Pasar Beringharjo
Tiba-tiba Anda membutuhkan berbagai jenis bunga tabur, seperti mawar, melati, kenanga, kantil, dan lain sebagainya untuk prosesi pemakaman. Atau, mungkin Anda membutuhkan roncean kembang untuk pengantin. Kembang-kembang itu harus ada saat itu juga.
Tak bisa menunggu dan tak bisa ditawar lagi waktunya karena segera akan digunakan. Tak usah bingung. Langkahkan saja kaki Anda ke Pasar Beringharjo, yang berada di jantung kota Yogya. Di tempat ini, Anda pasti mendapatkannya, meski jarum waktu telah bergulir ke malam atau dini hari sekalipun.
Meski Pasar Beringharjo tutup beroperasi setiap pukul 16.00 sore, waktu tersebut tak berpengaruh bagi para penjual kembang. Pasalnya, tempat mereka berjualan berada di luar Pasar Beringharjo, yaitu berada di sisi selatan pagar pasar.
“Jualan di luar Pasar Beringharjo lebih menguntungkan. Banyak pengendara motor ataupun mobil berlalu-lalang. Kalau di dalam pasar, letaknya jadi kurang strategis. Pembeli harus naik sampai ke lantai tiga. Jadi, kebanyakan orang memilih beli kembang di luar pasar saja. Toh harganya sama, bahkan bisa lebih murah,” terang Parjinem (45), salah satu pedagang kembang. Omzet penjualan Parjinem memang naik drastis saat dirinya memutuskan untuk berpindah tempat berjualan, dari yang semula berjualan di lantai tiga Pasar Beringharjo. Dalam sehari, ia mengaku bias menjual kembang minimal 30 keranjang berukuran sedang. Satu keranjang kembang dijualnya dengan harga Rp. 10.000.
Jumlah penjualan kembang menurut pedagang asal Gamping ini, akan bertambah sampai lima kali lipat pada hari-hari tertentu, seperti Jumat Kliwon, saat Ruwah, dan Lebaran. Ibu tiga anak ini juga menjelaskan jika harga kembang berfluktuatif, alias naik turun. Jika kembang dalam kondisi bagus atau baru, harganya bisa mencapai Rp. 10.000 – Rp.15.000 per keranjang. Namun jika kembang tersebut tak baru, alias sisa kemarin, harganya jatuh menjadi sekitar Rp. 5.000 per keranjang.
“Kalau malam Jumat Kliwon, saya bia jualan sampai 24 jam. Soalnya banyak yang mencari kembang untuk keperluan ziarah. Mau kembang baru apa lama pasti laku diburu sama masyarakat,” jelasnya.
Jika ramai, parjinem mengaku bisa mendapatkan uang minimal Rp. 2 juta dalam sehari. Sebaliknya, jika sepi ia hanya bias membawa uang minimal Rp.200.000 per hari. “Kalau dihitung sama modal beli kembang dan lain-lain, hasilnya cukup untuk biaya anak sekolah sama makan keluarga,” terang istri Poniman ini.
Untuk memenuhi kebutuhan dagangannya, Parjinem mengaku mendatangkan langsung kembang-kembang tersebut dari berbagai tempat. Mawar, ia datangkan dari Magelang. Melati dari kota Pekalongan.
Sedangkan kembang kantil dari Bantul. “Kalau pasokan kembang dating setiap hari, dan ndak begitu susah mendapatkannya. Soalnya distok langsung dari para petani kembang besar. Sekarang tinggal pintar-pintarnya memilih saja. Kalau kembang lama ndak laku, harganya bias turun. Kembang bias layu,” tukasnya.
Razia.
Meski diperbolehkan oleh pihak pengelola Pasar Beringharjo, berjualan di luar pasar memang harus ekstra hati-hati. Mereka rawan razio oleh aparat keamanan dan ketertiban pasar. Namun biasanya, para pedagang seperti Parjinem memiliki cara untuk mengelabuinya Jika ada razia, mereka kana membawa dagangan tersebut ke dalam area parkir dan memasukkan ke dalam kios-kios kecil yang banyak berada di sekitar tempat parkir tersebut.
“Biasanya paling ngasih uang sama tukang parkir buat sewa lahan. Ndak mahal kok sewanya. Cuma Rp. 5.000 per malam. Dari pada kena razia sam trantib,” kata Parjinem.
Berdagang sehari penuh, bagi Parjinem, memang sangat melelahkan. Apalagi usianya kini terhitung sudah tak muda lagi. Jika dulu ia bisa berjualan 24 jam sampai selama seminggu penuh, kini ia mengaku hanya berjualan 24 jam pada hari-hari tertentu saja.
“Kalau diturutin nyari uang, pasti maunya jualan terus lho ? Tapi badan ini kan juga perlu istirahat, apalagi saya sudah tua. Lagi pula kalau hari-hari biasa juga sepi. Mendingan dipakai buat istirahat. Sekarang tinggal nikmati rezeki yang sudah dikasih saja,” tandasnya.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.