Onbashira, Tradisi Uji Keberanian dari Jepang |
Pemuda Jepang mencoba membuktikan keberanian mereka dengan menaiki batang pohon raksasa menuruni buki curam dalam upacara aneh Ki-otoshi di Jepang.
Keberanian bukan kata pertama ketika melihat kasus dari upacara rolling-log di
Jepang. Tapi itu adalah apa yang orang-orang ini lakukan. Tampaknya
membuktikan selama upacara Ki-otoshi mereka naik kayu raksasa dengan
ditarik tali untuk menuruni bukit curam.
Festival Jepang ini sangat terkenal yang diadakan setiap 6 tahun di Danau Suwa. Onbashira berarti “pilar terhormat” dan terdiri atas dua bagian: Yamadashi yang biasanya diadakan pada bulan April dan Satobiki
dirayakan di bulan Mei. Para pria mempersiapkan diri untuk bagian
pertama dengan menebang pohon-pohon besar yang akan digunakan sebagai
log atau “kendaraan” nanti. Selama Yamadashi, peserta harus menyeret
balok raksasa menuruni gunung. Para peserta menunjukkan bagaiaman berani
dalam “Ki-otoshi”,
upacara dengan megnendari kutub pohon di lereng. Ini agak spektakuler.
Penyaradan dan lompatan di atas medan kasar, pada batang pohon dan
terjatuh untuk menuruni lereng curam.
Seseorang
selalu terluka. “Aku jatuh dan patah tulang rusuk pada waktu saya ke
bawah”, kata Kazuaki miyasaka, koki 60 tahun, setelah mengambil bagian
dalam upacara pada tahun 2004.
Kegiatan ini merupakan bagian dari segmen Yamadishi, sebuah festival Jepang yang disebut Onbashira,
festival “Pilar Suci”. Onbashira adalalah upacara kuno yang sudah
dirayakan di wilayah Danau Suwa Nagano sejak 1.200 tahun silam.
Sebelum Yamadishi, yang berarti”keluar dari pegunungan”, pohon-pohon besar ditebang dengan kapak dibuat khusus untuk acara itu.
Pohon
itu dihiasi dengan warna tradisional upacara Shinto, erah dan putih.
Kemudian tali yang terpasang akan diseret oleh tim laki-laki untuk
menuruni bukit menuju empat kuil dari Suwa Taisha. Di bagian Satobiki
festival, kayu secara khusus ditempatkan untuk mendukung fondasi rumah
suci itu.
Enam
belas batang pohon digunakan, empat untuk setiap kuil, dalam upaya
untuk memperbaharui kekuatan kuil. Pria duduk di atas kayu sebagai tanda
mereka dibangkitkan dan bernyanyi untuk menandai kesempatan tersebut.
Onbashira
ini juga digelar pada saat upacara pembukaan Olimpiade Nagano pada
tahun 1998. Saat pasca gempa, apakah kegiatan tersebut masih tetap
jalan?
Sumber Penulisan:
http://global.liputan6.com/read/75784/festival-onbashira-di-jepang
http://www.anibee.tv/news/id/food-travel-japan/5693/-onbashira-festival-jepang-paling-berbahaya-di-dunia
https://www.brilio.net/wow/8-foto-mengerikan-dari-festival-onbashira-di-jepang-berani-coba-160609v.html
http://otakurei.com/tahun-ini-festival-onbashira-jepang-memakan-korban-jiwa/
https://indoculture.wordpress.com/2012/07/03/onbashira-tradisi-uji-keberanian-dari-jepang/
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.