudah saya bongkar."

Hari terus berjalan. Pak Ngatmin terlihat semakin mahir. Akhirnya pada awal tahun 2012, ia memutuskan untuk pulang kampung guna mempraktekkan apa yang telah diraih. Bahkan, meski tempat tinggalnya jauh dari perkotaan. Tepatnya di desa Dapn, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

Pria dari Kabupaten Kudus ini tidak pernah lupa untuk menyelaraskan nada suara pada setiap biola sebelum produknya didistribusikan ke pasar.
Kisah Sukses Pak Ngatmin, 26, Bersama Biola Bambu. Padahal Ia
Hanya Lulusan SD
Pria dari Kabupaten Kudus ini tidak pernah lupa untuk menyelaraskan nada suara pada setiap biola sebelum produknya didistribusikan ke pasar.

Suasana Agraris. Dari situlah, ide terbaik tentang sumber daya Bambu.

Terusik oleh umumnya alat musik di pedesaan. Suasana Gunung Muria, Jawa Timur telah mendorong tekstur alam yang dimiliki untuk ia manfaatkan sebaik-baiknya. Plus, bambu memang banyak tertanam di sekitar kampungnya. "Indonesia dianugerahi bambu yang melimpah, sayang jika tidak dimanfaatkan," sempat ia berkata kepada Harian Tempo (27/09/2014).

Bergegas ia mengajari 5 orang temannya tentang cara membuat biola. Setelah dirasakan mumpuni, mereka lantas membantu semua perjalanan proses produksi untuk setiap harinya. Kinerja promosi pada awalnya dilakukan secara mulut ke mulut. Hingga suatu waktu, Pak Ngatmin aktif mengikuti berbagai acara pameran produk dan lomba yang diselenggarakan oleh UMKM, serta konsisten untuk selalu melakukan koordinasi dengan pemerintahan setempat.

Bambu yang banyak hidup di kawasan Indonesia ini dipilih lantaran memiliki tekstur serta yang baik dan kuat. Tak salah bila kemudian Pak Ngatmin berhasil mempelopori pembuatan biola dari sumber daya Bambu. Melalui bambu berdiameter tebal yang disebut petung dan wulung untuk daging bambu yang lebih tipis, kualitas hasil kerajinannya dapat disetarakan dengan biola buatan luar negeri. Alunannya pun tidak kalah merdu.

Adapun jenis suara yang dihasilkan cukup beraga. Bambu Petung menghasilkan suara alto dan sopran yang biasanya dimiliki oleh wanita. Sedangkan gesekan antara senar dan gagang rambut (bow) pada biola berbahan bambu Wulung acapkali mengeluarkan suara bas dan tenor atau suara yang dimiliki oleh pria. "Ada dua jenis bambu yang digunakan, petung dan wulung. Itu berpengaruh terhadap suara yang dikeluarkan," tambahnya.

Bagi peminat yang datang ke Bengkel Ngatmin bisa mengamai secara langsung proses pembuatan biola. Adapun harga yang ditentukan berkisar Rp. 3 juta. Ia pun memberikan pilihan bagi konsumen berkantong tipis, yaitu: Rp. 1 juta. Tapi bahannya menggunakan batang mangga bacang, sonokeling, dan kayu limbah hasil penggergajian. Ungkapnya di Harian Koran Muria (19/04/2016), "Biola imitasi yang terbuat dari kayu ini saya siapkan untuk pembeli yang hanya punya uang sedikit."

Selain Biola, ia pun menyediakan wadah penyimpanan biola (hardcase). Tidak jarang, desainnya mengkombinasikan tradisi batik tradisional ala Kudus untuk beberapa hardase. Motif batik tradisional misalnya gambar kawung, mega mendung, buah parijoto, rangkaian bunga, tembakau cengkeh, bulus. Sedangkan yang modern atau kontemporer misalnya motif gabah sinawur, moto iwak, mrutu sewu atau permainan garis vertikal atau lurus.

 Anda bisa mengatai secara langsung proses pembuatan biola bila berkunjung ke Bengkel Ngatmin.
Kisah Sukses Pak Ngatmin, 26, Bersama Biola Bambu. Padahal Ia
Hanya Lulusan SD
Anda bisa mengatai secara langsung proses pembuatan biola bila berkunjung ke Bengkel Ngatmin.

Cara Bengkel Ngatmin menghadapi Persaingan Harga di Pasar.

"Dalam proses pameran tersebut, ada Bupati kudus Musthofa meninjau ke kios kami. Dan dari situlah saat ini usaha bisa booming. Selain itu, saya mulai memutar otak bagaimana alat musik suling, angklung bisa terbuat dari bambu, mengapa biola tidak bisa?," Jelas Pria kelahiran 30 Oktober 1977 tentang pameran pertamanya di Desa Hadiwarno, Kecamatan Majebo.

Kini secara berangsur-angsur, usahanya telah memiliki pelanggan tetap atas kerjasama dengan sejumlah sekolah di Kudus dan Semang. Bahkan, Pemkab Kudus berencana mendorong belajar bila menjadi kegiatan ekstra kurikuler pada banyak sekolah di Kudus. Selain itu, jasa bengkel senantiasa memasok 20-25 biola pada setiap bulannya ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bandung.

Namun tetap, dia menyatakan bila biola ukir dari produk Cina adalah pesaing pasar yang paling berat. Penentuan harga yang mereka ambil pun jauh lebih murah, yakni berkisar Rp. 500 ribu - Rp. 800 ribu. Sedangkan Biola Pak Ngatmin dipatok dengan variasi harga: Rp. 1 juta - Rp. 3 juta. Segera, ia menjawab tentang keunggulan dari produknya yang ia miliki: "Saya berani kualitas dengan garansi," ujarnya sambil menambahkan, "Kualitas suara lebih bagus dan masa penggunaannya lebih awet dan terjamin."

Bermodalkan pengalam kerja akan seni kayu di Jepara pada tahun 1994. Iseng-iseng, Pak Ngatmin, 26, belajar secara otodidak dari You Tube. Kemudian ia melakukan eksperimen dengan menggunakan biola nganggur. Kini, jasa bengkel senantiasa memasok 20 - 25 biola pada setiap bulannya ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bandung.Bermodalkan pengalam kerja akan seni kayu di Jepara pada tahun 1994. Iseng-iseng, Pak Ngatmin, 26, belajar secara otodidak dari You Tube. Kemudian ia melakukan eksperimen dengan menggunakan biola nganggur. Kini, jasa bengkel senantiasa memasok 20 - 25 biola pada setiap bulannya ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bandung.Bermodalkan pengalam kerja akan seni kayu di Jepara pada tahun 1994. Iseng-iseng, Pak Ngatmin, 26, belajar secara otodidak dari You Tube. Kemudian ia melakukan eksperimen dengan menggunakan biola nganggur. Kini, jasa bengkel senantiasa memasok 20 - 25 biola pada setiap bulannya ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bandung.

Bermodalkan pengalam kerja akan seni kayu di Jepara pada tahun 1994. Iseng-iseng, Pak Ngatmin, 26, belajar secara otodidak dari You Tube. Kemudian ia melakukan eksperimen dengan menggunakan biola nganggur. Kini, jasa bengkel senantiasa memasok 20 - 25 biola pada setiap bulannya ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bandung.Bermodalkan pengalam kerja akan seni kayu di Jepara pada tahun 1994. Iseng-iseng, Pak Ngatmin, 26, belajar secara otodidak dari You Tube. Kemudian ia melakukan eksperimen dengan menggunakan biola nganggur. Kini, jasa bengkel senantiasa memasok 20 - 25 biola pada setiap bulannya ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bandung.Bermodalkan pengalam kerja akan seni kayu di Jepara pada tahun 1994. Iseng-iseng, Pak Ngatmin, 26, belajar secara otodidak dari You Tube. Kemudian ia melakukan eksperimen dengan menggunakan biola nganggur. Kini, jasa bengkel senantiasa memasok 20 - 25 biola pada setiap bulannya ke Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bandung.


















Sumber Penulisan:
http://jateng.tribunnews.com/2015/04/08/ngatmin-kudus-produksi-biola-bambu-satu-satunya-di-indonesia
http://wayaengopi.blogspot.co.id/2016/02/biola-kudus-terbuat-dari-bambu.html
http://tempo.co/read/news/2014/09/28/058610217/pengukir-dari-kudus-bikin-biola-dari-bambu
http://www.koranmuria.com/2016/04/19/35767/biola-bambu-wulung-terlalu-mahal-pria-di-japan-kudus-ini-bikin-versi-dari-kayu-bekas.html
http://www.tribunnews.com/travel/2015/12/24/biola-bambu-karya-warga-kudus-tak-kalah-dengan-produk-eropa-atau-china-dibuat-dari-bambu-pilihan
http://www.cirebontrust.com/kreatif-ada-biola-bambu-buatan-tangan-orang-indonesia.html
http://economy.okezone.com/read/2016/04/29/320/1376027/siasati-sepi-perajin-biola-di-kudus-buat-barang-kualitas-kw1
http://tempo.co/read/news/2013/02/25/058463704/biola-buatan-kudus-bersaing-dengan-produk-cina
http://www.antaranews.com/berita/455814/seruling-jadi-inspirasi-ciptakan-biola-dari-bambu
http://www.koranmuria.com/2015/12/27/26101/ngatmin-kenalkan-biola-bambu-khas-japan-ke-dunia-luas.html

No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube