Wednesday, July 20, 2016

Tugas Kuliah yang berbuah Manis: Crispy Ikan dan Pak Aang Permana adalah lulusan IPB

Jangan pernah mengambil apa pun yang bukan hak kita. Pesan itulah yang seolah diajarkan Pak Aang Permana melalui perjalanan hidupnya. Buktinya, saaat ini ia telah mampu meraih laba per bulan dari Crispy Ikan sebesar Rp. 76,8 Milyar. Serta berhasil menolong ibu-ibu yang sudah berusia non-produktif untuk selalu mampu menjawab segala tuntutan hidup.
Tugas Kuliah yang berbuah Manis: Crispy Ikan dan Pak Aang
Permana adalah lulusan IPB
Berkarir di sektor yang memang cocok, hal tersebut seringkali membuat pekerjaan menjadi begitu menyenangkan. Tersenyum dan tertawa bersama saat inovasi berkata 'Kamu Pasti Bisa.' Penafsiran perilaku kerja tersebut pastinya mampu mendorong situasi yang selalu positif.

Walaupun memang dalam memahami besarnya potensi bisnis bukanlah perkara mudah. Berasal dari keluarga yang tidak memiliki apa-apa menjadikan Pak Aang Permana memiliki jiwa yang diidamkan oleh berbagai jenis kegiatan kerja. Apalagi dengan tuntutan ekonomi keluarga yang pas-pasan, membuat dia sudah terbiasa menjalani hidup untuk selalu berangkat dari bawah.

Agar mampu untuk terus berlajar, Mas Aang Permana rajin berkomunikasi dengan teman-temannya.
Tugas Kuliah yang berbuah Manis: Crispy Ikan dan Pak Aang Permana
adalah lulusan IPB
Agar mampu untuk terus berlajar, Mas Aang Permana rajin berkomunikasi dengan teman-temannya.

Sering Meminjam Buku dan Tidak Terlupa untuk Selalu Mengembalikan.

Diceritakan, sejak menempuh pendidikan di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), pria kelahiran Subang, Jawa Barat tahun 1990 memang sudah terbiasa untuk akrab dengan ketidakmapanan. Surat Keterangan Tidak Mampu atau SKTM wajib dia urus ke kantor kepala desa pada setiap tahunnya.

Karena keinginan untuk memperoleh jenjang pendidikan yang layak, Mas Aang tidak pernah malu untuk meminjam berbagai buku pendidikan yang diperlukan kepada teman-temannya. Baik saat mengerjakan tugas sekolah hingga persiapan guna menghadapi ujian. Setelah dirasakan sudah selesai, ia pun rajin mengembalikan buku-buku tersebut di keesokan harinya.

Ternyata kebiasaan tersebut kerap pula ia jalani di SMA (Sekolah Menengah Tingkat Atas). Seiring dengan itu, masalah keluarga pun tidak berkurang. Ayahnya harus menerima surat pemberhentian kerja saat krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998. Sehingga keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Universitas tidak mendapatkan restu sang ayah.

Kekurangannya selama ini ternyata bukanlah hal yang negatif bagi masa depan Pak Aang.
Tugas Kuliah yang berbuah Manis: Crispy Ikan dan Pak Aang Permana
adalah lulusan IPB
Kekurangannya selama ini ternyata bukanlah hal yang negatif bagi masa depan Pak Aang.

Membayar Uang Sekolah tidak bingung lagi, karena terbiasa Aktif Berusaha.

Sosok yang selama ini tidak mau berhenti untuk berjuang, membuat ia menampik arogansi tersebut. Hasilnya, Pak Aang cukup membayar iuran kuliah sebesar Rp. 3 juta setelah tiap 3 bulan ia rajin menandatangani surat kesanggupan untuk membayar. Tidak berhenti disitu saja, ia pun rajin memberikan les privat untuk siswa tingkat SD dan SMP. Plus, berjualan makanan ringan walau ia telah mendapatkan beasiswa dari Universitas.

Total sekitar 8 (delapan) beasiswa yang ia mampu peroleh saat sekolah di IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. "Waktu kuliah itu hampir semua biaya kuliah saya melalui beasiswa," terangnya.

Hingga suatu saat, tugas kuliah membawanya untuk berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat sekitar Waduk Cirata, Cianjur, Jawa Barat. Nah! Di kampung tersebut mudah sekali ditemukan ikan petek atau pepetek. Setelah meneliti lebih lanjut bersama rekan-rekannya, ternyata ikan yang dunia internasional mengenalnya dengan nama Slimmys memiliki kandungan protein dan kalsium yang tinggi.

Pak Aang telah berhasil mengarahkan pendapatan besarnya untuk berbagai kalangan di Masyarakat.
Tugas Kuliah yang berbuah Manis: Crispy Ikan dan Pak Aang Permana
adalah lulusan IPB
Pak Aang telah berhasil mengarahkan pendapatan besarnya untuk berbagai kalangan di Masyarakat.

Kehidupan Baru yang lebih Baik, Namun. . . . . . .????

Beberapa minggu setelah tugas kampus selesai, ia kembali disibukkan oleh rutinitas jadwal kuliah. Hingga saatnya ia lulus. Pak Aang kemudian bekerja di perusahaan yang bergerak dalam bidang LNG di DKI Jakarta.

Tapi selekasnya ia menyadari bahwa dunia pekerjaan yang ia geluti saat itu bukanlah wahana yang bisa diminati oleh catatan pengalaman hidupnya. Padahal fasilitas yang telah ia terima saat itu, bisa dikatakan sangat mapan.

Adapun niat kemandirian tersebut timbul berkat tugas kantornya sendiri. Kebetulan Pak Aang sering ditugaskan ke luar daerah, tepatnya dari Sabang sampai Merauke. Jejeran geografis alam lautan yang indah kiranya memiliki potensi untuk membangkitkan memorinya di saat masih kuliah.

"Saya tidak ingin memperkaya diri sendiri. Saya ingin membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka," jelasnya kepada Harian Kontan (15/02/2016). Tentu, keinginannya tersebut tidak serta merta mendapatkan izin secara langsung dari perusahaan bila dilihat dari kualitas yang ia miliki.

Akhirnya ia mendapatkan persetujuan untuk resign, setelah beberapa kali ditolak ketika mengajukan surat pengunduran diri. Berbekal kesungguhan dan niat tulus tersebut, dukungan pun mengalir. Mantan atasannya memberikan bekal dana secara cuma-cuma sebesar Rp. 150 Juta.

Sejak dari awal, kegiatan Crispy Ikan selalu menggunakan kesimpulan berdasarkan proses penelitian di laboratorium.
Tugas Kuliah yang berbuah Manis: Crispy Ikan dan Pak Aang Permana
adalah lulusan IPB
Sejak dari awal, kegiatan Crispy Ikan selalu menggunakan kesimpulan berdasarkan proses penelitian di laboratorium.

Setelah Proses Riset di Laboratorium, Produknya baru kemudian di Pasarkan.

Sejak tahun 2014, ia memulai bisnis olahan ikan melalui pengeluaran uang sejumlah Rp. 500.000. Modal tersebut digunakan untuk membeli ikan petek beserta peralatan memasak. Kemudian selama 6 bulan berikutnya, ia bersama rekan-rekan mahasiswanya terdahulu berusaha mencari resep terbaik, bahkan kegiatan tersebut selalu menggunakan kesimpulan berdasarkan proses penelitian di laboratorium.

"Selama 3 bulan pertama saya dan dibantu teman-teman kampus melakukan riset di Lab IPB supaya bau amisnya hilang dan layak dikonsumsi. Kemudian, 3 bulan berikutnya coba diuji ke pasaran," seraya ia menjelaskan secara lengkap kepada situs Alumni IPB (20/06/2016), "Setelah respon pasar cukup bagus, saya langsung memutuskan untuk resign dari tempat kerja dan fokus mengembangkan usaha crispy ikan petek ini."

Awal proses penjualan lebih diprioritaskan di berbagai toko oleh-oleh yang terletak di Kabupaten Cianjur. Kebetulan cukup banyak toko yang menolok saat itu karena dirasa produknya belum dikenal. Tapi, semenjak kinerja Crispy Ikan menggunakan media sosial dalam hal strategi pemasaran, penjualannya secra cepat mengalami peningkatan.

Pak Aang kemudian memutuskan untuk mengubah sistem penjualannya dengan menggunakan pola pemasaran melalui agen. Kini, produk Crispy Ikan (www.crispyikan.com) telah tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia. Total keseluruhan reseller yang menerima produknya sampai hari ini adalah 400 agen di seantero Indonesia, bahkan pasar luar negeri seperti Hongkong dan Malaysia juga ikut menawarkan produknya disana.

Ia mengaku tiap hari bisa mengolah sekitar 2,5 kwintal atau 250 kg ikan petek dan menjual untuk rata-rata perharinya sebanyak 600 s/d 800 kemasan per 1 (satu) agen. Harga jualnya pun sangat bijaksana, yaitu: Rp. 8.000 dengan berat 55 gram dan harga sesampainya di reseller, biasanya Rp. 15.000.

Tidak terlupa! Pak Aang Permana selalu siap menolong tenaga kerja yang sudah berusia non-produktif untuk selalu mampu menjawab segala tuntutan hidup.
Tugas Kuliah yang berbuah Manis: Crispy Ikan dan Pak Aang Permana
adalah lulusan IPB
Tidak terlupa! Pak Aang Permana selalu siap menolong tenaga kerja yang sudah berusia non-produktif untuk selalu mampu menjawab segala tuntutan hidup.

Caranya gimana tuh? Agar Crispy Ikan mampu mencukupi kebutuhan Pemesanan.

Setelah dirasakan mengalami peningkatan permintaan secara drastis, Pak Aang Permana segera mengundang warga di sekitar waduk Cirata guna melibatkan diri untuk mengerjakan proses produksi. Salah satunya ibu-ibu rumah tangga bertugas untuk menggoreng ikan, selain proses pabrikasi. Jumlahnya sekitar 17 ibu-ibu bekerja di rumah produksinya dan 11 orang ibu-ibu lainnya menggoreng di rumah masing-masing.

Pendapatan yang diraih oleh para ibu-ibu yang sudah berusia non-produktif pun bisa dikatakan lumayan. Dalam sebulan mereka mampu mengantongi gaji sebesar Rp. 1,5 juta. Melihat kenyataan positif di masyarakat ia pun sangat bahagia menanggapinya, "Kalau yang masih di usia produktif kan mereka masih bisa bekerja di pabrik dan peluang mereka keterima kerja di tempat lain juga masih besar."

Secara tidak langsung, kegiatan produksi Crispy Ikan juga mampu mendorong aktivitas dan pendapatan yang lebih baik bagi para nelayan. Sejumlah kebijaksanaan tentang kemitraan pun telah ia siapkan. Belum berbagai hasratnya untuk menggali peluang bisnis yang berhubungan dengan ikan petek.

Melalui Empang Kuri Land, perencaan bisnis Pak Permana kiranya sangat gencar mengajar para investor. Konsepnya kegiatan tersebut berguna untuk membiayai kolam-kolam ikan petek yang akan diurus oleh penduduk desa. Melalui dana yang telah terkumpul, hasilnya akan dibagi kepada investor dan warga desa yang mengelola.

Jangan pernah mengambil apa pun yang bukan hak kita. Pesan itulah yang seolah diajarkan Pak Aang Permana melalui perjalanan hidupnya. Buktinya, saaat ini ia telah mampu meraih laba per bulan dari Crispy Ikan sebesar Rp. 76,8 Milyar. Serta berhasil menolong ibu-ibu yang sudah berusia non-produktif untuk selalu mampu menjawab segala tuntutan hidup.Jangan pernah mengambil apa pun yang bukan hak kita. Pesan itulah yang seolah diajarkan Pak Aang Permana melalui perjalanan hidupnya. Buktinya, saaat ini ia telah mampu meraih laba per bulan dari Crispy Ikan sebesar Rp. 76,8 Milyar. Serta berhasil menolong ibu-ibu yang sudah berusia non-produktif untuk selalu mampu menjawab segala tuntutan hidup.Jangan pernah mengambil apa pun yang bukan hak kita. Pesan itulah yang seolah diajarkan Pak Aang Permana melalui perjalanan hidupnya. Buktinya, saaat ini ia telah mampu meraih laba per bulan dari Crispy Ikan sebesar Rp. 76,8 Milyar. Serta berhasil menolong ibu-ibu yang sudah berusia non-produktif untuk selalu mampu menjawab segala tuntutan hidup.

Jangan pernah mengambil apa pun yang bukan hak kita. Pesan itulah yang seolah diajarkan Pak Aang Permana melalui perjalanan hidupnya. Buktinya, saaat ini ia telah mampu meraih laba per bulan dari Crispy Ikan sebesar Rp. 76,8 Milyar. Serta berhasil menolong ibu-ibu yang sudah berusia non-produktif untuk selalu mampu menjawab segala tuntutan hidup.



No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube