Anda Merindukan Budaya Nusantara? Ternyata si Anak Desa Lulusan Kelas 3 SD Mau Menjawabnya? |
Sesuai maknanya, banyak orang menginginkan seni dan budaya Indonesia tidak terkikis karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang arti penting yang telah mereka miliki. Harapan nyata yang ada ternyata direspon secara positif oleh seorang wong cilik dari Jawa Barat.
Namanya, Pak Riki Supriyadi, 32, seorang pedagang alat musik tradisional yang saat ini berdomisili di Bandung. Bermodalkan semangat untuk belajar dan mampu menggunakan kemampuan seadanya menjadi Kunci Sukses perjalanan dalam memperkenalkan hasil kreasinya ke masyarakat luas.
Anda Merindukan Budaya Nusantara? Ternyata si Anak Desa Lulusan Kelas 3 SD Mau Menjawabnya? |
Pak Riki Supriyadi, 32, belajar membuat gamelan dari kakak kandungnya.
Awalnya, Pak Riki Supriyadi hanyalah Penjual Aksesoris jalanan.
Mengawali segalanya dari kesederhanaan, Riki kecil tumbuh dari keluarga yang tidak mampu. "Saya sih banyak sekolah di jalan. Tapi Alhamdulillah," ungkap pria lulusan kelas 3 SD kepada Harian Merdeka (24/01/2016).
Pernah menjalani pekerjaan sebagai guide para wisatawan, jelasnya, "Dulu saya suka ngejar-ngejar turis di hotel." Serta di tahun 1994, ia memiliki konsentrasi usaha sebagai pedagang asongan pada sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta, seperti Pasar Baru.
Tiap hari, Pak Riki muda menjajakan sekumpulan miniatur alat musik, gantungan kunci, dan aneka aksesoris di setiap persimpangan jalan. Waktu jeda di sela-sela kesibukan pun sempat mengilhamkan sesuatu yang sangat berarti tentang masa depan. Hingga suatu saat, lamunannya mendorong dia untuk bercita-cita memiliki sebuah toko alat musik.
Lantas, ia selekasnya belajar membuat dengan tangannya sendiri beberapa aksesoris yang setiap hari diperjual-belikan. Kebetulan sekali, kakak kandungnya memiliki keahlian sebagai pembuat gamelan. Setelah uang tabungannya dirasakan cukup, ia kemudian pulang kampung untuk bekerjasama dengan saudaranya guna mendirikan saung gamelan.
Anda Merindukan Budaya Nusantara? Ternyata si Anak Desa Lulusan Kelas 3 SD Mau Menjawabnya? |
Setelah terlamun untuk merindukan masa depan yang lebih baik, Bengkel
bernama Dadeh Bandar Seni akhirnya terbentuk di tahun 2014.
Pulang Kampung dan Keadaan menjadi Lebih Baik.
Singkat kata! Kios gamelan Pak Riki berjalan sukses. Usaha yang dimulai pada tahun 2014 terletak di Jl. Kiara Condong, Bandung. Kini, kios Dadeh Bandar Seni telah memberikan hasil pendapatan yang lumayan, sebut saja: rumah pribadi, biaya untuk kedua anaknya sekolah, dan 2 mobil angkutan barang.
Perihal pelanggan, bengkelnya senantiasa mengirim karya kerajinannya ke berbagai kota di nusantara dan Negara Malaysia untuk pasar luar negeri. Selain itu, cukup banyak karyawan lepas yang dipekerjakan untuk menjual aneka aksesoris yang telah diproduksi. Bahkan ia berencana membuka toko yang lebih besar di Jl. Laswi. Kira-kira Rp. 30 juta untuk biaya penyewaannya.
Di tokonya ini juga, tiap etalasenya memamerkan berbagai bentuk alat musik yang bisa mengingatkan orang pada kebudayaan nusantara. Misalnya: gamelan wayang, gamelan salendro, celempung, seruling, calung, angklung, jimble, kendang penca, jaipongan, dan kecapi. Harga yang ditawarkan bermacam-macam, mulai yang termurah hingga gamelan profesional mencapai Rp. 15 juta per 1 setnya. Bagi konsumen yang ingin memesan pembuatan gitar dan drum band, mereka perlu kiranya mencoba untuk memainkan juga alat musik dari kreasi Dadeh Bandar Seni secara langsung.
Bilamana karya yang ada masih terasa kurang, instrumen religi dari Timur Tengah seperti Marawis dan Rebana pun dihadirkan. Pernah berbagai acara televisi swasta di tahun 2015 memborong karya-karyanya, terang Pak Riki, "Setahun kemarin saya sampai menjual 15 set marawis, belum lagi hadrahnya." Hadrah (rebana), biasanya para murid SMA dapat membeli dengan harga Rp. 3 juta, sedangkan alat musik tabuh yang berasal dari Kuwait, Marawis dibanderol Rp. 2,5 juta.
Anda Merindukan Budaya Nusantara? Ternyata si Anak Desa Lulusan Kelas 3 SD Mau Menjawabnya? |
Butuh ketekunan kiranya untuk membuat sebuah alat musik, apalagi
kapasitas produknya diperuntukkan bagi para turis dari Manca Negara.
Kreasi Tangan dari 15 tenaga Kerjanya telah sampai ke Luar Negeri.
Pernahkan anda tahu? Dua tempat tujuan para wisatawan yang ingin berbelanja arang-barang aksesoris di Bandung. Kebetulan turis luar negeri dari Thailand, Singapura, dan Malaysia sering mengunjungi factory outlet yang terdapat di Dago (Jl. Ir H Juanda) dan Riau (Jl. Martadinata).
Jam dinding Hardrock Café menjadi oleh-oleh yang sering mereka beli. Jam berukuran 50 x 30 cm terbuat dari bingkai kayu yang dilapisi oleh pasir pantai pengandaran. Terpampang pula miniatur alat tabuh bernama drum dan 2 buah gitar listrik berjejer, serta jam dinding bertatahkan logo Hardrock. Karya tersebut ternyata dapat diperjual-belikan secara asongan dan banyak pedagang asongan mengambil dari kios Dadeh Bandar Seni.
Berkat hasil kerajinan tangan dari tenaga kerjanya yang berjumlah 15 orang, Pak Rikini menjual jam dinding Hardrock Café dengan harga yang jauh lebih murah, yakni Rp. 100 ribu. Mereka dibayar dengan sistem komisi. Saat sepi pembeli, kira-kira penjualan yang didapat hanya 10 hingga 15 bingkai per hari. Namun kalau ramai, pesanan sebbanyak 30 bingkai adalah jumlah yang lumrah.
"Kalau ke turis, pedagang asongan bisa menjual bingkai Hard Rock Rp. 200 ribu sampai Rp. 300 ribu," seraya ia mengungkapkan keuntungan sebenarnya dari reseller di kios-kios Dago dan Riau.
No Telepon : 0821-2148-6148
Alamat: Jl. Kiara Condong, Bandung.
Sumber Penulisan:
http://bandung.merdeka.com/profil/tak-lulus-sd-tukang-asongan-ini-kini-jadi-pengusaha-gamelan-sukses-1601240.html
http://bandung.merdeka.com/lapak/jam-dinding-hardrock-caf-oleh-oleh-bandung-yang-digemari-para-turis-1601053.html
http://bandung.merdeka.com/halo-bandung/tahun-kemarin-gamelan-arab-ngetrend-di-bandung-bagaimana-tahun-ini-160114m.html
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.