Inilah cara Salacca Wine meningkatkan taraf ekonomi Warga di Kabupaten Karang Asem, Bali |
Banyak para turis mancanegara yang pernah datang ke Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia menyatakan bila salak disana memiliki khasanah citarasa unik dengan aroma manis yang alami. Atas dasar itulah, CV Dukuh Lestari sejak 1996 memiliki ide untuk mengolah salak menjadi wine lokal. Alasan lain, buah lokal memiliki harga jual yang sangat murah, terutama saat musim panen tiba.
Jadi berkat harga yang sangat rendah, yakni Rp. 500/kg. Pemerintah Daerah setempat cukup prihatin akan keadaan yang ada. Dalam hal ini para pejabat PemDa memberikan bantuan kepada para warga di Desa Sibetan. Salah satunya pembuatan minuman wine, selain pelatihan membuat dodol, manisan, keripik, dan kerajinan. Gurunya adalah seorang ahli pembuat wine berkebangsaan Jerman, namanya Pak Norbet. Sejak awal pula, kelompok tersebut sudah memiliki merek, yakni Salacca Wine.
Untuk langkah pengembangan investasi, CV Dukuh Lestari diperkirakan mengeluarkan modal awal sekitar Rp. 500 ribu rupiah saja. Lalu Dana sebesar Rp. 60 juta digelontorkan untuk membeli: berbagai perangkat pabrik yang terletak di Desa Sibetan, pendirian gedung, alat tes alkohol, alat tes kandungan kadar gula atau Refraktometer, dsb.
“Tapi ngak sekalian mas,” Terang Pak Ida Bagus Ketut Pujayasa, manager Salacca Wine kepada saya, Clenoro Suharto di Facebook (08/01/2016), “Itu sudah dimulai pembinaan sejak 1996 bantuaanya sedikit demi sedikit. Awal tandon 5 , lalu penyaringan begitu seterusnya. Bahan salak dikeluarkan oleh kelompok. Masing masing 1 kg peralatan disumbang oleh pemda kabupaten karangasem mas.”
Inilah cara Salacca Wine meningkatkan taraf ekonomi Warga di Kabupaten Karang Asem, Bali |
Alkisah berdasarkan penuturan dari warga setempat, sejak abad ke 12,
tanaman salak sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Kabupaten
Karangasem, Bali, Indonesia.
Proses Pembuatannya memerlukan Waktu 1 Tahun.
Salak, selain ubi ungu, itulah nama komoditi lokal yang digunakan sebagai bahan dasarnya. Setelah diolah dengan cara hedging dan fermentasi, tiap “4 kilo gram salak bisa menghasilkan 1 liter mas,” Jelas Mas Bagus. Berikut pula penjelasan beliau tentang proses pembuatan Wine Salak:
Pertama-tama. memilih dan mengambil buah salak dengan kategori A. Usahakan tiap buah yang dipetik memiliki tingkat kematangan yang bagus, utuh, serta tidak ada lecet. Kalau sudah sesuai, hal itu akan memudahkan pengolahan untuk menghasilkan produk wine yang bagus.
2. Salak yang telah diambil, kemudian dibersihkan dari bulu, maupun duri.
3. Pisahkan buah salak dari kulit dan bijinya. Baru kemudian ditaruh pada suatu tempat penampungan.
4. Salak yang sudah terkelupas, lantas diiris tipis-tipis untuk kemudian dicampur dengan air mineral atau Aqua, ragi, serta gula yang sesuai dengan takaran.
5. Masukkan buah yang telah dicampur ke dalam sebuah tong besar untuk dilakukan proses fermentasi selama 2 minggu.
6. Isi di dalam tong terus ditekan berulang-ulang untuk diambil cairannya saja. Setelah itu proses penyaringan dilakukan dan masukkan hasilnya ke dalam tong.
7. Setelah proses fermentasi mencapai kadar alkohol yang diinginkan, aktivitas kerja menuju proses filtering.
8. Setelah filtering, pindahkan wine hasil filtering ke dalam tong penuaan untuk memasuki tahap pemagaran atau hedging.
9. Setelah 6 bulan, tong penuaan dibuka dan kemudian, siapkan botol untuk diisi dengan wine salak yang sudah jadi atau lebih dikenal, proses bottling. Tidak terlupa, botol ditutup, serta diberikan label dan segel berupa cukai.
10. Kurang lebih proses kerjanya dari buah hingga menjadi wine memerlukan waktu 1 tahun,. Barulah, Salacca Wine siap untuk dipasarkan.
1 (satu) Botol Salacca Wine ukuran 750 ml dijual dengan harga Rp. 150 ribu. Adapun harganya sebenarnya hanyalah Rp. 115 ribu. Perihal tambahan Rp. 35 ribu disebabkan oleh pengenaan biaya Cukai yang besar, karena kadar alkohol pada salacca wine termasuk kelas B dengan proporsi nilai mencapai 13,05 persen. Sedangkan wine ubi ungu hanya 4,5 persen.
Kapasitas total produksi saat ini baru mencapai 1.000 ribu liter per tahun. Yang mana ukurannya, tiap seribu liter biasanya menghasilkan 1.500 botol. Adapun jangkauan pemasarannya masih seputar restoran, hotel-hotel, oleh-oleh bagi para turis, dan toko-toko moderen atau mini market terdekat.
Inilah cara Salacca Wine meningkatkan taraf ekonomi Warga di Kabupaten Karang Asem, Bali |
Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia adalah 75%
sebagai petani dengan komoditi utama yaitu Salak yang telah dipasarkan
ke berbagai wilayah di kota-kota besar di tanah air.
Fungsi dan Manfaat Wine Salak.
Melalui pemilihan lokasi, serta jenis salak yang tepat, budidaya fruit wine dapat memberikan hasil yang sangat memuaskan bagi para petani salak, produsen, maupun konsumen. Sehingga sistem ini mampu membentuk siklus produksi dan panen yang berkelanjutan, bersama kestabilan hasil panen.
Fasilitas produksi Salacca Wine menerapkan standar internasional dengan peralatan fermentasi dan tangki penyimpanan berlapiskan stainless stell. Sementara itu, sistem pembotolan atau bottling seraya mengadopsi pola yang diajarkan oleh sang guru berkebangsaan Jerman. Pabriknya juga dilengkapi oleh perlengkapan penyimpanan suhu dingin untuk produk sudah jadi, laboratorium kendali mutu, serta sistem pengelolaan limbah padat dan cair.
Terlepas dari itu semua, wine salak juga dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Wine jenis ini bisa digunakan untuk terapi di Spa. Itu bagus untuk kulit, karena fungsinya sebagai anti-aging dan zatnya mengandung anti oksidan. Disamping itu, wine salak juga bisa digunakan dalam proses perjamuan, seperti proses masak-memasak berbahan daging. Agar supaya masakannya memiliki aroma yang khas.
Website: http://www.salaccawine.com/
Blog: https://pujasemesta.wordpress.com/
Sumber Penulisan:
http://travel.kompas.com/read/2013/01/10/15581488/Mencicipi.Wine.Salak.dari.Bumi.Bali
http://www.kompasiana.com/kxkharis/a-unique-taste-of-salacca-wine_5529c261f17e611f23d623ee
http://regional.kompas.com/read/2011/02/16/22451569/Anggur.Salak.Bali.Terganjal.Cukai
http://jogja.tribunnews.com/2013/01/10/wine-salak-minuman-dari-karangasem-bali
http://tribunnews.com/travel/2015/03/10/sensasi-anggur-rasa-manis-asem-sepat-terbuat-dari-salak-bali-dengan-alkohol-13-persen?page=all
http://www.tribunnews.com/regional/2015/03/14/ini-dia-salak-si-buah-ular-dari-sibetan?page=4
http://medan.tribunnews.com/2013/12/15/weeww-ada-wine-dari-salak
http://wartakota.tribunnews.com/2013/02/05/cicipi-wine-salak-dari-bali
http://bali.tribunnews.com/2015/01/30/wine-salak-asal-karangasem-rambah-nusantara
http://www.salaccawine.com/2012_05_01_archive.html
http://fajarbali.com/index.php/berita/karangasem/724-kelompok-tani-dukuh-lestari-kembangkan-wine-spirit-sari-tebu.html
http://bali.antaranews.com/berita/14326/dukuh-lestari-produksi-2000-liter-wine-salak
https://www.facebook.com/bisnisbalicom/posts/432115810194195
https://www.facebook.com/Bagus.Devani/posts/10210689111935406
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.