Meski berlabel Industri
rumahan, rumah produksi gula semut yang dikelola oleh Sugiyo terbilang
sukses. Tidak sedikit industri serupa yang jatuh. Masalah memang selalu
saja datang silih berganti. Namun bagi Sugiyo, di samping masalah
haruslah diiringi oleh doa dan hal terbaik yang selalu mengiringi.
“Kejujuran
itu kunci utama untuk membangun usaha. Mungkin segala hal memang harus
dilandasi oleh kejujuran. Namun, untuk gula semut sendiri, saya selalu
berusaha jujur kepada semua pembeli, petani maupun pekerja,” tegasnya.
Sejak 2001, Sugiyo menggeluti usaha gula semut. Sementara di Kecamatan Kokap sendiri, usaha serupa sudah ada yang berdiri.
“Tak ada yang spesial dari rumah produksi kami. Semuanya sama, sama-sama produksi kokap,” katanya.
Memutuskan untuk beralih pada produksi gula semut, awalnya Sugiyo kecewa dengan hasil penjualan gula kelapa (gula Jawa, gula bathok,
red) di pasar. Merasa untungnya tak meningkat, ia berinovasi dengan
gula semut. Meski bukan barang baru, saat itu, gula semut belum banyak
diproduksi oleh banyak orang. Dengan pertimbangan keunggulan dari gula
semut.
“Adanya
campuran rasa, jahe, kencur, lengkuas, temu lawak dan lainnya
memberikan khasiat gula semut lebih disukai oleh orang. Pasarnya bebas,
ya di pasar maupun ke perusahaan-perusahaan. Di sini kami terbuka, siapa
yang mau beli silahkan beli,” ujarnya.
Untuk menggapai beragam kalangan, Sugiyo mengemas produksnya dengan beragam ukuran. Mulai dari partai kecil hingga besar.
“Kalau
untuk kemasan 1 pon saya jual Rp. 3.500 – 4.000 perbungkus. Terserah
nanti konsumen mau jual ke pasar berapa jumlahnya,” lanjutnya.
Melihat
pasar yang terus menggeliat, berbagai antisipasi dilakukan oleh Sugiyo.
Menurutnya, untuk partai besar, mereka mampu memproduksi sampai dengan
200 kg sehari.
Meski
hanya dijalankan dengan delapan pekerja saja, tak mengherankan jika
omzet produksi tersebut tercapai. Tak ada tenaga eksta. Selalu ada
antisipasi untuk rencana kedepan. Maka dari itu, Sugiyo berusha selalu
membuat inovasi selama ia mampu.
Sebuah
usaha harus memiliki target. Hal itu pula yang selalu dipegang oleh
Sugiyo. Dalam kesehariannya, tak perlu ia mengawasi para pekerja seiap
hari. Dengan keterampian yang dimiliki oleh para pekerjanya. Sugiyo
yakin mampu memenuhi setiap permintaan pemesan.
Meski
masalah disiplin waktu para pekerja terkadang menghambat, Sugiyo sudah
betul mana pekerja yang memang cepatan ataupun mahir dalam bekerja.
Artikel lainnya yang terkait mengenai Sugiyo
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.