Anak Tidak Pernah Sekolah Berhasil Mengkreasikan Miniatur Vespa dari Limbah Sampah |
Mungkin proses ekonomi yang ada akan selalu dikatakan benar. Namun, setelah anda memperhatikan keberhasilan yang bisa dicapai oleh Pak Ujang Mulyadin, 41, dalam mengolah limbah kaleng. Sikap skeptis (ragu-ragu) yang berasal dari kurangnya informasi akan selekasnya anda tinggalkan untuk kemudian menghasilkan karya yang mumpuni.
Tidak mudah sih. Semua itu memerlukan kesabaran, ketelitian, dan ketekunan, hingga seringkali tangannya terluka saat tajamnya kaleng menggores kulitnya. Sempat ia mengutarakan situasi awal kepada Harian Inilah (04/04/2015), "Pas awal, saya bikinnya bisa seharian. Pikir-pikir capek. Lalu saya bikin pola dulu supaya cepat produksi. Bikinnya butuh kesabaran, jangan sampai jenuh. Kalau males bisa buntu."
Anak Tidak Pernah Sekolah Berhasil Mengkreasikan Miniatur Vespa dari Limbah Sampah |
Bagi kebanyakan orang, kaleng bekas minuman tidak memiliki arti usai
dikurang isinya. Tetapi di tangan Ujang Unyil Mulyadin, 41, benda tak
berguna tersebut menjadi sebuah karya yang Cantik.
Terus Berusaha, Walau Tidak Sekolah.
Bagi sebagian orang, mungkin sulit membayangkan bila seorang pemuda tidak sekolah mampu menghasilkan karya desain yang sangat menarik. Terlebih, kinerja tersebut patut diacungi jempol oleh masyarakat modern.
Sempat bekerja pada perusahaan yang bergerak di bidang penjualan perlengkapan adventure di kawasan Bekasi. Ia pun pernah menyelami dunia seni lukis, profesi sebuah pembuat wayang dan bekerja di tempat pengolahan kayu. Bahkan sempat menimba pengetahuan usaha dengan menjajakan tahu sumedang.
Ternyata catatan pengalaman tersebut dapat memberikan dampak ganda bagi seseorang yang memiliki jiwa kreatif. Sepanjang pengalaman hidup yang dilalui, Pak Ujang acapkali melihat banyaknya kaleng bekas yang terbuang menjadi sampah. Akhirnya, ia pun mencoba-coba untuk mengkreasikannya.
Anak Tidak Pernah Sekolah Berhasil Mengkreasikan Miniatur Vespa dari Limbah Sampah |
Proses kreatif Pak Ujang di mulai pada bulan November 2014.
Memang Jodohnya.
"Apa saja saya jalani yang penting halal," ungkapnya kepada Oke Zone (03/04/2015). Kira-kira di bulan November 2014, timbul sebuah ide didalam benaknya untuk mendaur ulang limbah menjadi kerajinan tangan.
Modal awalu pun tidak memerlukan uang sama sekali. Hanya sekumpulan alat berupa gunting, kaleng bekas, lem, perekat, tang penjepit, penggarisan, spidol, pulpen atau ballpoint. Terkejut kiranya bagi kita yang mendengarkan karena percobaan pertamanya terbilang layak untuk dihargai.
Setelah sekian waktu terus mencoba, Pak Ujang semakin mahir membuat motor vespa mini atau sekuter. Pemilihan kaleng bekas minuman bukan tanpa alasan. Selain mudah untuk ditemukan, bahan kaleng yang tipis terasa lebih fleksibel dibanding kayu karena mudah untuk dipotong dan dibentuk. Sedangkan, "Kayu harus dibor, diampelas," jelas pria yang sering berjalan-jalan dengan organisasi Vespa di Kota Kembang.
Anak Tidak Pernah Sekolah Berhasil Mengkreasikan Miniatur Vespa dari Limbah Sampah |
Memilih kaleng bekas minuman sebagai bahan dasar bukanlah tanpa alasan. Kaleng yang tipis terasa lebih fleksibel dibanding kayu.
Buka mulai Pukul 08.00 - 21.00 dan Tidak ada Hari Libur.
Tiap 1 scooter memerlukan bahan kaleng bekas sebanyak 4 buah. Kalau yang agak besar serta membutuhkan kursi tambahan dibelakangnya, biasanya menghabiskan 6 kaleng. Awalnya 2 miniatur vespa yang bisa dihasilkan dalam waktu sehari dan saat ini, ia hanya memerlukan waktu 1 jam untuk tiap finisihing produk. Jadi jumlah 10 miniatur dari 1 kg pembelian kaleng bekas adalah rata-rata total produksi untuk setiap harinya.
Semua bagian dari kaleng pun benar-benar terpakai. Kaleng-kaleng hasil pemotongan dirangkai sebagai mungkin hingga mendekati bentuk detail dari sebuah Vespa. Mulai dari stang, tempat duduk, body, hingga ban menggunakan satu bahan yang sama secara maksimal. Bagian tersulit biasanya ditemukan saat pengerjaan untuk menempel bagian demi bagian kaleng.
Keberadaan logo tetap dijadikan tolak ukur hasil kerja. Terlebih, galeri toko yang terletak di Jl. Ciparay No. 196 RT 04/02, kelurahan Kujang Sari, kecamatan Bandung Kidul lebih memprioritaskan pembelian bahan-bahan dari pemulung untuk minuman kaleng bermerek yang familiar dengan masyarakat, seperti Coca Cola, Sprite, Fanta, Pocari Sweat, Nescafe, dsb.
Anak Tidak Pernah Sekolah Berhasil Mengkreasikan Miniatur Vespa dari Limbah Sampah |
Pak Ujang Mulyadin biasa memasarkan miniatur Vespanya ke beberapa kota
di Jawa Barat, seperti: Bogor, Bandung, Garut, dan Tasikmalaya.
Dari kreativitas tersebut, Pak Ujang Mulyadin mengalokasikan hasil karyanya ke dalam 3 kategori pilihan harga. Rp. 40 ribu untuk yang kecil, Rp. 50.000 untuk yang agak besar dan sekuter yang dilengkapi oleh fasilitas pinggir dikenakan harga jual sebesar Rp. 60 ribu hingga Rp. 100 ribu. Diskon pun diberikan bagi pelanggan yang mampu melakukan penawaran pembeelian di atas jumlah 20 motor vespa miniatur. Tidak tertutup kemungkinan bagi anak kecil yang sangat mendambakan untuk memilikinya, ia menegaskan, "Saya suka kasihan kalau ada anak kecil yang mau beli, kadang (dibeli) Rp. 10 ribu juga saya kasih. Lagian gampang bisa bikin lagi."
Selain vespa, Pak Ujang pun bisa juga menyulap limbah kaleng menjadi berbagai macam replika,seperti: Bajak, perahu, mobil, jeep, truk, helikopter, bemo, dan becak. Sepintas, miniatur-miniatur yang telah dihasilkan acapkali mirip dengan aslinya. . . . . . . .Sukses selalu Pak Ujang Mulyadin.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.