Made Ngurah Bagiana, 59, si Anak Desa yang bisa Sukses karena jualan Burger |
Proses global yang setiap tahunnya mengalami pertumbuhan, hal ini berimbas pada meningkatnya luas perkotaan. Berdasarkan data Bank Dunia, laju urbanisasi di Indonesia tergolong yang tercepat. Selama periode 2000 sampai dengan 2010, terjadi peningkatan luas perkotaan lebih dari 1.100 kilometer persegi. Adapun pada tahun 2025, diperkirakan 68 persen penduduk Indonesia akan hidup di perkotaan, terutama di kawasan yang berpotensi mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi.
Lalu, apakah urbanisasi ini akan menjadi ancaman di kemudian hari ?? Ada baiknya bagi orang awam, Urbanisasi jangan dipandang sebagai ancaman yang ditakuti, tapi sebagai tantangan dan peluang. Fakta yang terungkap dari peran komunikasi dan informasi sekiranya bisa menjadi suatu interaksi yang menjamin. Sebagai contoh, kita bisa memperhatikannya secara seksama akan perjuangan usaha yang dilakukan oleh Pak Made Ngurah Bagiana, 59, bersama Edam Burger nya (www.edam-burger.com).
Jatuh dan Bangun Tiada Henti.
Tidak ada pengangguran di Indonesia. Yang ada, hanyalah orang yang malas. Itulah kata-kata yang selalu ditanamkan Pak Made Ngurah Bagiana kepada karyawannya. Ia adalah seorang pengusaha makanan yang sukses. Mulai merintis usaha burgernya hanya dengan 2 buah gerobak yang saat ini telah memiliki 14 Home Industry (Pabrik) dan 4.000 an outlet di seluruh Indonesia.
Namun kesuksesan laki-laki kelahiran 12 April 1956 ini tidak datang tiba-tiba, semuanya berawal dari kerja keras yang tidak pernah kehilangan asa. Masa lalu yang tidak menentu harus ia telusuri satu per satu dengan sabar. Demi hidup Pak Made bersedia melakoni berbagai profesi kerja, dari kenek bis, supir, kuli bangunan, hingga pedagang telur keliling, bahkan sempat menyandang predikat sebagai preman.
Ia terlahir pada sebuah kampung di Singaraja, Bali. Anak ke 6 dari 12 bersaudara. Jumlah anggota keluarga yang kiranya cukup banyak bagi kapasitas wong deso. Hal tersebut lah yang mendorong Pak Ngurah merantau ke DKI Jakarta pada tahun 1975 untuk mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan keluarganya. Bermodalkan ijazah STM Bangunan, beliau tidak pernah berhenti mencari pekerjaan saat menumpang hidup di rumah kakaknya, Utan Kayu, Jakarta Timur.
Pertama kali ia memperoleh pekerjaan adalah tanggung jawab sebagai tukang cuci pakaian. Lantas kemudian berbagai profesi ia jalani. Setelah menikahi dengan Ibu Made Arsani Dewi pada 25 Desember 1985, kehidupannya terus mengalami perbaikan. Bahkan mampu membeli sebuah rumah kecil di bilangan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, lengkap dengan sebuah mobil bak terbuka yang baru. Dari hasil menggeluti bisnis mobil pick-up itulah, Made menafkahi keluargnya.
Namun, cobaan hidup kembali menerpanya. Usaha mobil angkut yang semula lancar itu harus bangkrut tergilas oleh deflasi 1986. Dengan rasa sedih yang sangat mendalam, ia pun harus rela menjual rumah dan mobil pick-up tersebut. Hingga pada tahun 1990, keluarganya mengontrak sebuah rumah di Perumnas Klender. Di tempat barunya itu, tanpa sengaja dia melihat orang berjualan burger. Pak Ngurah lantas tertarik ikut-ikutan.
Pemikiran gegabah pun selekasnya timbul kembali saat berniat meminjam uang ke Bank, tapi untungnya ditolak. Ahirnya ia menjual perhiasan isterinya guna membeli 2 buah gerobak dan kompor. Jelasnya tentang keadaan saat itu, “Saya menjual kalung bekas pacar saya dulu. Jadi 1 gerobak pada tahun 1990 Rp. 750 ribu. Beli dua jadi 1,5 juta rupiah.” Selama menjadi tukang burger keliling, berbagai kisah suka maupun duka pun dialaminya. Si bapak 3 anak pernah nyaris tersambar petir, hingga dagangannya terduduki saat berada pada suatu kereta menuju Bogor.
Keberhasilan yang diKhususkan untuk Masyarakat kecil.
Dalam kurun waktu 2 tahun kemudian, gerobak burger Pak Bagiana beranak menjadi lebih dari 40 buah. Tak disangka, usaha burgernya ternyata laris manis. Sejak saat itu pula, Made pensiun menjajakan burger keliling dan menyerahkan semua proses pembuatan, serta transaksi jual-beli kepada anak-anak buahnya.
Kira-kira pada tahun 1995, ia mulai belajar untuk mencoba menciptakan roti sendiri dan mengembangkan cita rasa burger yang khas. Tahun 1997, ia sudah mampu membeli lahan pabrik yang pertama. Hebatnya lagi, ia rela memberikan ilmu gratis kepada siapa saja yang mau berguru untuk membuat burger atau ikut menjadi mitra Edam Burger.
Tak punya modal ?? Tenang saja. Pak Made Ngurah Bagiana memiliki program BLU (Bantuan Langsung Usaha), yaitu bantuan langsung usaha buat masyarakat yang tidak mampu. Namun hanya disediakan bagi pekerja yang memiiki kemauan tinggi untuk berwirausaha. Ia akan memberikan bantuan 100 persen berupa sarana. Kurang lebih, kalau si pencari kerja membawa uang sebesar 0 rupiah. “Ya 4 juta, saya bisa bantu,” ujarnya dengan nada sungguh-sungguh, “Carilah ilmu, hingga mungkin lakunya 100. Sehingga kalau dia bisa laku 100, untung nya jadi 200 % khan. Hal itu, sudah cukup sangat menunjang kehidupan rumah tangga.”
Made Ngurah Bagiana, 59, si Anak Desa yang bisa Sukses karena jualan Burger |
Sesungguhnya cita-cita menjadi seorang pengusaha sukses merupakan tujuan mulia dalam kehidupan berkarir. Tujuan mulia ini juga baik sekali bila perjalanan kesuksesan seseorang bisa menggandeng saudara dan teman-temannya untuk berbarengan menuju kejayaan dalam berkarir.
Cikal bakal Nama dari Edam Burger.
Made dibaca dari belakang, jadi Edam. Gayanya gitu loh, cuman berkaus oblong dan celana pendek. Tidak seperti umumnya pengusaha lain yang selalu tampil necis dengan rambut kelimisnya. Sekalipun gemar memiliki tampilan keseharian yang bersahaja, tapi pikirannya panjang.
Nama Edam ternyata kebalikan dari nama pemiliknya, yaitu Pak Made. Nama ini khusus diberikan oleh pengusaha tenar, Pak Bob Sadino. “Dek, burger mu coba dibaca dari belakang namamu, Edam,” begitu kira-kira ucap sang kakak kepada adiknya. Dulunya sih, burger edam ini dilabeli dengan merek, Lovina.
Lantas ia kemudian menjelaskan tentang perbedaan Burger Edam dengan Burger lainnya. “Saya membuat suatu perbedaan, tidak sama dengan burger yang lain. Karena itulah merupakan suatu karakter yah, karakter daripada sebuah produk sehingga berbeda. Bumbunya saya bedakan, begitu pun rotinya dengan rasa yang lain, harganya pun beda-beda.”
Semua bahan dasar pembuatan edam burger ini rupanya diproduksi dan diolah sendiri. Antara lain untuk menciptakan burger yang higienis, memiliki mutu dan kualitas yang terjamin, serta cita rasa khas, sehingga berbeda dengan produk sejenis lainnya.
Menurut Made, kunci awal dalam membuat sebuah konsep makanan adalah harus bisa menciptakan sebuah cita rasa yang khas dan digemari masyarakat sekitar. Selanjutnya, menciptakan harga yang memadai sesuai dengan kemampuan masyarakat. Satu hal yang tak kalah penting adalah hasilkan secara nyata pelayanan yang baik. Tidak terlupa juga. Pada tiap proses kerja. Pak Bagiana lebih memilih cara tradisional atau tidak menggunakan teknologi canggih di pabrik rotinya. Semua itu ia lakukan demi mempertahankan ribuan karyawannya.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Anda benar Kawan !! Seorang pengusaha sukses adalah sosok yang sangat perduli dengan kelangsungan hidup orang banyak. From Zero to Hero. Itulah kesimpulan cerita dari seluruh perjalanan usaha Edam Burger bersama Pak Made Ngurah Bagiana, 59.
Website: http://www.edam-burger.com/Facebook: https://www.facebook.com/EDAM-Burger-DEPOK-1485454398374360/
Sumber Penulisan:
http://www.thejakartapost.com/news/2008/10/22/made-ngurah-bagiana-burger-master-klender.html
http://swa.co.id/swa/listed-articles/alamat-made-ngurah-bagiana
http://www.anneahira.com/kisah-pengusaha-sukses.htm
http://www.kompasiana.com/prabu/kisah-sukses-dari-dua-gerobak-kini-14-pabrik-roti_54ff6258a33311c44f50fb77
http://news.liputan6.com/read/175934/edam-burger-dengan-cita-rasa-indonesia
http://jambi.tribunnews.com/2011/01/10/dari-konter-jadi-distributor
http://suksesbisnisusaha.com/usaha-waralaba/daftar-usaha-waralaba-terlaris-di-indonesia
http://www.usahabersama.net/pengusaha-muda-sukses-bisnis-kuliner-edam-burger/
http://keuangan.kontan.co.id/news/bank-mandiri-beri-kredit-rp-250-juta-ke-edam-burger
http://swa.co.id/swa/listed-articles/mantan-kenek-yang-kini-mengelola-450-gerai-burger
http://swa.co.id/swa/listed-articles/perjuangan-usaha-kecil-baru
http://swa.co.id/swa/listed-articles/bisnis-motor-roda-tiga-jonlie-nauli
http://nasional.kompas.com/read/2008/11/25/11265834/Andopi.Kartika.Belia..Sang.Mr.Burger
http://health.kompas.com/read/2009/07/11/10115096/burger.batok.berpadu.kopi.kuwalat.
http://nasional.kompas.com/read/2008/05/29/1018539/burger.batok.men-quotdjawakenquot.burger
https://www.facebook.com/EDAM-Burger-DEPOK-1485454398374360/
https://books.google.co.id/books?isbn=9792506039
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=738110529564762
https://www.facebook.com/edam.burger.5/posts/181924458503854
https://www.facebook.com/dwi.sideproject/posts/905993032769042
https://www.facebook.com/selamatnurdinjakarta/photos/a.444090762307192.91067.432601393456129/448898901826378/?type=3
https://www.facebook.com/PerjuanganMeraihSukses/photos/a.132518490205174.3359.122098021247221/235251176598571/?type=3
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.