20 Pesawat Terbang Miniatur buatan Pak Deden Sopian, 47, dipesan oleh Istana Negara RI |
Agak terperangah juga ketika artikel saat Harian Detik (01/08/2016) menceritakan bahwa di Cimahi ada workshop pesawat terbang. Tepatnya di Jln. KH. Usman Dhomiri (Cisangkan Hilir) RT 3 RW 8 Kel. Disitulah seorang pria bernama Deden Sopian, 47, bekerja telaten untuk merancang dan membuat pesawat-pesawat tersebut dengan dibantu sejumlah rekan.
Namun bukan pesawat beneran. Pak Deden dan teman-temannya bernaung di bawah panji Tiara Flight Miniatur. Sejak tahun 2007 berkreasi membuat replika atau miniatur pesawat terbang. Sudah puluhan hingga ratusan model pesawat dan helikopter dibuat, tak hanya modern tapi juga replika pesawat-pesawat kuno juga pernah dibuat. Dari pekerjaan barang-barang mini inilah, ia bisa menghidupi pengangguran dan buruh tani musiman di kampungnya.
Butuh kecermatan secara detaik untuk pembuatan setiap replika pesawat. Mulai dari skala perbandingan, bentuk kepala, sayap, ukuran mesin, nomor registrasi pesawat, hingga jumlah jendela di tiap sisi harus betul-betul sesuai. Selain itu, setiap replika pesawat yang dibuat juga harus melihat spesifikasi pesawat aslinya.
Pria kelahiran 7 Juni 1969, memulai gagasan ini saat dia masih bekerja di Bandara Husein Sastranegara. "Pertama dari hobi, saya iseng coba untuk membuat miniatur pesawat, dan menawarkan pada teman di kantor. Ternyata mereka pada suka jadi banyak yang pesen sama saya, buat lagi dan terus berlanjut sampai sekarang," jelas pemuda lulusan SMK Penerbangan.
Dia lebih memprioritaskan bahan fiber glass atau serat kaca sebagai bahan utama. Setelah fiber diolah melalui racikan dari resin dan katalis, bahan tersebut mampu membuat kreasinya lebih lentur, tahan banting, dan anti pecah, "Kebetulan pernah mempelajari tentang komposit, fiber glass kemudian dikembangkan membuat pesawat. Karena bahannya tidak terlalu mahal tapi hasilnya kuat. Sehari pembuatan tergantung dari jenis pesawatnya dulu, kalau sulit paling 2 kalau yang gampang 10 itu baru cetak belum finishing."
Untuk satu minggunya Pak Deden mampu memproduksi puluhan miniatur dengan omset Rp. 7 juta sampai dengan Rp. 10 juta/minggu. Pasar ekspor pun segera digerusnya. Sebut saja Negara seperti Singapura, Bangladesh, dan India telah menjadi konsumen tetapnya. Selain Bandung dan DKI Jakarta didaulat sebagai lahan untuk pasar lokal.
Replika buatan Tiara Flight Miniatur (Usaha yang diambil dari nama anak pertamanya) dijual seharga Rp. 50.000 untuk ukuran panjang 8 sentimeter, Rp. 400.000 untuk ukuran panjang 1,5 meter, dan Rp. 17,5 juta. Para pembeli sebagian diantaranya adalah pedagang yang biasanya menjual kembali replika dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Sistem penjualan yang dilakukan Pak Deden hanyalah melalui program periklanan dengan cara mulut ke mulut, namun diluar dugaan replika hasil produksinya digemari dan tanpa dibanjiri pesanan.
Saat pesanan pesawat dari Istana Negara Republik Indonesia datang, ia sempat terhenyak sebentar untuk kemudian menyanggupinya. Pihak yang memesan adalah pilotnya sendiri yang berasal dari Leuwi Gajah. Jumlah order sebanyak 20 pesawat dengan panjang badang 30 cm untuk jenis Boeing 737-800 Business Jet. Alhamdulillah, rezeki tersebut dapat diselesaikan dalam kurun waktu selama 2 minggu.
Alamat Facebook: https://www.facebook.com/tiara.flightminiatur
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.