Waktu tidak pernah habis untuk diisi dengan pembicaraan. Beliau, selain sosok yang sangat baik untuk diajak bicara. Karya-karyanya pun terlihat begitu dinamis untuk dapat ditelaah lebih lanjut oleh berbagai lapisan masyarakat. Unik dan nyaman untuk dihadirkan pada setiap langkah kita.
Pak Dedi Cahyadi, seorang pegawai bank yang mampu mengubah orientasi nilai akan Kertas Koran Bekas. Tangannya begitu terampil menyulap mantan sampah tersebut menjadi aneka kerajinan, seperti Patung Pak Tani, miniatur becak, lampu hias, hingga aneka pernak-pernik kerajinan yang terbuat dari Sampah Plastik.
“Klo aslinya saya kerja di bank swasta.. Untk pekerjaan kerajinan sya kerjakan setelah pulang kerja..,” Begitu pernyataan Pak Dedi kepada saya, Clenoro Suharto di Facebook (26/12/2016), tentang aktivitas kesehariannya, “Dan di hari libur saya memberikan pelatihan kepada anggota bank sampah trdekat.. Namanya "bank sampah wargi manglayang".”
Wow. . . .Sibuk sekali tampaknya jadwal keseharian beliau. Adapun cara pandang kreatif terhadap sampah sudah dimiliki oleh Pak Dedi belum terlalu lama. Kira-kira sejak berdirinya Kreatif Art Papers (KAP) di Bandung pada bulan Mei 2016. Karya sederhana berbahan plastik rumah tangga membuka peluang besar bagi dirinya dan lingkungan. Kurang lebih hingga saat ini, KAP telah mampu menghasilkan kreasi produk sebanyak 50 jenis.
“Alhamdulilah mas produk handmade sya masih bisa bersaing dengan produk pabrikan..,” ungkapnya tentang kualitas mutu dari kreasi produk KAP yang setiap minggunya dikerjakan oleh tenaga kerja berjumlah 5 s/d 10 orang. Untuk penentuan harga pun Pak Dedi sangat arif dan bijaksana. Harga termurah berkisar Rp. 3.000 dan termahal Rp. 150 ribu. Bagaimana dengan daya jangkau sektor pemasaran ?? Jelasnya, “Blm banyk mas.. Paling dri kudus blitar... Paling di bandung cuma titip barang di tmpt pnjualan kerajinan recyle. itu jga baru2 skrng karna sya baru dapat link pas ada event di gedung sate.”
Selalu menghasilkan Karya yang Positif.
Animo besar Pak Dedi Cahyadi terhadap penyelesaian masalah lingkungan ternyata tidak hanya berhenti disitu saja. Dia juga memberikan kontribusi positif lainnya akan perkembangan daur ulang sampah guna menjadi bahan bakar baru. Namanya Briket. Sebuah sumber daya pembakaran yang biasanya digunakan pada bidang masak memasak.
Para pengguna senantiasa menggunakan bahan bakar jenis ini untuk berbagai ragam makanan yang dalam prosesnya harus dibakar terlebih dahulu. Contoh sederhananya: steak daging dan barbeque. Di kawasan benua Amerika dan Eropa, briket lazim digunakan sebagai pemanas dan penghangat ruang bagi usaha yang bergerak dalam bidang SPA. Terkadang juga briket digunakan sebagai bahan pelengkap untuk proses pembakaran pada suatu tungku atau anglo.
Umumnya bahan dasar pembuatan briket di Indonesia berasal dari tempurung kelapa. Nah, Pak Dedi bersama Unit Bank Sampah Wargi Manglayang telah mampu menghasilkan produk briket berbahan, “Kertas koran, air, lem kayu sama sampah kayu kering.” Cuman untuk saat ini, briket tersebut masih berbentuk prototype, tambahnya, “Blm 100% saya keluarkan krna masih ada beberapa kekurangan dalm modelnya.. Trutama dri asapnya, masih trlalu banyak..”
Artikel yang berhubungan: Dita Adi Saputra, 28, bersama Tim Fruitanol Energy Membangun Agrowisata untuk Warga Desa, plus Bahan Bakar baru
Langsung saja di sela-sela pembicaraan, saya teringat akan tajuk pembuatan bahan bakar yang pernah saya tulis sebelumnya. Bahan bakar yang juga terbuat dari limbah. Namanya Bio Ethanol dan memang bahan pembuatan Bio Ethanol berasal dari sumber daya yang berbeda, yakni pohon salak. Kira-kira bahan bakar tersebut memiliki kemampuan yang jauh lebih unggul. Jadi, melalui bahan bakar Bio Ethanol, kita bisa memasak air sebanyak 1 panci besar dengan hanya memerlukan waktu 1 hingga 2 menit saja.
Sempat terbersit dalam pemikiran saya untuk mengkonsultasikan perihal Briket kepada Ahlinya. Nah, jikalau ada teman-teman pembaca yang mau memberikan sedikit ide dan solusi. . . .Kira-kira dengan siapa ?? Pak Dedi Cahyadi bisa berbicara soal pengembangan potensi dari bahan bakar BRIKET yang sedang ia sempurnakan saat ini. Tolong dong jawab pertanyaan saya tersebut pada kolom komentar atau anda bisa mengirim langsung informasi tentang pembuatan Briket ke email saya (clenorosuharto@gmail.com).
Facebook: https://www.facebook.com/groups/137886529973179
Facebook: https://www.facebook.com/ColectionFarhanAiz/
Pak Dedi Cahyadi, seorang pegawai bank yang mampu mengubah orientasi nilai akan Kertas Koran Bekas. Tangannya begitu terampil menyulap mantan sampah tersebut menjadi aneka kerajinan, seperti Patung Pak Tani, miniatur becak, lampu hias, hingga aneka pernak-pernik kerajinan yang terbuat dari Sampah Plastik.
“Klo aslinya saya kerja di bank swasta.. Untk pekerjaan kerajinan sya kerjakan setelah pulang kerja..,” Begitu pernyataan Pak Dedi kepada saya, Clenoro Suharto di Facebook (26/12/2016), tentang aktivitas kesehariannya, “Dan di hari libur saya memberikan pelatihan kepada anggota bank sampah trdekat.. Namanya "bank sampah wargi manglayang".”
Wow. . . .Sibuk sekali tampaknya jadwal keseharian beliau. Adapun cara pandang kreatif terhadap sampah sudah dimiliki oleh Pak Dedi belum terlalu lama. Kira-kira sejak berdirinya Kreatif Art Papers (KAP) di Bandung pada bulan Mei 2016. Karya sederhana berbahan plastik rumah tangga membuka peluang besar bagi dirinya dan lingkungan. Kurang lebih hingga saat ini, KAP telah mampu menghasilkan kreasi produk sebanyak 50 jenis.
“Alhamdulilah mas produk handmade sya masih bisa bersaing dengan produk pabrikan..,” ungkapnya tentang kualitas mutu dari kreasi produk KAP yang setiap minggunya dikerjakan oleh tenaga kerja berjumlah 5 s/d 10 orang. Untuk penentuan harga pun Pak Dedi sangat arif dan bijaksana. Harga termurah berkisar Rp. 3.000 dan termahal Rp. 150 ribu. Bagaimana dengan daya jangkau sektor pemasaran ?? Jelasnya, “Blm banyk mas.. Paling dri kudus blitar... Paling di bandung cuma titip barang di tmpt pnjualan kerajinan recyle. itu jga baru2 skrng karna sya baru dapat link pas ada event di gedung sate.”
Pak Dedi Cahyadi selalu tersenyum bersama kita untuk KESEJAHTERAAN Pendidikan di Masyarakat.
Selalu menghasilkan Karya yang Positif.
Animo besar Pak Dedi Cahyadi terhadap penyelesaian masalah lingkungan ternyata tidak hanya berhenti disitu saja. Dia juga memberikan kontribusi positif lainnya akan perkembangan daur ulang sampah guna menjadi bahan bakar baru. Namanya Briket. Sebuah sumber daya pembakaran yang biasanya digunakan pada bidang masak memasak.
Para pengguna senantiasa menggunakan bahan bakar jenis ini untuk berbagai ragam makanan yang dalam prosesnya harus dibakar terlebih dahulu. Contoh sederhananya: steak daging dan barbeque. Di kawasan benua Amerika dan Eropa, briket lazim digunakan sebagai pemanas dan penghangat ruang bagi usaha yang bergerak dalam bidang SPA. Terkadang juga briket digunakan sebagai bahan pelengkap untuk proses pembakaran pada suatu tungku atau anglo.
Umumnya bahan dasar pembuatan briket di Indonesia berasal dari tempurung kelapa. Nah, Pak Dedi bersama Unit Bank Sampah Wargi Manglayang telah mampu menghasilkan produk briket berbahan, “Kertas koran, air, lem kayu sama sampah kayu kering.” Cuman untuk saat ini, briket tersebut masih berbentuk prototype, tambahnya, “Blm 100% saya keluarkan krna masih ada beberapa kekurangan dalm modelnya.. Trutama dri asapnya, masih trlalu banyak..”
Artikel yang berhubungan: Dita Adi Saputra, 28, bersama Tim Fruitanol Energy Membangun Agrowisata untuk Warga Desa, plus Bahan Bakar baru
Langsung saja di sela-sela pembicaraan, saya teringat akan tajuk pembuatan bahan bakar yang pernah saya tulis sebelumnya. Bahan bakar yang juga terbuat dari limbah. Namanya Bio Ethanol dan memang bahan pembuatan Bio Ethanol berasal dari sumber daya yang berbeda, yakni pohon salak. Kira-kira bahan bakar tersebut memiliki kemampuan yang jauh lebih unggul. Jadi, melalui bahan bakar Bio Ethanol, kita bisa memasak air sebanyak 1 panci besar dengan hanya memerlukan waktu 1 hingga 2 menit saja.
Sempat terbersit dalam pemikiran saya untuk mengkonsultasikan perihal Briket kepada Ahlinya. Nah, jikalau ada teman-teman pembaca yang mau memberikan sedikit ide dan solusi. . . .Kira-kira dengan siapa ?? Pak Dedi Cahyadi bisa berbicara soal pengembangan potensi dari bahan bakar BRIKET yang sedang ia sempurnakan saat ini. Tolong dong jawab pertanyaan saya tersebut pada kolom komentar atau anda bisa mengirim langsung informasi tentang pembuatan Briket ke email saya (clenorosuharto@gmail.com).
Facebook: https://www.facebook.com/groups/137886529973179
Facebook: https://www.facebook.com/ColectionFarhanAiz/
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.