Cukup 4 Bulan Kerja! Pak Adang Wijaya: Sukses Bersama Green Nitrogen Dan Rp. 30 Juta / Bulan |
Apa
sih keunggulan antara angin biasa dengan Nitrogen dalam hal pengisian ban
kendaraan? Katanya sih lebih mahal, tapi keunggulannya cukup banyak. Ban lebih
jarang kempes & awet, pelek jadi tidak mudah karat, Ban untuk sepeda motor
terasa lebih stabil, laju motor pun lebih ringan, dan banyak lagi.
Pak
Adang Wijaya, sang penerbit ide. Melalui bendera Green Nitrogen, pria kelahiran
Pemalang, 28 Februari 1970 mengolah dan melayani pengisian angin untuk ban
kendaraan sejak 19 Mei 2011. “Dulu, sehari pernah dapat Rp 40 ribu. Pernah juga
Rp 100 ribu per shift per hari. Tiga bulan pertama sulit banget. Orang belum
familiar dengan nitrogen. Takut beracun, takut terbakar, dan susah cari,”
Jelasnya kepada Harian Suara.
Usaha Green Nitrogen semakin
berkembang saat masa mudik lebaran pada Agustus 2011. "Di situ titik balik
kami. Banyak orang cari nitrogen, mereka tahu nitrogen ini lebih bagus dari
angin biasa, apa lagi untuk jarak jauh seperti mudik. Saat itu meledak, per
hari sampai Rp 2 juta omzetnya. Dari pagi sampai sahur ramai terus,"
ungkapnya kepada Oke Zone sambil ia mensyukuri keadaan untuk ibunya atas dana
awal yang diberikan sebanyak Rp. 150 Juta.
Omzet sebesar Rp. 2 juta/hari!
Angka yang sangat fantastis untuk usahawan yang baru berjuang dalam kurun waktu
belum cukup lama, yaitu: 4 bulan. Dan keberhasilannya tidak berhenti hanya
disitu. Pak Adang memanfaatkan respon yang luar biasa dari masyarakat dengan
mengajak sahabat karibnya, Pak Adi Kuswara untuk datang ke PT Pertamina.
Proposal yang ia ajukan disetujui oleh Elnusa guna mengisi outlet nitrogen pada
jaringan SBPU yang mereka miliki. “Itu terjadi pada tahun 2011,” tambah
Mahasiwa lulusan Universitas Brawijaya untuk Jurusan Matematika Fakultas MIPA.
Saat tahun pertama berjalan, Pak
Adang sukses mengedukasi masyarakat akan kelebihan angin nitrogen. Walaupun
pada saat yang bersamaan juga muncul layanan sejenis, dia pun secara enteng
menjelaskan kepada Harian Cek Ricek, “Walau banyak kompetitor, kami memberi
layanan lebih. Seperti garansi tujuh hari kalau ban kempes, garansi kecelakaan,
dan tambal ban delivery. Kami juga dipercaya Nissan, Toyota Astra, Lexus,
Michellin, dan test drive Ferrari di Sentul dua tahun lalu, ban mereka kami
isi.”
Kini, Green Nitrogen (http://www.green-nitrogen.com) memiliki outlet
yang sudah menyebar di Bali hingga Medan dengan jumlah total SPBU sebanyak 330
buah. Omzetnya Rp. 30 Juta / Bulan dibagi rata 50-50 melalui nilai investasi
awal untuk mitra sebesar Rp. 100 Juta – Rp. 120 juta. Ongkos pengisian ban
dikenakan biaya bagi motor Rp. 5.000 dan mobil Rp. 10.000 selama jam kerja dari
pukul 6 Pagi hingga 11 Malam.
“Sehari bisa sampai 50 mobil dan
motor. Kalau weekend, lebih banyak lagi. Meski begitu, kami enggak menyaingi
isi angin gratis milik SPBU. Malah menjadi mitra, misalnya ada yang isi angin
gratis, kami bantu isi, sekaligus edukasi soal kelebihan nitrogen. Makanya,
posisi outlet selalu disamping isi angin gratis,” ungkapnya.
Go-Jek pun tidak bisa lepas dari
catatan agenda bisnis Pak Wijaya. Bermodal pengalamannya akan IT, si CEO
menghadirkan fitur layanan pada setiap aplikasi HP dari Sang Supir Motor yang
mengalami masalah untuk kasus Ban Bocor atau Kempes di tengah jalan. Bahkan
mereka memberikan pelayanan juga bagi Aki yang mengalami kerusakan. Waktu
operasional: 06.00 – 22.00 WIB dan layanan ini sudah tersebar di beberapa
wilayah, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan
Medan.
Tidak berhenti dengan raihannya
tersebut, Pak Adang bersama PT Globel Insight Utama melakukan diversifikasi
usaha ke bisnis cuci mobil. Melalui kinerja ‘Steam Wash Uap Air’ yang ramah
lingkungan, para pelanggan tak perlu aneh lagi untuk sekedar menghilangkan
kotoran, debu, dan bahkan bakteri pada kendaraan pribadi. Seraya ia
menjelaskan, “Steam Wash Uap Air ini tidak menggunakan listrik, melainkan gas.
Karena itu hemat energi. Selain itu, dengan alat ini kita hanya memerlukan 2
liter air untuk mencuci satu unit mobil dan tanpa detergen.”
Cukup 4 Bulan Kerja! Pak Adang Wijaya: Sukses Bersama Green Nitrogen Dan Rp. 30 Juta / Bulan |
Usaha
Green Nitrogen semakin berkembang saat masa mudik lebaran pada Agustus 2011.
Darimana modal kesuksesan Pak Adang untuk kurun waktu kerja selama 4
bulan?
Ditemui di kantornya di daerah SPBU
Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Pak Adang Wijaya mengisahkan secara detail
tentang jenjang karirnya di dunia bisnis. Ia mengawali langkahnya untuk bekerja
di Toko Gunung Agung di tahun 1993 dan sempat mencicipi jabatan sebagai Kepala
Administrasi dan Personalia pada tahun 1995 – 1996.
Sesaat kemudian, ia memutuskan
untuk pindah kerja ke PT Wijaya Karya untuk periode waktu 1996-1998 sebagai
staf manajemen mutu dan IT Engineer.
Ada apa di tahun 1999 s/d 2002?
Tumbuh pesatnya warung internet mengajak Pak Adang untuk ikut menyelami trend
perdagangan yang muncul. Nama baiknya di perusahaan Gunung Agung membuat ia
dipercaya guna melahirkan usaha Warnet
dengan nama Citinet. Pola kerjanya menerapkan sistem bagi hasil, sehingga ia
tidak perlu pusing lagi untuk berpikir perihal membayar sewa tempat.
Alhasil, Pak Adang memborong
jalinan cerita suksesnya dengan menelurkan sebuah perusahaan baru yang bergerak
pada bidang teknologi informasi di tahun 2000 - 2004. PT Penta Visindo Enjinering
(PENTAVE) meluncurkan berbagai layanan untuk transaksi perbankan, seperti:
phone banking, internet banking, mobile banking, ATM, dan banyak lagi. Melalui
fitur unggulan yang disediakan oleh SWITCH-X, para pelanggan sudah bisa
mengakses berbagai platform yang mereka miliki hanya dengan sekali klik.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.