Sejak tahun 70-an tembaga di desa Tumang bersifat fungsional untuk kehidupan sehari-hari mereka. Seiring pula perkembangan jaman dan peningkatan kreativitas warganya, pada tahun 80-an tembaga-tembaga tersebut diolah menjadi berbagai macam kreasi untuk interior dan eksterior rumah, hotel, bahkan instalasi pemerintah.
“Tapi saya salut lah, dari penduduk Tumang ini meneruskan sebuah budaya jawa yang dikemas dengan seni ukir begitu indahnya dan ini sudah turun temurun, dan sekarang pasarnya sudah di internasional,” kata Drs. Seno Samodro, Bupati Boyolali, Jawa Tengah. Hasil karya Tembaga dari masyarakat di desa Tumang memang sudah terkenal. 3 benua (Asia, Amerika, dan Eropa) kira-kira jumlahnya kawasan yang setiap bulannya menjadi tujuan ekpor 1 hingga 2 kontainer karya tembaga.
Di dalam negeri sendiri, karya tembaga-tembaga ini tersebar ke seluruh Indonesia. Sayang, hasil karya tembaga desa Tumang yang sudah melanglang buana justru memakai bahan baku yang diimpor dari Eropa. Urai Agus Susilo, pengusaha kerajinan tembaga, “Karena Indonesia sendiri belum bisa untuk mengolahnya untuk bahan baku. Jadi kita mungkin punya tambangnya di Freeport itu, cuman pengolahannya untuk jadi lempengan lembaran tembaga itu belum bisa. Jadi kita harus menentukan masukan dari Itali, Korea, sama India. Tapi memang paling bagus kualitasnya memang di Itali.”
Saat ini, pengrajin tembaga di salah satu home industry di desa Tumang tengah mengerjakan patung besar burung garuda. Pesanan gabungan pelaksana konstruksi nasional Indonesia atau Gapensi yang akan diletakkan di Medan, sebagai pembatas Indonesia dengan Singapura. Dari sebuah tradisi peninggalan nenek moyang, desa Tumang yang akhirnya dikenal sebagai kampung tembaga berhasil mengubah unsur kimia dengan nama latin, kumprum ini menjadi aneka rupa interior dan eksterior yang terkenal di luar negeri. Jadi, ketika anda berada di salah satu hotel di Eropa dan menemui karya yang terbuat dari tembaga, maka bisa jadi, itu hasil karya Negara sendiri.
Karya Kerajinan Desa Tumang, Boyolali, sudah Terkenal hingga 3 Benua |
Pada awalnya, warga Desa Tumang hanya memproduksi peralatan rumah tangga seperti wajan, kendil, kwali, dandang, dan banyak lagi.
Sejarah Desa Tumang.
Enggak tau deh, saya bisa menggambarkan apa pada awalnya tentang asal usul desa Tumang. Soalnya aneh, namun juga unik. Kok bisa-bisanya desa yang terkenal akan sesuatu yang menyeramkan dan hingga saat ini, kegiatannya senantiasa menebarkan ragam ide bagi harapan hidup untuk rakyat kecil.
Kira-kira sekitar abad ke 9 pada masa pemerintahan Mataram, desa yang saat itu masih berupa hutan belantara sering dijadikan sebagai tempat Pembakaran Mayat. Pancaran api dari pembakaran mayat senantiasa nampak dari kejauhan. Perspesi aneh pun muncul di kalangan masyarakat sekitar. Maka, timbullah dugaan dimana sumber pancaran tersebut merupakan mahluk halus yang biasa di sebut hantu Kemamang. Nama desa tersebut pun diambil dari sebutan untuk makhluk halus tersebut.
Lantas pada abad ke 19 atau tepatnya tahun 1930, Raja Paku Buwono X merubah kondisi dan kebiasaan negatif yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Awalnya, ia datang ke desa tersebut untuk mencari salah satu pusaka keraton yang hilang. Berdasarkan informasi dari abdi dalem keraton, Ibu Nujum, pusaka keraton itu ada di sekitar Makam Kyai Ageng Rogosari. Saat ritual pencarian pusaka dilakukan, PB X memperhatikan dengan seksama berbagai aktivitas warga di kawasan Tumang. Ia pun sertamerta dengan segenap kebijaksanaan kekuasaannya merubah kebiasaan masyarakat setempat menjadi wilayah yang lebih beradab.
Hingga kemudian pada masa pemerintahan kolonial Belanda, warga Tumang mulai membangun rumah, membuka ladang perkebunan dan pertanian. Selain itu juga, masyarakat Tumang mulai memanfaatkan sumber daya tembaga untuk dibuat menjadi alat perlengkapan dapur. Kinerjanya pun masih tradisional pada saat itu, yakni pengolahan kerajinan dilakukan dengan cara dicor, ditempa, dan dibentuk.
Bersyukur kiranya PB X setelah melihat hasil kebijaksanaannya telah benar-benar menghasilkan kenyataan. Ia pun lantas memberikan pesan yang sangat berarti bagi masyarakat masyarakat Tumang. Bunyi titahnya, “Terusno, sesuk bakal dadi dalan rezekimu,” yang artinya, “Teruskan saja, besok-besok semua ini pasti akan menjadi jalan rejekimu.”
Tampak dibalik itu semua, Sasuhunan Paku Buwono X telah membuktikan bahwa dia memang seorang pemimpin yang pandai membaca tuntutan zaman. Ia juga paham bila posisinya saat itu sudah dihadapkan dengan jaman modern yang lebih logis dan rasional. Perkembangan dunia sudah semakin pesat, banyak negara yang sudah maju, begitu juga dengan kemajuan berfikir masyarakatnya.
Namun sangat disayangkan, PB X tidak bisa meneruskan tanggung jawab sebagai raja Yogya kepada anaknya sendiri atau kata lainnya, beliau tidak mempunyai putra mahkota sebagai penggantinya. Sebab, ia hanya mempunyai keturunan yang kesemuanya perempuan. Meski demikian, adiknya sendiri lah yang secara otomatis menjadi penggantinya kelak dalam memimpin Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Website: http://www.aagallery.co.id/
Website: http://www.tembagacraft.com/
Telepon: +62 857 8907 8954, +62 856 4707 4344 (WA)
Email: hallo@tembagacraft.com
Sumber Penulisan:
http://infobyl.blogspot.com/2012/06/kerajinan-tembaga-tumang-identitaskan.html
http://www.solopos.com/2014/03/30/asal-usul-asale-nama-desa-tumang-boyolali-499488
http://wisata.javaindonesia.org/jawa-tengah/tumang-sentra-kerajinan-tembaga/
https://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2014/07/desa-wisata-kerajinan-tembaga-kuningan.html
http://kesolo.com/sentra-kerajinan-tembaga-di-tumang-boyolali/
https://asedino.wordpress.com/2016/08/20/event-boyolali-nonton-karnaval-gotong-royong-desa-tumang-cepogo-yukk/
http://tumang-art.blogspot.co.id/2016/07/sejarah-desa-tumang.html
http://www.solopos.com/2012/02/07/kerajinan-tembaga-pengrajin-tembaga-tumang-kewalahan-160486
http://www.solopos.com/2014/03/30/asal-usul-asale-nama-desa-tumang-boyolali-499488
https://plezierku.wordpress.com/2014/05/10/sosok-paku-buwono-x-raja-surakarta-yang-penuh-kharisma/
http://cepogo-boyolali.desa.id/profil-desa-cepogo/sejarah-desa-cepogo/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pakubuwana_X
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/632541-kisah-pakubuwono-x-yang-lihai-mengecoh-belanda
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.