Ikhlas dan Perduli adalah Filosofi Bisnis Pak Ahmed Tessario untuk para petani Beras Organik |
Dewasa ini memang cukup banyak kegiatan pengolahan yang menggalakkan makanan berbasis organik. Konon, makanan jenis ini mampu memberikan kenyamanan yang pasti bagi orang untuk menikmati tanaman segar tanpa khawatir tentang kualitas. Hal tersebut juga membuat industri makanan sehat organik di Indonesia semakin luwes untuk berkembang.
Sebut saja sayuran segar yang dulunya pada era tahun 90'an hanya dapat ditemukan di hotel-hotel. Tren kata sayuran organik berjenis 'Salad" merupakan makanan idaman bagi masyarakat modern pada saat itu. Seiring dengan perkembangan waktu, produk organik sudah tidak lagi menjadi barang sekunder di masyarakat. Kini, produk tersebut telah menjadi barang primer bagi berbagai kalangan.
Peluang inilah yang berusaha dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Pak Ahmed Tessario. Merintis pengolahan beras organik sejak tahun 2010 yang kemudian mampu berkembang dengan pesat di tahun 2012. Namun perihal kendala usaha tetap sebuah perjalanan yang harus ia lalui, karena kemampuan panen pada masa awal, yakni 50% saja. Otomatis bagi yang tidak siap akan merasakan kerugian besar. Padi biasa atau umum senantiasa menghasilkan 10 ton, hal tersebut bisa berkurang menjadi 5 ton untuk padi jenis organik.
Ikhlas dan Perduli adalah Filosofi Bisnis Pak Ahmed Tessario untuk para petani Beras Organik |
Potensi minyak atsiri cukup menjanjikan lantaran banyaknya permintaan
pasar akan jenis minyak tersebut pada bidang industri di tahun 2010.
Selalu berjalan bersama produk-produk Organik.
Laki-laki kelahiran Palembang, 28 November 1988 pernah menempuh pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) untuk Fakultas Teknik Kimia. Mengisi hari-harinya selain kuliah, Pak Ahmed pun rajin mengikuti bisnis Multi Level Marketing (MLM) untuk sekedar menambah uang saku. Kira-kira kegiatan tersebut ia jalani selama 3 tahun.
Merasa potensi pengalamannya telah meningkat, Pak Ahmed mencari peluang baru dengan mengikuti seminar tentang Minyak Atsiri. Tertarik rupanya, ia lantas merintis bisnis minyak atsiri bersama teman-temannya pada September 2010. Memang minyak atsiri sempat menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia pada saat itu. Selain minyak cengkeh, minyak lada hitam, minyak kayu putih, dan sebagainya.
Benar kiranya! Mahasiswa yang telah meraih gelar Kesarjanaan pun dalam waktu sekejap mendapatkan mitra yang mau memberikan pinjaman sebesar Rp. 150 juta. Plus, Banyuwangi memiliki lokasi yang memang cocok sebagai tempat penanaman pohon nilam, dinama nilam merupakan salah satu sumber bahan dari pembuatan minyak atsiri. Lantas pada bulan Oktober 2010, Pak Ahmed mulai memberikan diri untuk mengembangkan dana yang ada.
Usaha ini tidak serta merta berhasil, tapi memerlukan perjuangan panjang yang penuh liku. Mengalami gagal panen telah terhitung sebanyak 4 (empat) kali dan modal dari investor pun ludes dimakan mimpi yang tak jelas. Bahkan, ia harus berbohong dengan memberikan janji penggantian modal pinjaman sebesar 150%. Sungguh malang nasib Pak Ahmed saat itu.
Ikhlas dan Perduli adalah Filosofi Bisnis Pak Ahmed Tessario untuk para petani Beras Organik |
Gagal bukan berarti kalah menurut Pak Ahmed Tessario dan dia telah
memetik begitu banyak pelajaran berharga tentang merintis suatu usaha.
Akhirnya, ia memilih untuk cenderung bekerja sama dengan para buruh
tani.
Bangun lagi, karena Pertolongan dari seorang Petani Beras Organik di Banyuwangi.
Meski usaha tanaman perdananya kandas, ia tetap mencari jalan untuk bisa mengembalikan semua dana yang telah dipinjam. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang petani beras organik yang memang tinggal di kota yang sama. Seraya ia menjelaskan tentang keberuntungannya pada hari itu kepada Harian Kontan (05/12/2015), "Daripada menganggur, Pak Saman mengajak saya menjual beras organik produksinya."
Jiwa inovasinya pun mulai berkembang lagi dan jelas kenyataan tersebut memberikan ide baru bagi dirinya. Setelah mengobrol panjang dari hari ke hari, sang sarjana mendapatkan kesimpulan bahwa Pak Saman memiliki keterbatasan dalam bidang pengaturan usaha, sehingga usahanya tidak pernah lebih baik. Padahal, Pak Saman telah mengawali usaha Beras Organik sejak tahun 2003.
Dari kegagalan akan minyak atsiri, Pak Ahmed Tessario memetik banyak pelajaran tentang usaha. Pastinya ia tidak mau salah lagi saat penawaran kerjasama untuk pengembangan bisnis beras organik disetujui oleh kawan yang baru dikenal beberapa bulan. Keputusannya, ia lebih cenderung memilih pola bekerja sama dengan petani saat terjun ke binis barunya tersebut di pertengahan tahun 2011. Jadi, Pak Ahmed cukup menyediakan benih dan pupuk untuk operasional 16 petani di lahan seluas 1,7 Ha. Hasil panen pun dibeli dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar.
Tak disangka dalam tempo waktu kurang dari 1 tahun, bisnis beras organik berkembang pesat. Di tahun 2012, lahan yang digarap bertambah luas, menjadi 25 hingga 40 Hektar tersebar di 3 kecamatan dan dikelola oleh 24 petani. Hasil produksinya pun cukup mengejutkan, yakni 4,4 ton per Ha. Kemudian pertumbuhan tersebut berlanjut menjadi 8 ton hingga 16 ton. Dan di tahun 2015, program swadayanya telah mampu memproduksi 30 ton beras organik untuk setiap bulannya.
Menurut perhitungan Majalah Swa (30/11/2015), keuntungan yang didapat berkisar Rp. 127,5 juta di tahun 2012. Kemudian omzet tersebut bisa berlipat setelah 3 tahun atau tepatnya di tahun 2015 menjadi Rp. 1,758 milyar/tahun setelah memperoleh rata-rata penjualan untuk tiap bulannya sebesar Rp. 250 juta hingga Rp. 300 juta.
Kenyataan yang tidak bisa disangkal lagi bila Pak Ahmed akhirnya dapat bernapas lega setelah kerjasama dengan para buruh pun bertambah jumlahnya menjadi 128 petani. Apalagi buruh tani tersebut DIPASTIKAN akan mampu memiliki pendapatan sekitar Rp. 15 juta sampai Rp. 20 juta per bulan. Jelas peraih juara ke dua Danamon Award 2016 kepada Bisnis Update, "Saya memberikan edukasi kepada petani mulai dari membuat pupuk sendiri, mengajarkan cara menanam yang baik hingga cara panen agar menghasilkan padi yang berkualitas."
Ikhlas dan Perduli adalah Filosofi Bisnis Pak Ahmed Tessario untuk para petani Beras Organik |
Benar kiranya pertolongan yang diberikan oleh Pak Saman saat mereka
mengawali pembicaraan di tahun 2011. Saat ini, para rekan buruh tani
mampu memperoleh pendapatan sekitar Rp. 15 juta sampai dengan Rp. 20
juta untuk setiap bulannya.
Lebih Yakin untuk Berkembang semakin Mapan.
Berbisnis menurut Pak Ahmed Tessario. . . . . . .Membutuhkan analisa yang pasti, wajib untuk mampu menguntungkan orang banyak, harus memiliki integritas diri yang dapat dipercaya, serta tidak terlupa pada 2 norma dasar masyarakat desa, yaitu: ikhlas dan perduli. Melalui prinsip tersebut, ia pun mampu mengembangkan beras organiknya ke beberapa Kabupaten seperti Lumajang, Bondowoso, Situbondo, dan Jember.
Tidak berhenti hanya disitu. Berbagai kinerja perencanaan pun telah disiapkan. Program dari CV Sirtanio OrganikIndonesia yang beralamat http://organikbanyuwangi.com, membagi kinerja perusahaannya menjadi 2 aspek, yaitu aspek produk dan aspek pemasaran. Aspek produksi, program ini mentargetkan untuk bekerja sama dengan pemilik 300 ha lahan organik dengan masa panen yang di atur untuk mencukupi permintaan pasr pada tahun 2016. Aspek pemasaran, program ini mentargetkan untuk mendistribusikan produk beras organik ke seluruh Indonesia pada tahun 2016 dan mengaktifkan sisi ekspor pada pertengahan tahun 2016.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.