Tuesday, September 6, 2016

Tak hanya Sukses di Kerajinan Miniatur, Mantan TKI ini berhasil Menolong para Pengangguran

Setiap orang bisa berkarya walaupun ia hanyalah seorang mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Berangkat ke Timur Tengah pada tahun 1990 dan kembali pada 7 tahun berikutnya. Kemudian ia segera merintis usaha Shally Handycraft pada tahun yang sama dengan bermodalkan uang sebesar Rp. 5 juta.   Berkat kretivitas yang dimiliki, Pasar hasil kerajinan limbah kayu yang dihasilkan oleh Pak Slamet Widodo, 47, berhasil merambah pasar dalam negeri maupun Internasional. Sebut saja: Negara Iran, Malaysia, dan India, serta berbagai produsen yang terdapat di benua Eropa. Catatan  sebesar Rp. 160 juta merupakan angka yang wajar untuk dikatan Omzet yang biasanya ia terima pada setiap bulannya.   Cerdas kiranya saya katakan bila kita berbicara tentang kemampuan Pak Slamet dalam hal menjaga hubungan kerja. Semua produksinya dikerjakan oleh warga di sekitar kediaman terutama pemuda desa yang menganggur. Tercatat hasil pengolahan kemanusiaan sampai hari ini, banyak dari mereka sudah keluar dan mengikuti Jejak Pak Widodo guna membuat usaha kerajinan. Tentu, hubungan mereka tidak pernah berhenti sampai saat ini.
Tak hanya Sukses di Kerajinan Miniatur, Mantan TKI ini berhasil Menolong
para Pengangguran
Untuk menjadi mantan TKI yang sukses bukanlah perkara mudah, akan tetapi juga tidak sulit. Hal tersebut tentunya bisa terjadi karena mereka orang kampung. Yakni sosok yang selalu aktif dan seringkali tidak mengenal gengsi saat bekerja.

Apa saja rela mereka kerjakan, seng penting mampu digunakan sebagai penyambung hidup. Buktinya, kompetensi tertentu yang mencakup keterampilan akhirnya berhasil membentuk suatu kenyataan. Pak Slamet Widodo pembuat berbagai motif etnik berbahan kayu.

Di daerah Klaten banyak limbah kayu dari industri mebel. Saya berpikir, limbah itu bisa dirangkai untuk membuat mainan anak-anak,” kata pria berumur 47 tahun kepada Harian Pikiran Rakyat (23/06/2016). Melalui kemampuan seadanya dan sikap tepo seliro yang tinggi, kreasinya sudah mendarat di sejumlah Negara pada berbagai benua.

Mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Timur Tengah.

Bisnis yang berhubungan dengan kreatifitas tetap menjadi salah satu komoditas unggulan bagi Indonesia. Peluang pasarnya pun tetap wangi. Miniatur kendaraan kerap kali diburu oleh para kolektor karena memiliki bentuk yang unik.

Permintaan yang besar serta potensi yang ada inilah yang menginspirasikan Pak Slamet Widodo menggeluti usaha kerajinan pembuatan miniatur. Ia mulai tertarik saat menyempatkan diri untuk berkunjung ke Jl Malioboro di akhir tahun 1997.

Setiap orang bisa berkarya walaupun ia hanyalah seorang mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Pria berperawakan 170 cm berangkat ke Timur Tengah pada tahun 1990 dan kembali pada 7 tahun berikutnya. Kemudian ia segera merintis usaha Shally Handycraft pada tahun yang sama dengan bermodalkan uang sebesar Rp. 5 juta setelah mengakhiri kontrak kerjanya.

Kualitas dan Mutu adalah Segalanya.

Saya berpikir usaha ini prospektif juga, kenapa tidak dicoba,” kenangnya kepada Harian Media Indonesia (23/06/2015). Guna menghemat biaya, bahan dasarnya berupa kayu bekas yang didapat dari pabrik mebel dan furnitur.

Tekhnik pembuatan miniatur dipelajari secara otodidak melalui buku dan dilatih secara langsung dari perusahaan kerajinan milik temannya di Wates. Sedangkan, desainnya ditiru dari mainan berbahan plastik. Tak ketinggalan, ia juga rajin mengikuti pameran produk kerajinan, sehingga ia bisa tahu motif-motif apa saja yang lagi ngetren.

Beberapa teman memujinya, bahkan tidak sedikit ikut membantu. Padahal saat itu, kreasi awalnya hanya 2 jenis saja, yakni mobil kuno dan sepeda motor Harley Davidson, serta jumlah produksinya masih sangat sedikit. Setelah selesai diprodusi, ratusan miniatur yang telah dibuat biasanya diperjualbelikan di pelataran Candi Prambanan.

Lantaran unik, grafik permintaan pun semakin berkembang dari waktu ke waktu. Bukti kualitas juga merupakan sisi keunggulan yang dihadirkan dan suara para konsumen lah yang menjelaskan hal tersebut. Setidaknya, pengalaman kerja rutin saat menjadi TKI telah  benar-benar memberikan kontribusi yang sangat positif bagi setiap aktivitasnya di masa depan.

Salah satu prinsip yang dipegang oleh Pak Slamet dalam menjaga hubungan dengan pembeli, cukup sederhana dan menarik. Ia tidak mau menjual barang secara asal-asalan. Tiap jengkal proses pembuatan dibesut melalui sebuah rancangan kerja yang detail, halus, serta seksama.

Berkat Permintaan yang terus Meningkat.

Nasib orang tak ada yang tahu. Siapa sangka, Pak Slamet Widodo yang dulu sempat menjadi kernet, supir angkutan umum dan gagal menjadi tentara, kini mampu menampakkan diri sebagai kreator yang terampil bagi lingkungannya.

Berdasarkan geliat pasar yang ada, ia memutuskan untuk menambah kapasitas produksi. Pria yang lulus SMA di tahun 1988 menyewa sebuah gedung bekas dari SD Inpres yang ada di pingir desa untuk digunakan sebagai bengkel produksi atau pabrik.

Ia juga bekerja sama dengan penduduk sekitar terutama warga yang menganggur untuk menggarap kerajinan di rumah masing-masing, lalu menyetorkannya ke pabrik. Para warga yang dipekerjakan bertugas mengampelas produk dan menyetorkannya setiap pagi. Proses kerja yang dilakukan di pabrik diantaranya: pengeringan bahan baku, penggambaran pola, pemotongan, proses pembubutan, assembly (pemasangan), finishing (penyelesaian), pengecatan, dan packing (pengemasan).

Alhasil, produk yang dihasilkan dari hari ke hari semakin beragam. Terhitung saat itu, Shelly Handycraft telah menghasilkan 60 produk jenis produk. Motif etnik pun melengkapi hasil karyanya, seperti: perahu pinisi, kapal laut, kerajinan kotak rokok kayu, dan pesawat terbang kuno. Selain itu terdapat pula produk fungsional, seperti tempat air minum berupa kemasan, kotak penyimpanan Al-Quran, jam dinding, tempat payung, dsb. Mereka membanderol hasil pabrikasi dengan rata-rata harga antara Rp. 5.000 sampai dengan Rp. 500.000 per produk.

Menjaga Hubungan Baik adalah segalanya bagi Pak Slamet.

Cerdas kiranya saya katakan bila kita berbicara tentang kemampuan Pak Slamet dalam hal menjaga hubungan kerja. Sejak kegiatan bengkel memperkerjakan 25 karyawan tetap dan 22 karyawan lepas dengan rata-rata upah perhari sebesar Rp. 50.000, total jumlah produksi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Yakni 10 ribu unit produk untuk setiap bulannya.

Lebih baik dibandingkan sebelumnya, namun semua itu tidak pernah membuat dirinya lupa diri. Buktinya kestabilan jumlah produksi mampu ia mempertahankan karena kerjasamanya dengan berbagai pemasok tetap yang rata-rata merupakan mantan karyawan yang saat ini sudah bisa mandiri. Mereka tersebar di berbagai wilayah terdekat, seperti: Wonogiri, Gunung Kidul, Pracimantoro, dan Klaten. “Usaha Slamet telah ikut membantu memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga di sini, ” kata Kepala Desa Brangkal, Haryanto saat memberikan apresiasinya.

Seiring dengan peningkatan permintaan, Pak Widodo tidak bisa lagi mengandalkan bahan baku dari limbah yang jumlahnya terbatas. Guna memenuhi kebutuhan pemesanan, ia kini beralih membeli bahan baku dari afkiran yang tidak lagi dipergunakan oleh industri mebel, serta jenis kayu sonokeling dan mahoni yang memiliki tekstur dan warna cukup unik. Resikonya, jumlah pengeluaran dari Shelly Handycraft harus senantiasa rajin mengikuti naik turunnya bahan baku. Jadi bukan tidak mungkin bila total keuntungannnya saat ini mengalami penurunan.

Tidak hanya di dalam negeri. Di lingkup Internasional juga cukup menjanjikan. Shelly Handicraft tercatat begitu rajin memasok hasil kreasinya ke tiga Negara seperti India, Malaysia, Iran dan sejumlah produsen di Eropa dengan rata-rata Ekspor sebesar Rp. 60 juta, 120 juta, hingga Rp. 150 juta. Begitu pula dengan omzet, angkanya telah mencapai Rp. 110 juta/bulan. Penghasilan per bulan pun kian lebih besar bila ditambah dengan 15.000 unit produk dari kerajinan lainnya. Kira-kira Rp. 160 juta merupakan angka yang wajar untuk Pak Slamet terima pada setiap bulannya.

Dan dalam beberapa tahun terakhir, usaha Pak Slamet terus berusaha untuk mengembangkan sistem pemasarannya melalui jalur online. Kebetulan sekali kenyataan kerja yang ada mendapatkan bantuan seorang ahli yang berasal dari sebuah Universitas di Solo, tepatnya Universitas Sebelas Maret. LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) yang dipimpin oleh Dr. Guntur Siamsono membuat sebuah website yang sangat komunikatif untuk kemajuan Shelly Handicraft. Seraya sang Doktor menjelaskan secara langsung tentang finishing programme kepada Harian Pikiran Rakyat (23/06/2016), “Diharapkan hasil kerajinan karya perajin Desa Brangkal dapat dikenal luas dan dapat berkembang ke pasar luar negeri.”


Setiap orang bisa berkarya walaupun ia hanyalah seorang mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Berangkat ke Timur Tengah pada tahun 1990 dan kembali pada 7 tahun berikutnya. Kemudian ia segera merintis usaha Shally Handycraft pada tahun yang sama dengan bermodalkan uang sebesar Rp. 5 juta.   Berkat kretivitas yang dimiliki, Pasar hasil kerajinan limbah kayu yang dihasilkan oleh Pak Slamet Widodo, 47, berhasil merambah pasar dalam negeri maupun Internasional. Sebut saja: Negara Iran, Malaysia, dan India, serta berbagai produsen yang terdapat di benua Eropa. Catatan  sebesar Rp. 160 juta merupakan angka yang wajar untuk dikatan Omzet yang biasanya ia terima pada setiap bulannya.   Cerdas kiranya saya katakan bila kita berbicara tentang kemampuan Pak Slamet dalam hal menjaga hubungan kerja. Semua produksinya dikerjakan oleh warga di sekitar kediaman terutama pemuda desa yang menganggur. Tercatat hasil pengolahan kemanusiaan sampai hari ini, banyak dari mereka sudah keluar dan mengikuti Jejak Pak Widodo guna membuat usaha kerajinan. Tentu, hubungan mereka tidak pernah berhenti sampai saat ini.Setiap orang bisa berkarya walaupun ia hanyalah seorang mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Berangkat ke Timur Tengah pada tahun 1990 dan kembali pada 7 tahun berikutnya. Kemudian ia segera merintis usaha Shally Handycraft pada tahun yang sama dengan bermodalkan uang sebesar Rp. 5 juta.   Berkat kretivitas yang dimiliki, Pasar hasil kerajinan limbah kayu yang dihasilkan oleh Pak Slamet Widodo, 47, berhasil merambah pasar dalam negeri maupun Internasional. Sebut saja: Negara Iran, Malaysia, dan India, serta berbagai produsen yang terdapat di benua Eropa. Catatan  sebesar Rp. 160 juta merupakan angka yang wajar untuk dikatan Omzet yang biasanya ia terima pada setiap bulannya.   Cerdas kiranya saya katakan bila kita berbicara tentang kemampuan Pak Slamet dalam hal menjaga hubungan kerja. Semua produksinya dikerjakan oleh warga di sekitar kediaman terutama pemuda desa yang menganggur. Tercatat hasil pengolahan kemanusiaan sampai hari ini, banyak dari mereka sudah keluar dan mengikuti Jejak Pak Widodo guna membuat usaha kerajinan. Tentu, hubungan mereka tidak pernah berhenti sampai saat ini.Setiap orang bisa berkarya walaupun ia hanyalah seorang mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Berangkat ke Timur Tengah pada tahun 1990 dan kembali pada 7 tahun berikutnya. Kemudian ia segera merintis usaha Shally Handycraft pada tahun yang sama dengan bermodalkan uang sebesar Rp. 5 juta.   Berkat kretivitas yang dimiliki, Pasar hasil kerajinan limbah kayu yang dihasilkan oleh Pak Slamet Widodo, 47, berhasil merambah pasar dalam negeri maupun Internasional. Sebut saja: Negara Iran, Malaysia, dan India, serta berbagai produsen yang terdapat di benua Eropa. Catatan  sebesar Rp. 160 juta merupakan angka yang wajar untuk dikatan Omzet yang biasanya ia terima pada setiap bulannya.   Cerdas kiranya saya katakan bila kita berbicara tentang kemampuan Pak Slamet dalam hal menjaga hubungan kerja. Semua produksinya dikerjakan oleh warga di sekitar kediaman terutama pemuda desa yang menganggur. Tercatat hasil pengolahan kemanusiaan sampai hari ini, banyak dari mereka sudah keluar dan mengikuti Jejak Pak Widodo guna membuat usaha kerajinan. Tentu, hubungan mereka tidak pernah berhenti sampai saat ini.


Sumber Penulisan:
http://www.mediaindonesia.com/news/read/18347/meraup-untung-dari-limbah-kayu/2015-06-23
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/dari-klaten-kotak-rokok-slamet-merambah-malaysia-iran-dan-india-1
http://edisicetak.joglosemar.co/berita/bermodal-lima-juta-kini-ratusan-juta-78636.html
http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2015/06/23/332216/hasil-kerajinan-desa-brangkal-jadi-buruan-banyak-orang
http://suaradesa.timesindonesia.co.id/baca/701/20150624/163000/raup-keuntungan-besar-dari-kerajinan-limbah-kayu.html
http://dok.joglosemar.co/baca/2015/06/17/kiprah-pengusaha-sukses-asal-karanganom-olahan-limbah-kayu-slamet-widodo-tembus-turki.html
http://jakarta.jitunews.com/read/16273/raih-omzet-rp-100-juta-per-bulan-dari-bisnis-kerajinan-limbah-kayu
http://www.antarajateng.com/detail/pasarkan-produk-pengrajin-limbah-kayu-didampingi-lppm-uns.html




No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube