Apakah
artinya jabatan seseorang, kalau bibitnya buruk, biasanya keturunannya
juga jelek. Secara empiris pun, lantaran tidak dilandasi keimanan,”
ketika lingkungannya jelek, itulah konvensi yang ditangkap jiwanya.
Maka, kita kenal nama Nero, kendai berpangkat kaisat tetapi kelakuannya
bagai iblis.
Pesisir
Anchio di kota Roma telah mencatat sejarah tersebut. Sebab, pada tahun
37 M, Nero dilahirkan dari rahim seorang ibu yang sangat jahat bernama
Aklibina, adik Kaisar Kaligula yang terkenal sebagai pejabat tinggi yang
gila seks. Ayahnya adalah seorang pejabat administrasi yang mempunyai
reputasi buruk dan berperilaku naïf. Dia pernah membunuh rakyat banyak
yang tak berdosa dengan sewenang-wenang. Ibunya cantik bagaikan bidadari
tapi jahatnya seperti ular berbisa. Seorang wanita penuh dengan tipu
muslihat dan licik, gemar kekuasaan dan serakah terhadap kedudukan. Suka
melakukan pembunuhan massal dan menyiksa orang untuk meraih kesenangan.
Nero
lahir cukup tampan, bermata biru, wajahnya berbintik-bintik, dan
rambunya berwarna merah kekuning-kuningan serta berpipi agak tembam. Ia
putra dari Gnaeus Dominitus – seorang anggota keluarga Ahenobarbi.
Selama 500 tahun keluarga ini, yang dikenal akan janggut merah, darah
ningrat, kecerobohan dan keberanian mereka, telah berada di lingkungan
teratas dari masyarakat ROmawi. Kakek Nero dari pihak ayah adalah
seorang pemboros dan gemar melihat pertandingan antara Gladiator.
Lagipula ia kejam terhadap para budak beliannya, sehingga ia dikecam
oleh Kaisar Agustus.
Ketika dilharikan pada tahun 37, Nero diberi nama Lucius Dominitus Ahenobarbus.
Ia tetap memakai nama itu sampai ibunya menikah dengna kaisar Klaudius.
Waktu ia diangkat anak oleh ayah tirinya, namanya diganti menjadi Nero Klaudius Drusus Germanikus.
Pada
masanya, akhirnya Nero pun diangkat menjadi kaisar menggantikan
bapaknya. Tidak lama menjadi Kaisar, nero mendengar kabar bahwa, ibunya
secara aktif berkomplot untuk membunuhnya. Mula-mula ia tidak percaya
desas-desus ini dan mengalihat perhatiannya kepada Britanikus, saudara
tirinya dan saingannya yang kuat.
Akhirnya
Nero memutuskan sarudara tirinya harus dilenyapkan. Pada bulan
Februari, Nero menitahkan untuk meracuni Britanikus di acara jamuan
makan malam. Seorang pelayan membawa anggur untuk Britanikus. Setelah
minum seteguk, langsung berakibat fatal. Para pelayan menggotongnya
keluar, lalu Nero menenangkan para tamu dengan mengatakan bahwa
Britanikus hanya mengalami serangan penyakit ayan. Esok harinya Nero
menitahkan jenazah itu diperabukan di Kampus Mars.
Setelah
ia yakin bahwa ibunya menentang dia, ia juga memutuskan untuk membunuh
ibunya. Untuk meredam reaksi umum, Nero memutuskan, ibunya harus mati
akibat kecelakaan. Ia mengatur agar ibunya pulang dengan kapal yang akan
tenggelam.
Setelah
ibunya dan Britanikus meninggal, nero berkelakuan seperti seorang singa
kelaparan yang tiba-tiba dilepaskan dari kandangnya. Ketika sedang
bercakap-cakap, kawannya mengutip sebuah perkataan yagn terkenal “Bila
saya mati biarlah api yang menghanguskan bumi”. Namun Nero emgnubah
kalimat itu dengan berkata “Bila aku masih hidup, biarlah api
menghanguskan Bumi” dan dia menyebarluaskan perkataannya itu dengan
kegembiraan.
Dia
menikah lagi dengan seorang bangsawan kaya, sehignga kesempatan
menyediakan pendidikan kelas satu bagi Nero. Kemudian, ketika istri
ketiga dari Kaisar Imperialis Roma Klautikse meninggal dunia, dengan
mengandalkan hubungan family berdalih bahwa, kaisar yang juga pamannya
hendak menikahinya, perempuan itu pun memanfaatkan kecantikannya untuk
memikat kaisar tua itu.
Akhirnya
pada tahun 49 M, dia berhasil menjadi seorang permaisuri. Tahun
berikutnya, dia berusaha membuat kaisar menerima Nero sebagai anak
angkat, serta mengupayakan agar putrid kaisar menikah dengan Nero. Ia
juga menghapus kedudukan Bunitanix yang tadinya putra mahkota. Ia
mengangkat Nero sebagai penggantinya. Ketika kaisar tua merasa menyesal
atas pengangkatan Nero sebagai pewaris tahta. Nero tahu sehingga ia
melancarkan intrik pembunuhan yang keji dengan seporsi hidangan jamur
beracun untuk meracuni kaisar tua itu. Ia juga menggunakan uang dalam
jumlah besar untuk membeli pasukan pengawal istana.
Kemudian
memproklamirkan Nero yang baru berusia 17 tahun itu sebagai kaisar baru
Roma. Setelah nero naik tahta, sudah tergenggam tampuk kekuasaan besar.
Disebabkan
oleh pengaruh dan didikan sang ibu dalam jangka waktu pajang, maka
sejak kecil Nero sudah terdidik dengan sifat yang benis, serakah dan
sewenang-wenang serta haus kekuasaan. Ia tidak segan membunuh ibunya
yang ingin menyingkirkannya sebagai kaisar, juga membunuh istrinya
karena bosan dan ingin menikah lagi dan membunuh adiknya serta saudara
tirinya yang dianggap menghalangi geraknya dalam melampiaskan nafsu.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.