Monday, July 4, 2016

Rasanya Khas: Gula Semut dari Kulon Progo diminati oleh Pasar Amerika dan Eropa

Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.
Rasanya Khas: Gula Semut dari Kulon Progo diminati oleh Pasar
Amerika dan Eropa
Kawasan Kulon Progo, Yogyakarta bukan hanya dikenal sebagai tempat wisata yang menyajikan keindahan alam. Di tempat ini juga dikenal sebagai sentra pembuatan gula semut. Produk yang telah mampu untuk diminati oleh pasar Amerika dan Eropa.

Lantas, apa sih Gula Semut? Yaitu gula merah berbentuk semut atau serbuk. Warnanya merah, terdiri dari butiran kecil seperti pasir. Dari sadapan nira pohon kelapa, terciptalah gula semut yang memiliki cita rasa khas. Berton-ton gula semut setiap bulannya dihasilkan oleh sentra produksi yang terletak di desa Hargotirto, Hargorejo, dan Hargowilis.

Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton. Jelasnya kepada Harian Kontan. "Gula produksi kami kebanyakan dibeli eksportir. Gula semut lebih diminati pembeli dari Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa."

Tingginya permintaan gula semut, seraya ia menambahkan, disebabkan banyak konsumen yang membutuhkan keunikan rasa untuk campuran kopi. Perpaduan gula semut dan kopi dinilai lebih enak untuk dikonsumsi dibanding kopi biasa.

Bagi yang berminat, biasanya setiap kelompok tani memiliki tempat berjualan. Namun bila dirasakan kurang lengkap, anda bisa melakukan searching ke alamat berikut: http://gulasemutjogja.com. Macam kombinasi untuk Gula Semut pun mudah ditemukan. Ada yang beraroma jahe, temulawak, serta gula semut natural. Pokoknya tinggal di seduh saja, tanpa repot-repot lagi.

Proses kerja pengayakan bertugas untuk membentuk serbuk kasar.
Rasanya Khas: Gula Semut dari Kulon Progo diminati oleh Pasar
Amerika dan Eropa
Proses kerja pengayakan bertugas untuk membentuk serbuk kasar.

Cara Pembuatan Gula Semut.

Metode kerjanya tidak sulit. Siapkan cairan manis yang diperoleh dari bunga kelapa atau disebut Nira kelapa, ke dalam wajan. Kemudian panaskan nira kelapa hingga mencapai kekentalan tertentu. Cetak dan pergunaan alat penghancur yang terbuat dari kayu untuk memperecil ukuran serbuk.

Jelas gak? Kalau begitu saya akan uraikan lebih mendetail: Nira dengan PH 6 -7, Penyaringan kotoran kasar dan halus, Hasil Saringan, Pemanasan, Pendinginan, Perpaduan, Gula Semut, Pengayakan, Pengemasan.

1. Persiapan bahan dan pembersihan Nira Kelapa dari berbagai kotoran.

2. Setelah disaring menggunakan kain bersih, nira segar dipanasan selama kurang lebih 3 jam dengan kondisi suhu 100 derajat celcius. Jikalau berniat untuk memperoleh warga gula yang lebih cerah, perlu kiranya anda tambahkan Natrium Metabisulfat pada saat pemasakan.

3. Api jangan terlalu besar, karena gula akan berwarna gelap dan keras. Sebaliknya, apabila api terlalu kecil, maka gula tak kunjung masak dan terlihat lembek.

4. Tenang, jangan terburu-buru! Setelah dirasakan telah mengental, sekiranya semua itu perlu dianalisa. Yakni dengan cara, tetesan nira matang ke dalam sebuah gelas yang telah berisi air. Nah, hasilnya telah bisa dikatakan gula bila tetesan tersebut membentuk dirinya seperti benang yang tak putus. Atau cukup dipegang oleh tangan: Bila tidak lengket, berarti gula sudah masak.

5. Langkah berikutnya, biarkan gula selama 12 menit agar terasa agak dingin. Kemudian gula di pindahkan ke cetakan sambil terus diaduk. Pengadukan berfungsi guna membentuk butiran-butiran Kristal gula semut. Alat aduk pun memiliki kekhususan, yakni alat berbentuk garpu yang terbuat dari kayu.

6. Awalnya dilakukan pengadukan secara perlahan. Setelah terjadi pengkristalan, pengadukan lebih dipercepat hingga terbentuk serbuk kasar.

7. Atau cukup diamkan adonan sampai mengering. Proses ini bisa dibantu melalui alat oven khusus.

8. Tahap berikutnya dalam proses pembuatan gula semut adalah pengayakan atau penyaringan serbuk gula. Kinerja ini berfungsi untuk memperoleh keseragaman ukuran serbuk.

9. Pengemasan.
Agar tidak mudah rusak, cukup siapkan plastik yang tahan panas dan kedap air.


Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.

Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.

Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.Dalam satu lokasi kawasan pembuatan gula semut, terdapat 70 kelompok tani yang bertugas untuk mengelola dan menjual gula semut dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Menurut Rohmadi Suropati, ketua kelompok usaha, biasanya rata-rata pekerjanya untuk waktu seminggu mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp. 20 juta dengan jumlah total produk 1 ton.











No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube