Tuesday, July 26, 2016

Bali Alus memiliki Omzet Rp 15 Juta per Hari, berkat konsep Ramuan Asli dari Indonesia

Limpahan kemewahan ala Bali Alus pastinya berasal dari bahan-bahan yang memang asli tradisional. Apalagi semua pengolahannya memang tidak menggunakan peralatan modern. Hingga akhirnya, Bali Alus mampu meraih omzet Rp.. 15 juta per hari dengan memperkerjakan 100 karyawan. Plus, pasar sekunder untuk hotel-hotel dan ramainya permintaan supply barang pada bidang komoditas ekspor di Malaysia, Korea, Jepang, Australia hingga Eropa. Adapun variasi yang ditawarkan pun cukup beragam. Mulai dari yang termurah Rp. 5.000 hingga Rp. 200.000 per unit untuk yang termahal.
Bali Alus memiliki Omzet Rp 15 Juta per Hari, Berkat konsep Ramuan Asli
dari Indonesia
Selayaknya sebuah wilayah yang memiliki ratusan tradisi dan budaya, obat berbahan herbal asli dari Indonesia memiliki keberagaman yang unik. Tradisi pengobatan yang hadir dari berbagai daerah telah dinikmati dan teruji memberikan layanan kepada masyarakat.

Konon, proses pembuatan obat tradisional dari tanaman herbal pun telah diwariskan secara turun temurun. Pada masa lalu, hasil tradisi ini banyak dinikmati oleh keluarga keraton, hingga saat ini berbagai kalangan masyarakat dunia pun bisa merasakan kemewahan yang sama.

Buktinya tren perawatan yang bersifat alamiah kini justru banyak dicari. Selain kandungan lebih aman, khasiatnya pun tak bisa disangsikan. Hingga saatnya, cara yang masih tradisional tersebut mampu dikutip dengan baik pada setiap produk yang dimiliki oleh Bali Alus (www.balialus.com) . Sebuah perusahaan yang awalnya berfokus pada pengembangan produk perawatan tubuh, yakni lulur dan spa.

Ibu Ni Kadek Eka Citrawati, 39, mengaku sudah rajin meramu bahan-bahan dari alam untuk dijadikan kosmetik sejak ia masih kecil. Kebetulan sekali Ibu dan Nenek dari Kadek adalah sosok orang tua keluarga yang paling berjasa guna mengajarkan keahlian tersebut.

Berawal dari hobi dan keinginan untuk mengembangkan ramuan tradisional, Ibu Ni Kaded Eka Citrawati, 39, telah sukses menghasilkan produk kecantikan modern yang tidak pernah lupa pada budaya warisan leluhur.
Bali Alus memiliki Omzet Rp 15 Juta per Hari, Berkat konsep Ramuan Asli
dari Indonesia
Berawal dari hobi dan keinginan untuk mengembangkan ramuan tradisional, Ibu Ni Kaded Eka Citrawati, 39, telah sukses menghasilkan produk kecantikan modern yang tidak pernah lupa pada budaya warisan leluhur.

Mahasiswa dari Universitas Udayana, Bali.

Terjun ke dunia usaha sejak masih mudah, Mbak Ni Kaded Eka Citrawati sebelumnya pernah bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta. Seorang Mahasiswi yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Udayana, jurusan Arsitektur untuk Fakultas Tekhnik Sipil pada tahun 1998.

Namun jenjang kehidupan yang baru di tahun 2002, membuat ia harus mampu membagi waktu untuk mengurus anak dan suami. Kenyataan itulah yang menyebabkan Ibu Kadek harus berhenti dari pekerjaan. Cuma lama kelamaan dia jenuh dan berpikir untuk mencoba usaha sendiri.

Melihat hal tersebut, sang suami mendukung tekadnya untuk mulai merintis bisnis produk spa dan kecantikan. Terlebih, keahlian tersebut telah ia miliki secara turun temurun dari keluarga. Mesiki demikian Ibu Citrawati tetap merasa semua itu belumlah lengkap. Hingga pada suatu saat, ia mengikuti pelatihan yang diadakan oleh warga negara Belanda di Bali setelah rajin melakukan searching di internet.

Sejak awal, mahasiswa lulusan Universitas Udayana untuk Fakultas Teknik Arsitek memang sudah bertekad ingin membuat produk dengan konsep modern, tapi tetap konsisten untuk menghasilkan karyanya dengan menggunakan bahan-bahan tradisional.
Bali Alus memiliki Omzet Rp 15 Juta per Hari, Berkat konsep Ramuan Asli
dari Indonesia
Sejak awal, mahasiswa lulusan Universitas Udayana untuk Fakultas Teknik Arsitek memang sudah bertekad ingin membuat produk dengan konsep modern, tapi tetap konsisten untuk menghasilkan karyanya dengan menggunakan bahan-bahan tradisional.

Awalnya adalah Pertanyaan.

Orang tua dari Ibu Citrawati memiliki pekerjaan sebagai petani. Setiap bulan mereka rajin mengirim rempah-rempah dan hasil kebun ke berbagai wilayah. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga pasar luar negeri, seperti: India dan Thailand. Ada jahe, temulawak, cengkeh, dan masih banyak lagi. Semuanya bahan baku diolah untuk dijadikan kosmetika dan berbagai produk perawatan tubuh.

Dari situ timbullah pertanyaan dari dirinya. Kok, kenapa bahan asli dari Indonesia dipakai untuk proses pabrikasi di luar negeri. Apalagi semua hasilnya ditempeli oleh merek asing. Kan lebih baik bahan-bahan mentah tersebut diolah disini hingga menjadi produk perawatan tubuh dengna label asli karya anak Indonesia. Kan lebih baik dan lebih besar pula nilainya.

Kenyataan berharga tersebut selekasnya dia praktekkan melalui berbagai rangkaian uji coba hingga menghasilkan beberapa jenis produk perawatan tubuh. Awalnya belum dikasih label atau merek. Setelah benar-benar fokus pada usaha ini di tahun 2008, bau ia namai Bali Alus.

Jenis produk apa yang pertama kali ia buat? Seraya, ia menjelaskan pada sesi tanya jawab dengan Harian Kompas (20/01/2009), "Lulur scrub. Baru kemudian minyak esensial, sabun, dan produk-produk lainnya. Karena waktu memulai saya masih kuliah, jadi hanya sempat mengerjakan di sela-sela waktu luang. Namanya juga coba-coba, lebih banyak gagal daripada berhasilnya."

Besar minatnya akan jenis usaha ini membuat para konsumen semakin tidak ragu akan keabsahan karya kecantikan dari Bali Alus, "Saya cuma mengandalkan kekuatan sendiri dan belajar otodiddak dalam semua hal. Internet dan buku-buku adalah alat utama saya mencari ilmu tentang pembuatan produk perawatan tubuh," Lantas ia kemudian menerangkan tentang jati diri sebenarnya dari setiap karya yang akan diperjualbelikan ke pasar, "Saya berkeras semua bahan serba tradisionald an asli. Saya ingin produk saya alami dan natural. Misalnya membuat sabun, saya benar-benar dari minyak kelapa murni tanpa campuran bahan kimia sedikit pun."

Ibu Ni Kadek Eka Citrawati, 39, banyak belajar dari sang nenek dalam meracik dan meramu berbagai olahan dedaunan dan rempah-rempah.
Bali Alus memiliki Omzet Rp 15 Juta per Hari, Berkat konsep Ramuan Asli
dari Indonesia
Ibu Ni Kadek Eka Citrawati, 39, sangat bahagia saat sang nenek tak segan memberikan pelajaran tentang ilmu meracik dan meramu berbagai olahan dedaunan dan rempah-rempah.

Memang seorang Usahawan yang selalu dekat dengan Buruhnya.

Menjalankan usaha yang mendatangkan untung sekaligus mensejahterakan masyarakat sekitar adalah program Ibu Kadek selanjutnya guna memberikan kontribusi yang besar kepada lingkungan. Karena secara sadar ia meyakini bila berbisnis produk berbahan alami sangat tergantung pada ketersediaan bahan-bahan di alam.

Bermula dari menggandeng buruh tani yang ada, Ibu Citrawati rajin mensosialisasikan informasi yang dibutuhkan kepada para petani untuk menciptakan produk berkualitas. Ia juga memberikan bantuan berupa saprodi pertanian (Sarana produksi pertanian) untuk menunjang hasil produksi. Tidak perlu disangsikan lagi, berbagai hasil pertanian untuk setiap bulannya ia terima langsung melalui harga yang wajar. Selain itu, ia pun tidak mengalami kesulitan guna mencari bahan-bahan yang kiranya tidak pernah ia dapatkan dari petani binaannya.

Satu demi satu program kerja telah berjalan dengan baik. Kini saatnya Bali Alus mencari peluang pasar. Namun meraih impian itu bukan perkara mudah. Pasar modern yang digadang-gadang sebagai titik utama strategi marketing-nya, ternyata lebih memprioritaskan peluang permintaannya untuk produk-produk buatan pabrik. Belum lagi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) daerah Bali sempat menolak pengajuan surat permohonan izin usaha untuk Bali Alus. Alasannya mereka saat itu sedang mengkonsentrasikan kinerjanya pada sektor makanan dan minuman.

Lantaran kepepet, ia tidak menggubris masalah tersebut. Promosi usaha melalui mulut ke mulut dan pemasaran dengan menggunakan jalur internet online lebih diaktifkan. Berbagai kesempatan untuk mengikuti pameran yang ditawarkan oleh pemerintah pun tidak lepas dari daftar kerjanya. Sampai akhirnya, Ibu Citrawati baru bisa bernafas lega setelah legalitas izin edar disetujui oleh pemerintah daerah Bali. Aneh juga sih! Kok, Ibu Citrawati mendapatkan keputusan perizinan usaha yang lamban. Padahal produknya memiliki tingkat harga yang pastinya lebih murah. Udah gitu, kualitas yang dimiliki sangat asli dibandingkan produk-produk kecantikan hasil olahan luar negeri.

Dari dulu jika butuh lotion pencuci rambut, ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli shampoo di supermarket. Jadi cukup memetik dari tanaman di kebun, lalu diolah.
Bali Alus memiliki Omzet Rp 15 Juta per Hari, Berkat konsep Ramuan Asli
dari Indonesia
Dari dulu jika butuh lotion pencuci rambut, ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli shampoo di supermarket. Jadi cukup memetik dari tanaman di kebun, lalu diolah.

Kreatifitas, Ketekunan, dan Perencanaan untuk Masyarakat.

Tentu usahanya semakin berkembang dari hari ke hari. Guna membentuk kepercayaan pasar, Ibu Citrawati menekankan untuk tetap stabil mempertahan kualitas produknya dan tidak berhenti menghasilkan inovasi dengan melahirkan berbagai jenis produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

Sambutan memuaskan pun hadir dari berbagai lapisan pelanggan pada banyak hotel yang telah ditawarkan, "Selanjutnya hotel-hotel tersebut mau terus memakai produk saya. Tapi satu kekurangannya, mereka mau pakai produk kami, tapi tanpa label Bali Alus. Rata-rata Hotel kan menempelkan label mereka sendiri di semua produk yang disediakannya. Dan seiring berjalannya waktu, hotel-hotel itu tidak lagi membeli langsung pada saya. Melainkan lewat supplier."

Beruntun setelah usaha promosi di pasar sekunder telah berjalan. Ramainya permintaan supply barang untu komoditas ekspor juga berhasil diraihnya. Sebut saja Negara seperti Malaysia, Korea, Jepang, Australia hingga Eropa. Adapun variasi harga yang ditawarkan pun cukup beragam. Mulai dari yang termurah Rp. 5.000 hingga Rp. 200.000 per unit untuk yang termahal.


Ibu Citrawati mengupayakan untuk selalu mengembangkan ragam produknya secara berkala, agar pelanggannya mau untuk stabil memfavoritkan hasil kerjanya. Saat ini, 50 jenis produknya telah didaulat sebagai yang terbaik. Semua itu bisa terjadi berkat kerjasama yang konsisten untuk bidang riset dan penelitian dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan standar ISO 9001 yang senantiasa hadir pada setiap label.

Kreatifitas, ketekunan dan perencaan yang tidak sia-sia. Harian Kontan (29/10/2015) menyatakan bahwa Bali Alus memiliki omzet rata-rata mencapai Rp. 15 juta per hari melalui total produksi sebanyak 400 macam jenis produk yang dikerjakan oleh 100 karyawan. Tidak berhenti hanya disitu, Ibu Ni Kadek Eka Citrawati, 39, dan rekannya Anne Sri Ati dari PT Makmur Agro Satwa berhasil menyisihkan 6 finalis lainnya di tahun 2014 pada ajang perlombaan Ernest & Young (EY) Entrepreneurial Winning Women. Plus, penghargaan untuk bidang sosial & lingkungan bersama Ahmed Tessario, Fajri Mulya Iresha, Putu Gede Asnawa Dikta, dan Yaya Muslihah di Danaman Social Entrepreneur Awards (DSEA) 2015.



Limpahan kemewahan ala Bali Alus pastinya berasal dari bahan-bahan yang memang asli tradisional. Apalagi semua pengolahannya memang tidak menggunakan peralatan modern. Hingga akhirnya, Bali Alus mampu meraih omzet Rp.. 15 juta per hari dengan memperkerjakan 100 karyawan. Plus, pasar sekunder untuk hotel-hotel dan ramainya permintaan supply barang pada bidang komoditas ekspor di Malaysia, Korea, Jepang, Australia hingga Eropa. Adapun variasi yang ditawarkan pun cukup beragam. Mulai dari yang termurah Rp. 5.000 hingga Rp. 200.000 per unit untuk yang termahal.Limpahan kemewahan ala Bali Alus pastinya berasal dari bahan-bahan yang memang asli tradisional. Apalagi semua pengolahannya memang tidak menggunakan peralatan modern. Hingga akhirnya, Bali Alus mampu meraih omzet Rp.. 15 juta per hari dengan memperkerjakan 100 karyawan. Plus, pasar sekunder untuk hotel-hotel dan ramainya permintaan supply barang pada bidang komoditas ekspor di Malaysia, Korea, Jepang, Australia hingga Eropa. Adapun variasi yang ditawarkan pun cukup beragam. Mulai dari yang termurah Rp. 5.000 hingga Rp. 200.000 per unit untuk yang termahal.Limpahan kemewahan ala Bali Alus pastinya berasal dari bahan-bahan yang memang asli tradisional. Apalagi semua pengolahannya memang tidak menggunakan peralatan modern. Hingga akhirnya, Bali Alus mampu meraih omzet Rp.. 15 juta per hari dengan memperkerjakan 100 karyawan. Plus, pasar sekunder untuk hotel-hotel dan ramainya permintaan supply barang pada bidang komoditas ekspor di Malaysia, Korea, Jepang, Australia hingga Eropa. Adapun variasi yang ditawarkan pun cukup beragam. Mulai dari yang termurah Rp. 5.000 hingga Rp. 200.000 per unit untuk yang termahal.

Limpahan kemewahan ala Bali Alus pastinya berasal dari bahan-bahan yang memang asli tradisional. Apalagi semua pengolahannya memang tidak menggunakan peralatan modern. Hingga akhirnya, Bali Alus mampu meraih omzet Rp.. 15 juta per hari dengan memperkerjakan 100 karyawan. Plus, pasar sekunder untuk hotel-hotel dan ramainya permintaan supply barang pada bidang komoditas ekspor di Malaysia, Korea, Jepang, Australia hingga Eropa. Adapun variasi yang ditawarkan pun cukup beragam. Mulai dari yang termurah Rp. 5.000 hingga Rp. 200.000 per unit untuk yang termahal.Limpahan kemewahan ala Bali Alus pastinya berasal dari bahan-bahan yang memang asli tradisional. Apalagi semua pengolahannya memang tidak menggunakan peralatan modern. Hingga akhirnya, Bali Alus mampu meraih omzet Rp.. 15 juta per hari dengan memperkerjakan 100 karyawan. Plus, pasar sekunder untuk hotel-hotel dan ramainya permintaan supply barang pada bidang komoditas ekspor di Malaysia, Korea, Jepang, Australia hingga Eropa. Adapun variasi yang ditawarkan pun cukup beragam. Mulai dari yang termurah Rp. 5.000 hingga Rp. 200.000 per unit untuk yang termahal.
















2 comments:

  1. Sangat menginspirasi, thanks admin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima Kasih juga Pak Pendawa Eksa atas kesempatannya untuk mau membaca.

      Delete

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube