Si Anak Desa dari Keluarga Miskin di Ngargosari, Mengarsiteki Minyak Atsiri
ke Pasar Dunia
|
Mayoritas penduduk di desanya memiliki mata pencaharian sebagai petani dan buruh di suatu perkebunan. Belum lagi, ia hanya memiliki pengalaman kerja sebagai penjual angkringan saat menempuh pendidikan di Yogyakarta. Plus, penjual burung kenari. Serta, pengangkut barang-barang anak kos yang mau pindah.
Namun, pangsa pasar yang dimiliki oleh pengolahan minyak atsiri berkata lain dibandingkan catatan hidup yang pernah terjadi. Sebut saja benua, seperti Eropa, Asia, Amerika Selatan dan Amerika Utara adalah pasar tetap produk olahannya. Bermodalkan ketersediaan yang dimiliki oleh desanya, pria kelahiran Kendal 11 Maret 1989 mencoba meracik sekumpulan sampah daun dari tanaman cengkeh di tahun 2009.
Hanya dalam waktu tempo selama 3 tahun, perusahaannya yang bernama PT Kendal Agro Atsiri terlahir untuk memberi manfaat yang sangat besar bagi seluruh lapisan masyarakat di desanya. Jam kerja mulai pukul 07.00 pagi, Pak Khafidz memiliki program kerja yang sangat arif dan bijaksana. Berdasarkan kesimpulan darinya, "Orang desa memang lebih mengerti jika dicontohkan praktek langsung, dibandingkan mendengarkan penjelasan teoritis." Ia tidak jarang mengajak semua karyawannya untuk ikut studi banding ke beberapa perusahaan temannya yang sudah bisa dikatakan sukses.
Bahkan ia menyiapkan ruang khusus untuk kegiatan laboratorium bagi tiap tenaga kerjanya yang ingin melakukan eksperimen guna membuat minyak atsiri. Sempat ia menuturkan, "Agar bisnis bisa tetap berjalan saya selalu menoleh ke masyarakat sekitar saya, artinya saya ingin membuat ibu-ibu penyapu dan pengumpul daun cengkeh, yang kehidupannya bergantung pada usaha saya untuk selalu bisa tersenyum."
Si Anak Desa dari Keluarga Miskin di Ngargosari, Mengarsiteki Minyak Atsiri
ke Pasar Dunia
|
Minyak atsiri adalah jenis minyak yang dihasilkan dari proses destilasi
setelah dilakukan pengolahan pada tiap bagian tumbuhan, seperti: daun,
akar, bunga kulit, batang, dan berbagai bagian tumbuhan.
Anak Desa yang tidak pernah Berhenti untuk Berdiri.
Desa Ngargosari yang cukup terpencil kiranya saat masa muda Khafidz menghabiskan waktunya untuk belajar di SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), hingga SMA (Sekolah Menengah Atas). Perihal jauhnya jarak tempuh dan kondisi jalan yang rusak senantiasa hadir untuk setiap langkah awalnya.
Sempat bantuan beasiswa dari pemerintah daerah menghampirinya guna menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta untuk Fakultas Teknik Industri. Ia pun menjadi satu-satunya warga Ngargosari yang berpeluang untuk mampu melangkah ke perguruan tinggi. Namun entah mengapa? Birokrasi yang tak jelas membuat ia harus mengurung kenyataan emas yang ada.
Yah, namanya juga orang desa. Kesempatan positif apapun adalah jalan yang terbaik. Akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk menjual kambing peliharaan. Dana yang telah didapat sebesar Rp. 1,6 juta dipergunakan untuk membayar uang masuk kuliah di tahun 2006.
Si Anak Desa dari Keluarga Miskin di Ngargosari, Mengarsiteki Minyak Atsiri
ke Pasar Dunia
|
Tidak hanya digunakan sebagai campuran rokok, cengkeh pun mampu menghasilkan sesuatu yang harum bagi kecantikan dan kesehatan.
Kehidupan baru di Yogyakarta.
Awal kehidupan yang baru di kota Gudeg selalu dijalaninya dengan semangat. Selama semester pertama, Khafidz muda masih menerima uang bulanan dari orang tua dan sering menghabiskan waktu istirahatnya di pelataran Masjid. Karena tidak memiliki biaya untuk menyewa ruang kos.
Setelah semester kedua berjalan, ia mulai berpikir untuk mencari pendapatan sendiri. Kebetulan kota Yogya cukup dikenal sebagai tempat mengumpulnya para penggemar burung. Ia pun bergegas untuk membuka usaha jual burung. Hingga suatu saat, ada 1 orang pecinta burung menawarkan burung kenari yang ia perolah dari desanya dengan harga tinggi. Tapi sayang, burung tersebut menderita penyakit, sebelum sempat terjual.
Pengalaman yang cukup mengenaskan kiranya. Keputusan untuk ganti pekerjaan kemudian timbul. Beberapa kali ia diperbantukan pada Dinas Kesehatan, Fakultas Kedokteran, serta lembaga survei guna menyebarkan kuesioner di sekeliling kampus. Sekedar uang saku pun didapat, tapi jumlah totalnya belum mencukupi seluruh ongkos kuliah. Temannya seorang dosen akhirnya dijadikan kolega untuk menutupi kekurangan biaya. Ungkapnya pada Harian Kontan (28/02/2013), "Saya dulu terkenal karena sering ngutang."
Waktu terus berjalan, Pak Khafidz kemudian mencoba mencari peruntungan dengan menjual nasi kucing. Awalnya ia belajar terlebih dahulu melalui temannya yang sudah berpengalaman. Lantas ia menyewa seperangkat gerobak dengan biaya Rp. 3 ribu per hari dari hasil pinjaman sebesar Rp. 500 ribu untuk menjajakan nasi kucing secara mandiri setelah dirasakan cukup mampu.
Rajin pergi ke pasar mulai jam 05.00 pagi guna mencukupi kebutuhan yang diperlukan. Siang harinya, ia menunaikan tugas kuliah. Pulang sekolah, ia langsung menjalankan tugasnya sebagai bos angkringan hingga jam 01.00 WIB. Hasilnya yang didapat bisa dikatakan lumayan. Iuran sekolah, ongkos sewa kos, uang makan sehari-hari, serta biaya membeli buku berhasil dipenuhi. Ilmu tentang kewirausahaan dalam hal komunikasi pun tidak tertinggal untuk bisa dikatakan laba, katanya: "Karena sembari ngobrol, bisa bertemu banyak orang di situ."
3 tahun telah dilalui, kejadian memilukan kembali menghampiri. Gerobak angkringan yang terletak di seputaran UGM harus hilang karena dicuri oleh orang tak dikenal, saat ia menempuh tugas magang di Cilegon, Jawa Barat. Kenangnya, "Padahal itu gerobak cicilan, harganya mahal bagi saya, Rp. 1,5 juta."
Si Anak Desa dari Keluarga Miskin di Ngargosari, Mengarsiteki Minyak Atsiri
ke Pasar Dunia
|
Cukup banyak pengusaha di Indonesia mampu meraih kesuksesan saat mereka
berusia muda. Sebut saja: Ahmed Tessario (Distributor (Padi Organik),
Tirta Mandira Hudi (Dokter Lulusan UGM yang Sukses Berkat Usaha Cuci
Sepatu), Dea Valencia (Gadis Miliuner Pemilik Batik Kultur), Trisya
Suherman (Pengusaha Spa yang sangat sukses), Anthony Leong (Pengusaha
Sukses karena Internet), Hero Wijayadi (Penjual Bunga di 27 propinsi),
Bambang Setiawan (Lulusan ITB yang Sukses karena Jualan Jangkrik), . . .
. . . . .Dan sekarang kita berbicara tentang si Anak Desa dari Keluarga
Miskin di Ngargosari.
Menemukan EMAS di Kampungnya sendiri.
Keputusan untuk menutup usaha angkringan terpaksa harus diambil. Selekasnya ia pulang kampung di tahun 2009 guna mencari peruntungan baru. Ternyata benar! Jejeran perkebunan cengkeh seluas 1.000 hektar memberikan sekumpulan ide yang sangat mujarab.
Ada begitu banyak sampah daun yang berserakan saat ia memasuki desanya. Kebetulan sekali tidak jauh dari tempatnya berpijak terdapat sebuah usaha penyulingan minyak atsiri dari daun cengkeh. Lantas ia datangi dan selekasnya ia bertanya kepada pemiliknya. Jelas putra ke 3 pasangan Pak Mistam, 57, dan Ibu Suriyah, 57, pada suatu sesi wawancara dengan Harian Swa (19/04/2016), "Pak, minyak cengkeh ini dijual ke mana?," kemudian sang pemilik menjawab, "Pokoknya Mas, setiap saya jual, ke mana pun, pasti laku."
Terlihat begitu optimis. Menurutnya pasar untuk produk wewangian memang menjanjikan. Bahkan, cukup banyak industri kosmetik, makanan, dan obat-obatan pun mempergunakannya untuk olahan campuran. Jika serius digarap, budidaya minyak atsiri bisa menghasilkan pendapatan yang tak terkira.
Lantaran fungsi dan manfaat yang sangat kaya, tak heran bila Pak Khafidz Nasrullah, 27, selekasnya melakukan riset kecil-kecilan selama 1 tahun. Semua informasi ia peroleh dari internet, seperti: perusahaan jenis aa yang membutuhkan, kira-kiranya berapa jumlah botol yang akan dipesan perbulannya, penentuan harga jual yang pantas, bagaimaan business plan yang sesuai, dan banyak lagi.
Sempat ia menceritakan langkah awalnya, kepada Tabloid Nova (17/10/2014), "Pokoknya semua saya petakan dulu. Lalu? Dari hasil riset itu, untuk membuat usaha minyak atsiri minimal dibutuhkan dana awal Rp. 80 juta. Uang itu untuk membuat drum penyulingan, pemanas, dan lain-lain. Itu biaya paling murah dan alatnya dirancang sendiri tanpa bantuan orang lain, kecuali tukang lasnya. Kalau pesan alat khusus, tentu harganya jauh lebih mahal."
Kita perlu tahu bila mesin penyulingan merupakan urat nadi pembuatan minyak atsiri. Tapi secara gamblang, ia menyatakan semua itu tidak terlalu sulit, jelasnya, "Di desa kami penyulingan seperti ini sudah banyak. Jadi saya bisa mencontoh dari milik mereka." Setidaknya kita menjadi lebih tahu bila dana sekitar Rp. 250 juta tidak akan membebani jumlah total biaya keuangan yang ada.
Berangkat dari hasil kesimpulan yang telah ditemukan, Pria kelahiran Kendal, 11 Maret 1989 mengajukan proposal atau rencana kerja ke berbagai pengusaha yang tertarik. Terhitung 8 orang telah diajak bicara dan uniknya, semuanya menolak sistem bagi hasil yang diajukan. Untungnya, pengusaha yang ke 9 sangat berniat membiaya seluruh perencanaan dari neraca keuangan yang diajukan.
Untuk memulai usaha, "Saya memutuskan cuti kuliah. Prinsip saya, usaha minyak cengkeh jalan dulu meskipun pelan-pelan. Mulanya, saya dan teman hanya memproduksi 500 kilogram minyak cengkeh tiap bulan. Hanya satu rangkaian proses sehari. Minyak ini dijual ke pengepul. Berjalan setahun, usaha ini ternyata menguntungkan."
Entah mengapa? Sang teman kemudian menarik modalnya yang ada ketika usaha telah balik modal. Pak Khafidz pun segera mencari kolega pengganti dan seiring dengan kenyataan yang terjadi di tahun 2012, PT Kendal Agro Atsiri (KAA) lahir untuk memberi manfaat yang sangat besar bagi masyarakat desanya, terutama kaum wanita. Ibu-ibu sudah berumur yang kesehariannya tidak memiliki pekerjaan atau hanya bekerja sebagai buruh tani dan pabrik. Semuanya ia rekrut untuk mengumpulkan daun cengkeh yang berserakan. Kegiatan tersebut ternyata bisa mendongkrak penghasilan perbulan sang Ibu hingga Rp. 1 juta.
"Mereka adalah motivasi utama saya, sehingga saya keukeuh agar perusahaan ini terus maju dan berkembang. Ketika kultur manajemen KAA mulai terbentuk dan sistem manajemen mulai rapi, saya bergerak untuk mencari investor," jelas Pak Khafidz tentang rencana berikutnya setelah meraih penghargaan pada ajang Wirausaha Muda Mandiri 2012.
Ia pun tidak terlena akan keadaan yang ada walau banyak pelaku usaha dan masyarakat semakin mengetahui eksistensi dirinya Selekasnya, Pak Khafidz kemudian mengikuti business coaching di Yogyakarta yang di asuh oleh Pak Ibu. Gunanya menambah wawasan dalam menangkap peluang bisnis yang ada dan mengasah visi yang dimiliki saat berbagai sudut pandang yang berbeda itu hadir.
Keyakinan untuk menjadikan KAA memiliki kelas perusahaan bertaraf internasil sepertinya tidak bisa dihentikan. "Saya sudah merancang target pengembangan bisnis 5-10 tahun ke depan. Kenal Agro Atsiri hanyalah alat untuk mencapai cita-cita saya an menyejahterakan masyarakat sekitar saya."
Si Anak Desa dari Keluarga Miskin di Ngargosari, Mengarsiteki Minyak Atsiri
ke Pasar Dunia
|
Terbukti! Minyak Jenis ini juga mampu memberikan keharuman bagi tiap
produk mereka di Benua Eropa, maupun Benua Amerika. Foto berikut
diabadikan ketika Pak Khafidz hadir pada Global Student Entrepreneur
Awards 2013 Finalists.
Milyaran merupakan Angka yang wajar sejak tahun 2012.
Terhitung sejak tahun 2012, omzet Pak Khafidz bersama kultur manajemen KAA telah mampu menoreh angka nominal sebesar Rp. 2 Milyar/tahun. Kemudian target perencanaan laba pun semakin meningkat dengan sasaran Rp. 1 milyar tiap Bulan untuk tahun berikutnya. "Saya punya tim inti beranggotakan lima karyawan. Mereka dibagi-bagi untuk mengurusi manajemen, keuangan, produksi, lapangan, dan transportasi. Selain tim inti, saya punya 450 pekerja yang terlibat dalam rangkaian proses penyulingan, termasuk penyapu daun cengkeh. Saya sendiri lebih banyak mengembangkan usaha. Cari investor, cari pasar, bertemu buyer, dan semacamnya."
Wow! Hasil yang menakjubkan. Namun, perlu kiranya kita juga mengetahui tentang bagaimana semua itu bisa terjadi. Ia memulai penjelasan dengan kata-kata: "Caranya sebenarnya mudah. Pertama, jangan menjual minyak atsiri dalam jumlah kecil, tapi harus sekaligus besar. Kedua, memasarkannya jangan kepada tengkulak, tapi harus langsung ke perusahaan-perusahaan besar yang menjadikan minyak atsiri sebagai bahan utama. Seperti yang kita ketahui, minyak atsiri atau essential oil yaitu minyak yang diambil dari sari tumbuhan. Minyak atsiri banyak digunakan untuk bahan kosmetik, obat-obatan, dan parfum, khafidz essential oil in the wprl Khafidz memiliki impian, suatu saat nanti kendal dikenal sebagai pusat essential oil in the world."
"Sejak awal saya melibatkan diri secara total. Kendati saya memiliki karyawan tetap sebanyak 15 orang an 400 orang tenaga lepas, tapi saya ikut mengerjakan semuanya. Dari menyapu, pabrik, menyopiri truk, samai tugas yang lainnya juga suah saya jajal semua. Dengan begitu, saya jadi tahu kesulitan tiap karyawan," Ia mengutarakan hal ini ketika menjemput Wartawan Majalah Nova di terminal Sukorejo. Pak Khadidz mengendarai truk dengan menggunakan seperangkat uniform selayaknya seorang pekerja perkebunan.
Saat ini, PT Kendal Agro Atsiri sudah berhasil menembus pasar ekspor, seperti: perusahaan kosmetik dari Jerman dan Swiss. Ini tidak terlepas dari proses produksi buatannya yang sudah memenuhi standar tentang cara pembuatan minyak atsiri yang benar. Ungkapnya, "Begitu perusahaan tadi tertarik, lalu saya mengirim sampel minyak atsiri dalam botol. Oleh karena ini perusahaan asing, sehingga menyesuaikan standarnya juga tidak mudah. Setelah menerima sampel yang saya kirim, mereka lalu melakukan pengujian. Setelah lolos uji, perusahaan itu barulah melakukan pemesanan dua ton minyak atsiri per bulan kepada saya. Tak hanya memesan tapi orang dari Swiss itu sempat datang juga mengjungi tempat usaha saya di desa."
Dari Benua lain pun tidak terlepas untuk mau berbicara tentang pemesanan sebanyak 5 ton per bulan. Produsen obat dan kosmetik dari Asia, Amerika Selatan, dan Amerika Utara senantiasa menunggu datangnya 3 jenis minyak dari KAA, yakni: 1/2 ton minyak sereh, 1/2 ton minyak nilam, dan 2 ton minyak cengkeh. Harga minyak nilam berkisar Rp. 400 ribu - Rp. 500 ribu tiap Kg dan minyak cengkeh memiliki harga Rp. 120 ribu - Rp. 130 ribu per kilogram. Semua pemesanan bisa terpenuhi karena pengelolaan KAA mampu menyediakan kestabilan untuk bahan baku. Alternatifnya, KAA bersama petani binaannya telah mengolah penanaman pohon nilam di atas tanah seluas 135 Ha.
Si Anak Desa dari Keluarga Miskin di Ngargosari, Mengarsiteki Minyak Atsiri
ke Pasar Dunia
|
Pesan sederhana dari Pak Khafidz Nasrullah, 27, di akun Facebook-nya, "Mari Membangun Negeri, Kalau Bukan Kita, Siapa Lagii?."
Saran dari Pak Khafidz Nasrullah, 27 untuk Pengusaha Minyak Atsiri pemula.
Nah, menarik toh untuk dicoba? Mengenai hal ini, ia pun tidak segan-segan untuk memberitahu informasi penting bagi anda yang ingin mengikuti jejaknya guna membuat usaha pengolahan minyak atsiri. Pak Khadidz menyarankan bila pengusaha anyar seyogyanya merintis kinerjanya dari mesin kecil dengan kapasitas 50 kg atau 100 kg per bulan. Bilamana si pemain baru ingin memproduksi minyak atsiri, ada baiknya dari awal mereka sudah mengkategorikan jenis mesin berdasarkan kebutuhan bahan baku yang akan diproses. Alannya, "Untuk menghindari complain dari konsumen bila ada aroma atau sisa proses penyulingan minyak sebelumnya."
Pada bidang kinerja pemasaran, para pengusaha baru usahakan mampu menawarkan produk minyak atsiri ke berbagai pengusaha yang telah memiliki jaringan yang cukup luas. Bila belum memiliki kolega, ada baiknya mengoptimalisasikan peran kegiatan Pameran untuk menjangkau pasar ekspor. Selain itu, rencana yang ada juga harus memiliki hubungan yang baik dengan produsen lain dan kesemua itu berguna untuk memperlebar peluang pasar yang telah terbentuk. Tidak terlupa, faktor semangat, kegigihan, dan konsistensi rencana harus secara matang dipersiapkan.
Blogspot: http://khafidzn.blogspot.co.id/p/partnership.html
Profile: https://www.blogger.com/profile/15130892182691382777
Twitter: https://twitter.com/khafidzn
Faceboo: https://www.facebook.com/khafidz.nasrullah
Sumber Penulisan:
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.