Friday, April 7, 2017

Henny Widjaja, Sukses Jualan Abon Cabai bermerek Ninoy. Namun setelah 7 tahun. . ??

Tepatnya 9 tahun lalu, Ibu Henny Widjaja yang kala itu bekerja sebagai pegawai salon memberanikan diri berhenti dari pekerjaannya. Wanita kelahiran Jakarta, 21 Juli 1974 merasa pekerjaannya sebagai pegawai salon tidak mampu memenuhi biaya kebutuhan hidup yang semakin melambung tinggi. Tak ayal, ia terus berusaha merintis usaha yang sejatinya sama sekali belum dikenalnya, yakni Abon Cabe NINOY. Perjuangannya ternyata berbuah SUKSES. Namun. . . . . . . . ??

Awalnya semua ini dari mimpi. Ia pengen banget punya olahan makanan yang enggak ada saingannya, proses produksi pun dilakukan secara mandiri agar market pasarnya mudah untuk meluas dan perusahaannya gampang mempromosikannya. Hingga saat ini, ia memiliki produk yang lain daripada yang lain.

Saat pertama kali mengetahui, banyak konsumennya bertanya-tanya. Kok ?? Cemilan jenis ini berbahan cabai, kan biasanya abon terbuat dari serat daging. "Ya," jawab Ibu Henny Indarti Widjaja, 43. Ini dibuat dari cabe. So, mengapa enggak membuat abon dari bahan baku yang berbeda, selain daging. Kelebihan dari abon cabai, yakni mudah dibawa dan karakteristiknya yang kering, jadi itu awet. Bisa tahan sampai 1 tahun.

Koordinat selera utamanya adalah citarasanya yang pedas. Jadi pakai sedikit saja sudah cukup. Dan sangat cocok untuk dijadikan pelengkap bagi makanan jenis apa saja. Bahan-bahan yang digunakan pada abon cabe ini hanyalah cabe rawit merah yang pedas. Terus kalau bisa pilih yang sudah tua, kemudian dicampur dengan cabe merah keriting, bawang putih, garam, gula, dan tentunya minyak.

Hm m m m m m . . .Gua paling suka rasa kentang. Kalau gue paling suka abon cabai rasa teri. Favorit ku rasa yang original. . . .Oh yes, mereka sedang membicarakan Ninoy Abon Cabe. Abon cabe pertama di Indonesia yang rasanya dahsyat. Saking dahsyatnya, Varian 3 rasa dari Ninoy sudah mendapatkan sertifikasi halal, dan sudah sering diliput oleh berbagai media. Tak hanya media cetak, media televisi pun tidak mau ketinggalan untuk meliput kedahsyatan produk satu ini.

Siapa sangka ?? Keputusan alih profesi dari pegawai salon untuk setiap acara di RCTI menjadi pengusaha abon cabai. Justru membuat seorang Ibu Rumah Tangga sukses menjalani usaha. Padahal bisa dikatakan berbeda loh disiplin ilmu yang dipertaruhkan.
Henny Widjaja, Sukses Jualan Abon Cabai bermerek Ninoy. Namun
setelah 7 tahun. . ??
Siapa sangka ?? Keputusan alih profesi dari pegawai salon untuk setiap acara di RCTI menjadi pengusaha abon cabai. Justru membuat seorang Ibu Rumah Tangga sukses menjalani usaha. Padahal bisa dikatakan berbeda loh disiplin ilmu yang dipertaruhkan.
 
Rajin Belajar.

Wanita kelahiran Jakarta, 21 Juli 1974 pertama kali menelurkan ide ini saat ia belajar membuat bumbu masakan ala Italia. "Bumbu masakan yang saya bikini itu mirip sambal tetapi kering," Jelasnya kepada Harian Kontan (21/09/2011), "Pertama kali saya produksi abon cabai itu pada 2008."

Bahan yang sumbernya berasal dari tumbuh-tumbuhan, cabai juga, salah satu makanan yang paling banyak disukai oleh orang Indonesia. Terutama mereka yang sedang bekerja di luar negeri, jalan-jalan atau bahkan yang sedang menempuh pendidikan sekolah disana.

Pada awalnya cuma memproduksi 20 hingga 50 kilo per bulan. Setelah sukses, kegiatannya sudah biasa memproduksi 50 sampai 100 kilo per hari. Prosesnya: bahan baku cabe itu dipetik batangnya, terus dicuci bersih dan dimasukan ke dalam oven. Lamanya di oven itu tergantung dari cabe itu sendiri, bisa 5 sampai 10 hari. Setelah cabai-cabai itu kering sempurna, diangkat dari oven, terus masuk ke dalam proses berikutnya. Kemudian cabai kembali kering, baru digiling.

Lalu dimasak. Proses memasak berguna untuk merubah bahan yang sudah digiling menjadi abon. Itu dicampur dengan cabe rawit merah, setelah itu masukan cabe merah keriting segar, bawang putih, garam, gula, rempah-rempah, dan juga minyak sayur. Berkat komposisi yang tepat, rasanya menjadi asin, manis, gurih, dan tidak mengurangi adanya rasa pedas. Agar produk abonnya mudah dikenal, Ibu Henny awalnya mempromosikan produknya melalui mulut ke mulut dan menjual abon cabai itu di kantin miliknya yang terdekat dengan kompleks kos bagi mahasiswa.

Enggak disangka, ternyata para penghuni kos gemar sekali mengkonsumsi abon produksinya. Karena praktis dan ringkas untuk dibawa kemana-mana. Dari hari ke hari pun pembeli semakin bertambah. Lantas ia memberanikan diri untuk mempromosikan produknya melalui jaringan sosial di internet. Dari situ, ia mulai memiliki agen. Memang banyak para pekerjanya adalah ibu-ibu rumah tangga yang tidak punya pekerjaan. Mereka begitu rajin membantu bersama teman-teman arisan ataupun soba mereka di rumah, kantor, maupun sekolah. Pokoknya berkat Abon Cabe Ninoy, mereka bisa memiliki penghasilan tambahan.

Masalah lain yang juga telah terselesaikan, yakni. . . . . . .Tingginya harga cabai rawit merah membuat sejumlah pelaku usaha berbahan baku cabai sering menjerit, begitu pula yang dialami oleh Ibu Henny Widjaja. Beragam cara dilakukan agar usahanya tetap berjalan dan tidak merugi. Sebuah bisnis berbahan baku cabai memiliki trik tersendiri dalam mengatasi permasalahan harga cabai yang tinggi.

Ibu Henny mengaku dalam mengantisipasi permasalahan tersebut dengan cara membeli cabe rawit merah dalam jumlah yang banyak saat harganya tidak tinggi. Lalu cabai rawit merah yang sudah dibeli, dikeringkan agar tidak membusuk. Tak hanya itu, Ibu Henny juga melakukan subsidi silang dari bahan baku lain agar usaha yang dirintisnya tetap bisa berjalan.

"Membeli pada saat murah. Jadi ada kalanya tuh musim yang lagi panas. Kalau sekarang kan hujan. Hujannya, enggak tentu yah, udah cukup lama ini hujan. . . .hujan hujan terus, jadi cuaca lagi enggak bagus. Cabe juga pasti mahal dan biasanya enggak sepedes pada saat musim panas," Jelasnya pada suatu sesi wawancara dengan Lensa Indonesia. Dengan metode yang dilakukannya, ia tak perlu menaikan harga jual produknya. Bahkan Ibu Henny memiliki suatu produk yang dijual dengan harga sangat murah. Yaitu seharga 1.000 rupiah saja.

Unik juga yah. . . . .Kalau biasanya kita makan abon dari daging sapi atau ikan. Kali ini cabe segar dibuat sekering mungkin dan dicampur dengan aneka rempah.
Henny Widjaja, Sukses Jualan Abon Cabai bermerek Ninoy. Namun
setelah 7 tahun. . ??
Unik juga yah. . . . .Kalau biasanya kita makan abon dari daging sapi atau ikan. Kali ini cabe segar dibuat sekering mungkin dan dicampur dengan aneka rempah. 

Memang Seorang Pekerja Keras.

Berbicara tentang jenjang pendidikan, Ibu Henny pernah belajar mengenai tata rambut hingga ke Inggris. Ia suah ahli memotong rambut sejak usia 11 tahun saat bekerja pada usaha salon milik ibunya. "Ternyata, mama pengen saya kuliah. Akhirnya tahun 1996, saya berangkat ke Australia," Urainya tentang cerita masa muda kepada Harian Kompas (06/06/2013).

1 (satu) Bulan di Negeri Kangguru, ia pernah mencoba bekerja menjadi seorang penata rambut pada sebuah salon, jelasnya, "Untung saya mengantongi sertifikat kursus rambut dari Inggris. Syarat menjadi hari stylist di Australia adalah memiliki sertifikat." 4 tahun kemudian Henny muda menyelesaikan masa kuliahnya pada tahun 2000 dan segera kembali ke Indonesia setelah lulus dari jurusan Manajemen Bisnis. Lantas tuturnya, "Saya tidak bekerja berdasarkan ijazah kuliah. Pulang ke Indonesia, ya, kerja di salon lagi."

Ciri pekerjaan yang memang ia cintai, yakni bekerja sebagai penata make-up bagi para presenter TV. Kebetulan peluang kesempatan tersebut ia dapatkan setelah mengirim lamaran kerja ke Cay-Cay Salon. Kalau anda suka menonton berbagai acara di RCTI, anda pasti pernah membaca trademark salon tersebut di setiap awal dan akhir tayangan.

Manajemen Cay-Cay Salon pun semakin tertarik dengan cara kerjanya. Ia kemudian ditugaskan ke Spanyol untuk melakukan studi banding pada sebuah perusahaan yang bernama Nail Art. Kepincut juga, Nail Art pun berani memberikan ikatan kontrak kepada Ibu Henny selama 1 tahun sebagai tenaga pengajar. Mungkin karena persaingan industri yang sangat berat, ia menolak melakukan perpanjangan kontrak dan memutuskan untuk pulang kampung.

Sesampainya di tanah air, ia memilih mengundurkan diri dari pekerjaannya di Cay-Cay Salon dan lebih memilih bekerja sebagai freelancer pada perusahaan tersebut. Ia lantas kemudian mendapatkan tawaran sebagai pemain figuran pada film layar lebar. Judulnya "Arisan." Di tengah syuting film, ia diberi beberapa racikan sambal oleh temannya dari Bandung. Sebagai penggemar berat, ia bereksperimen untuk membuat sambal tersebut Dari situlah asal muasal produksi Abon Cabe Ninoy.

Modal awalnya hanya Rp. 2,5 juta. Gencar promosi melalui berbagai kolega dan juga melalui rumah makan miliknya yang terletak di jalan Semanggi, Jakarta, plus media online. Pesanan tak hanya datang dari situ-situ saja, bahkan jumlah permintaan mengalamai peningkatan hingga seluruh wilayah DKI Jakarta dan kota-kota di Jawa, Sumatera, Sulawesi, s/d Irian Jaya. Kini sudah memiliki sekitar 200 agen.

Uniknya, semua produk Ninoy, awalnya tidak dipasarkan ke Supermarket ataupun ritel-ritel moderen. Semua menggunakan jalur kolega agar rekan-rekannya memiliki penghasilan tambahan. Selain itu, ia sengaja membuat distribusi abon cabai secara tertutup agar menimbulkan kesan eksklusif. Buktinya, apra pelanggan sering bingung. Iklannya banyak ditemukan di website kaskus, tapi anehnya produksi Ninoy tidak mudah ditemukan di pasaran.

Hingga pada tahun 2011, usahanya mampu menggaji 18 Karyawan yang bekerja per bulan utnuk mengolah 5 ton cabai menjadi 1 ton abon cabai. Setiap abon kemasan botol berukuran 100 gr dijual dengan harga Rp. 30 ribu s/d 35 ribu Rupiah Kisak sukses yang kemudian mampu mengundang acara "Bosan Menjadi Pegawai" dari Trans TV untuk meliput. Bahkan tak terbilang hari setelah masa tayang, permintan jumlah pertemanan di media social account mencapai lebih dari 1.000 orang per jam.

Kepekaan sosialnya pun berusaha mencermati berbagai respon yang masuk ke Facebook. Rata-rata mereka mengajukan diri untuk menjadi reseller Ninoy dan menanyakan jumlah persentase diskon untuk pembelian dalam partai besar. Dengan tetap merespon setiap pertanyaan satu demi satu, Ibu 3 anak memanfaatkan setiap pertanyaan tersebut sebagai insight awal untuk membangun sistem bisnisnya.

Setiap hasilnya, ia menerapkan 2 prinsip penting bagi Mitra Ninoy. Pertama, Ninoy hanya melayani pembelian dengan sistem jual beli putus tanpa kontrak apapun, berapapun volumenya dan tidak menanggapi permintaan eceran. Kedua, bagi yang bermina menjual kembali Ninoy, tersedia 2 pilihan, yakni menjadi reseller pembelian minimum 5 kg dan berhak mendapatkan diskon 10%. Alasan 2 prinsip tersebut timbul, karena dia tidak menginginkan harga melonjak naik yang disebabkan oleh sistem penjualan berantai yang ada serta menghindari pertikaian antara reseller saat terjadi pengendalian harga. Pada perkembangannya, permintaan lebih banyak datang untuk menjadi agen dibanding menjadi reseller.

Berdasarkan peristiwa jual-beli tersebut timbullah solusi lain. Ibu Henny membuka lahan budidaya cabe pada tanah milik orang tuanya di Bogor, seluas 10 ha. Segera hasil pun terlihat. Kinerja Ninoy saat itu sudah memiliki laba kotor sebesar 1.000 - 1.500 kg per bulan dengan nilai diatas Rp. 300 juta tiap bulan atau Rp 3,6 Milyar per tahun. Selain dalam negeri, sudah cukup banyak dikirim ke luar negeri melalui tangan kedua, seperti: Korea Selatan, Dubai, dan berbagai Negara di Benua Eropa.

Lantaran gemar mengkonsumsi masakan pedas maka lahirlah ide kreatif membuat abon cabe yang memiliki kemasan simpel dan mudah dibawa kemana-mana, serta anti tumpah. Apalagi kemasannya menggunakan kertas karton berlapis alumunium yang mampu menjaga aroma alami cabe.
Henny Widjaja, Sukses Jualan Abon Cabai bermerek Ninoy. Namun
setelah 7 tahun. . ??
  Lantaran gemar mengkonsumsi masakan pedas maka lahirlah ide kreatif membuat abon cabe yang memiliki kemasan simpel dan mudah dibawa kemana-mana, serta anti tumpah. Apalagi kemasannya menggunakan kertas karton berlapis alumunium yang mampu menjaga aroma alami cabe.

Kalah dengan Produk yang Harganya Lebih Murah.

Menjadi pioneer abon cabai ternyata bukan perkara mudah. Setelah usaha sukses dirintis, mereka abon cabai lain seketika bermunculan. Tapi persaingan usaha ini dinilai positif oleh Ibu Henny untuk lebih berkreasi menciptakan abon cabe dengan 5 varian rasa.

Namun, sejak awal tahun 2015, kondisi pasar tetap berbicara lain. Penyebabnya begitu banyak pesaing yang muncul sehingga ia berniat untuk menghentikan usahanya yang telah berusia 7 tahun Kendalanya yakni: Pesaing yang berasal dari komoditi pabrik mampu menetapkan harga yang lebih murah dengan sistem promosi dan pendistribusian yang jauh lebih kuat.

Teramat disesali kemudian. Satu demi satu agennya yang berjumlah 400 orang mengundurkan diri, hingag tersisa 4 orang saja. "Omzetnya turun terus, jadi wajar saja kalau mereka tak mau jualan lagi," urainya kemudian. Padahal, sebelumnya mampu mencetak angka 600 kg abon cabai. Kini, angka itu terus mengalami drop down statistics report seiring dengan penurunan drastis akan jumlah agen.

Untuk mempromosikan pun sudah sangat sulit, karena membutuhkan biaya yang sangat besar. Selama itu ia pun tidak pernah menyerah. Mengikuti berbagai ajang pameran, serta gencar mempromosikan produk Ninoy melalui jasa periklanan dan berbagai media online di internet. Bahkan ia rela merubah nama Merek Ninoy agar lebih diminati pasar. Tapi tetap semua kegiatan itu tidak membuahkan hasil. Persaingan pasar tetap konsisten menginginkan penurunan akan harga jual Ninoy dengan kualitas yang terbaik.

Kalau biasanya kita makan abon dari daging sapi atau ikan. Kali ini cabe segar dibuat sekering mungkin dan dicampur dengan aneka rempah. Adalah Ibu 3 Anak yang telah memiliki segudang pengalaman kerja di luar negeri.
Henny Widjaja, Sukses Jualan Abon Cabai bermerek Ninoy. Namun
setelah 7 tahun. . ??
Kalau biasanya kita makan abon dari daging sapi atau ikan. Kali ini cabe segar dibuat sekering mungkin dan dicampur dengan aneka rempah. Adalah Ibu 3 Anak yang telah memiliki segudang pengalaman kerja di luar negeri.

Proses pembuatan Abon Cabai Ninoy.

Awalnya pisahkan cabai dari tangkainya. Sambil dipilah cabai yang masih bagus dan yang sudah busuk. Setelah itu masukan cabai merah keriting dan cabe rawit ke dalam air bersih. Jika sudah bersih semua, proses selanjutnya adalah pengeringan dengan memakai oven.

Nunggu di oven sampai 1 minggu atau sekitar 7 hingga 10 hari. Waduh lama Banget. . . . .Nyala apinya juga harus kecil Tidak boleh lebih dari 60 derajat celcius. Adapun cara memblender cabe juga sedikit berbeda. Tidak boleh terlalu cepat, serta terus menerus. Sesekali blender harus dimatikan dan cabenya ditekan-tekan secara manual, hingga hancur merata.

Setelah itu mulai memasak abon cabe. Masukan gula dan garam yang telah diblender. Aduk-aduk supaya tidak menggumpal. Lalu masuk kan cabe yang sudah halus. Di aduk hingga tercampur. Baru setelah itu masukan minyak goreng. Setelah bahan tercampur semua, baru nyalakan kembali api untuk digoreng. Apinya kecil saja, selain tidak gosong, biar wangi cabe nya menusuk hidung.

Bila sudah matang, matikan apinya. Kemudian masukan irisan bawang putih yang sudah digoreng dan diblender tadi. Aduk lagi sampai rata. Saatnya pengemasan, para pekerja Ninoy biasanya mengemasnya dengan 2 ukuran. Ada yang 100 gram dan 250 gram. Walau tanpa bahan pengawet, abon cabai ini bisa bertahan hingga 1 tahun, teman. Selamat mencoba. . . . . . . .!!!!

Website: http://rumahcabe.com/
Facebook: https://www.facebook.com/Rumah-Cabe-167551933304814/
Blogspot: http://ninoyaboncabe.blogspot.co.id/
Alamat: Jl. Karet Sawah 1 No. 94, Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Jakarta, 12930.
Telp: 021-5277-724 / 081-1192-1530.





Tepatnya 9 tahun lalu, Ibu Henny Widjaja yang kala itu bekerja sebagai pegawai salon memberanikan diri berhenti dari pekerjaannya. Wanita kelahiran Jakarta, 21 Juli 1974 merasa pekerjaannya sebagai pegawai salon tidak mampu memenuhi biaya kebutuhan hidup yang semakin melambung tinggi. Tak ayal, ia terus berusaha merintis usaha yang sejatinya sama sekali belum dikenalnya, yakni Abon Cabe NINOY. Perjuangannya ternyata berbuah SUKSES. Namun. . . . . . . . ??Tepatnya 9 tahun lalu, Ibu Henny Widjaja yang kala itu bekerja sebagai pegawai salon memberanikan diri berhenti dari pekerjaannya. Wanita kelahiran Jakarta, 21 Juli 1974 merasa pekerjaannya sebagai pegawai salon tidak mampu memenuhi biaya kebutuhan hidup yang semakin melambung tinggi. Tak ayal, ia terus berusaha merintis usaha yang sejatinya sama sekali belum dikenalnya, yakni Abon Cabe NINOY. Perjuangannya ternyata berbuah SUKSES. Namun. . . . . . . . ??Tepatnya 9 tahun lalu, Ibu Henny Widjaja yang kala itu bekerja sebagai pegawai salon memberanikan diri berhenti dari pekerjaannya. Wanita kelahiran Jakarta, 21 Juli 1974 merasa pekerjaannya sebagai pegawai salon tidak mampu memenuhi biaya kebutuhan hidup yang semakin melambung tinggi. Tak ayal, ia terus berusaha merintis usaha yang sejatinya sama sekali belum dikenalnya, yakni Abon Cabe NINOY. Perjuangannya ternyata berbuah SUKSES. Namun. . . . . . . . ??

Tepatnya 9 tahun lalu, Ibu Henny Widjaja yang kala itu bekerja sebagai pegawai salon memberanikan diri berhenti dari pekerjaannya. Wanita kelahiran Jakarta, 21 Juli 1974 merasa pekerjaannya sebagai pegawai salon tidak mampu memenuhi biaya kebutuhan hidup yang semakin melambung tinggi. Tak ayal, ia terus berusaha merintis usaha yang sejatinya sama sekali belum dikenalnya, yakni Abon Cabe NINOY. Perjuangannya ternyata berbuah SUKSES. Namun. . . . . . . . ??Tepatnya 9 tahun lalu, Ibu Henny Widjaja yang kala itu bekerja sebagai pegawai salon memberanikan diri berhenti dari pekerjaannya. Wanita kelahiran Jakarta, 21 Juli 1974 merasa pekerjaannya sebagai pegawai salon tidak mampu memenuhi biaya kebutuhan hidup yang semakin melambung tinggi. Tak ayal, ia terus berusaha merintis usaha yang sejatinya sama sekali belum dikenalnya, yakni Abon Cabe NINOY. Perjuangannya ternyata berbuah SUKSES. Namun. . . . . . . . ??























Sumber Penulisan:
http://m.kontan.co.id/news/henny-juru-rias-yang-sukses-berbisnis-abon-pedas
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/di-tangan-henny-cabai-bisa-jadi-abon-1-1
http://lifestyle.kontan.co.id/news/sebelum-jadi-juragan-abon-henny-pernah-jadi-figuran-film-2-1
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/memuaskan-selera-penikmat-pedas
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/ramai-ramai-terbitkan-buku-cara-berbisnis-ala-ukm
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/bisnis-abon-cabai-mulai-melandai
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/bisnis-abon-cabai-mulai-melandai?page=2
http://www.ayopreneur.com/exclusive-interview/henny-widjaja-meraih-sukses-di-bisnis-abon-cabe
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/06/10313757/Henny..Raup.Omzet.Ratusan.Juta.dari.Abon.Pedas
http://m.viva.co.id/life/kuliner/442859-tiga-wanita-di-balik-makanan-kemasan
http://lustybestari.blogspot.co.id/2010/10/abon-cabai-mesin-uang-keluarga.html
https://nururbintari.wordpress.com/2013/01/11/ukm-digital-marketing-abon-cabe-ninoy/


No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube