Pergaulan
dan gaya hidup sering membuat orang hanyut. Susi, nama samaran wanita
berumur 40 tahun ini. Posturnya tinggi langsing berwajah manis plus support ekonomi keluarga, memungkinkannya dapat melebarkan sayap pergaulan.
Terbiasa
bebas bergaul, membuat rumah tangga yang dibanggunnya bersama dengan
teman satu fakultas di PTS terkemuka tempatnya menimba ilmu, berantakan.
Dia tak betak ikut suami di Bandung. Dekat keluarga mertuanya, baginya itu ribet. Sedikit-dikit jadi bahan gunjingan. Hanya setahun betah serumah dengan suami. Susi pilih balik ke Yogya.
Awalnya,
per beberapa bulan sekali sang suami menjenguknya ke Yogya. Tapi
lama-lama jadwal kunjungan semakin molor, lalu hilang. Bertahun-tahun
tak ketemu suami. Meski secara legal formal, mereka masih terikat
pernikahan.
Bagi Susi, itu tak masalah. Apalagi soal melepas kesepian. Dia punya banyak cara. Pergaulannya luas.
Perjalanan
panjang membawanya bertemu dengan mantan pacarnya ketika di SMA, Rudi,
sebut saja begitu. Ternyata, benih-benih cinta masih tersisa di hati
Susi. Apalagi, rumah tangganya sudah bertahun-tahun tak jelas. Susi
semakin lengket dan terpesona pada sosok pria yang lebih dari 20 tahun
silam pernah dekat itu.
Rudi
pandai memanfaatkan situasi. Dia yang sepengetahuan Susi bekerja di
perusahaan minyak asing di Kaltim itu mengaku sudah menduda. “Kenapa
tidak menyemaikan benih cinta yang masih ada,” kata Susi dalam hati.
Susi
kian lengket sama Rudi, bahkan dia nekat minta izin orangtuanya untuk
mengikuti pujaan hatinya itu ke Kaltim. Keduanya lantas terbang ke
Balikpapan. Alasan Rudi, saat itu izin cuti sudah habis. Harus segera
masuk kerja.
Apa
yang terjadi sesampainya di Kaltim? Ternyata pujaan hatinya itu sudah
dipecat dari perusahaan minyak tempatnya bekerja. Lebih parah lagi, dia
punya banyak wanita simpanan.
Dua
bulan Susi bertahan di perantauan. Uangnya, puluhan juta rupiah, ludes
untuk hura-hura Rudi. Dia tak bisa mengadu ke keluarga. Mau cerita yang
sebenarnya malu. Bahkan mengaku, sempat kana bunuh diri. “Untunglah
ketemu orang yang terus memotivasi. Dia pula yang membelikan tiket
pulang ke Yogya, aku benar-benar trauma,” tuturnya.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.