Terima Kasih Pemerintah Republik Indonesia atas Karya Kreatif dari Narapidana di Napi Craft |
Terwujudnya kreativitas dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, bahkan di dalam penjara sekalipun. Apalagi setelah kita memperhatikan lebih seksama kepada hasil kinerja Pemerintah RI untuk permasalahan yang satu ini. Amir Mahmud, salah satu narapidana yang divonis selama 14 tahun karena kasus asusila terlihat sibuk memintal benang emas. Sedangkan yang lain; sibuk mengasah batu akik, mendesain potongan kayu, dan di ruangan yang berbeda, ada napi yang begitu ceria saat mengerjakan kerajinan kain tapis.
Ada pula seorang narapidana yang divonis 4 tahun karena kasus narkotika. “Ya karena dulunya pernah buka tempat tatto jadi punya basic menggambar. Nyalurin hobi, ngilangin bosen juga,” jelas Pak Eko Waluyo saat menggoreskan kuas di atas kanvas sambil ia memaparkan Rp. 400 ribu s/d Rp. 1 juta per lukisan adalah rata-rata pendapatannya.
Hasil karya-karya tersebut, lantas dijual oleh pihak petugas pengelola Lapas. Tidak terlepas adanya kesulitan untuk sektor pemasaran, Pak Mukhtar, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) mengutarakan hasil kerjanya sampai saat ini, “Karena disini belum ada pembeli tetap, jadi kami masih kesulitan untuk menjual karya mereka. Uang penjualan terus kita kelola. Ya seperti bisnis lah.”
Pameran Napi Craft.
Lembagai Pemasyarakatan (Lapas) ternyata tak seseram apa yang selama ini dibicarakan oleh masyarakat. Suasana lapas tidak jauh berbeda dengan sebuah perkampungan kecil. Apalagi setelah hasil kerajinan tangan para napi dari seluruh Indonesia ditampilkan pada acara Napi Craft.
Rutan Kota Agung menghadirkan miniatur kapal layar yang dibuat dari lintingan Koran bekas. Miniatur kapal layar tersebut merupakan buatan tangan Aris, terdakwa yang dituntut 20 tahun atas perkara pembunuhan berencana. Hasil kreasi tersebut bisa didapatkan dengan harga Rp. 100 ribu – Rp. 300 ribu.
Aneka produksi narapidana lainnya juga dipamerkan, seperti: anyaman, produk olahan makanan dan minuman, batik, mebel lukisan, kue serta keripik di Lapas Wanita, dan masih banyak lagi. Selain itu ada kaligrafi berbentuk gajah dari bahan alumunium yang ditampilkan oleh lapas narkotika. Lapas kelas I Bandar Lampung memamerkan miniatur rumah adat lampung dan masjid yang dihargai Rp. 450 ribu – Rp. 1,2 juta.
‘Habis Terjual,’ sekelumit tulisan kecil terpampang secara meyakinkan pada suatu stand yang dimiliki oleh Lapas Banceuy. Sepatu kulit hasil buatan tangan warga binaannya, serta batik tulis dan kerajinan dompet yang terbuat dari kulit. Semua terjual tanpa sisa karena saking banyaknya peminat. Staf Dirjen PAS, Friska menjelaskan saat acara pemeran Napi Craft yang diadakan di Gedung The East, Kuningan, Jakarta Selatan, “Setiap tahun diadakan, banyak pengunjung yang berminat dengan hasil kreasi warga binaan. Baru beberapa jam saja sudah banyak yang terjual.”
Buah karya hasil kerajinan tangan warga binaan sangat baik dan cukup layak untuk dihadirkan bagi pangsa pasar domestik serta internasional. Kisaran harga yang ditawarkan pun cukup bervariasi mulai dari Rp. 10 ribu hingga Rp. 7 jutaan. Sungguh kegiatan yang sangat berguna untuk meningkatkan motivasi serta inovasi para warga binaan dalam hal bidang wirausaha.
Lantunan Lagu-Lagu Pemusik Indonesia untuk Sesama Mantan.
Selain menampilkan karya seni dari narapidana, acara pameran juga pernah dimeriahkan oleh Pak Nazriel Ilham atau Ariel Noah. Pada kesempatan acara di The East Building, Mega Kuningan, Jakarta, mantan vokalis Peterpan pun tak segan melantunkan beberapa lagu favoritnya, sekaligus memberikan testimoni berharga untuk sesama mantan.
Kata salah satu penyanyi terkenal di Indonesia, Pak Fariz RM kepada Harian Oke Zone (21/12/2015), “Ketika dihadapkan dengan persoalan harus menjadi narapidana, ini adalah hal yang paling terberat. Saya harus mampu mengakui kesalahan sendiri dan tidak berdaya. Tapi saya harus tetap terus percaya diri, positif, dan bekerja. Terima kasih Kepala Rutan Cipinang telah mengizinkan tetap menyelesaikan satu album di dalam tahanan.”
Tidak ketinggalan Jupe alias Julia Perez turut menyampaikan pesan dan kesannya, “Penjara bukanlah akhir dari kehidupan. Namun di dalam penjara kreatifitas haruslah bertambah.” Uniknya lagi, ia meraih gelar kesarjanaan di bidang hukum karena pernah menjadi penghuni Lapas Rutan Pondok Bambu, ujarnya girang kepada Harian Liputan 6 (17/08/2015), “Alhamdulillah saya masih bisa menyelesaikan kuliah hukum, saya bersyukur masih diperbolehkan belajar, dan sekarang saya sudah S1.”
Sumber Penulisan:
http://health.kompas.com/read/2012/12/17/17063889/ariel.quotnoahquot.ikut.pameran.napi.craft
http://showbiz.liputan6.com/read/469481/tampil-di-napi-craft-ariel-noah-memotivasi-narapidana
http://showbiz.liputan6.com/read/2295266/tangis-haru-julia-perez-lulus-sarjana-hukum
http://news.okezone.com/read/2015/12/21/337/1272404/narapidana-juga-bisa-berkarya
http://www.saibumi.com/artikel-70137-kotak-tisu-lukisan-hingga-perlengkapan-meubel-buatan-warga-binaan-lapas-pindah-ke-mall-kartini.html
http://photo.liputan6.com/citizen6/ini-dia-hasil-kreativitas-andalan-warga-binaan-2395406
http://www.ditjenpas.go.id/mengintip-bisnis-narapidana-di-lapas-kelas-i-rajabasa/
http://surabaya.tribunnews.com/2016/08/17/berbekal-ketrampilan-membuat-miniatur-kapal-napi-ini-siap-kembali-ke-masyarakat
http://www.merdeka.com/uang/kursi-goyang-ala-narapidana-lampung-laku-keras-di-napi-craft.html
http://lampung.ketemuberita.com/read/2015/11/15/keterampilan-di-balik-jeruji-besi
terima kasih banyak lukisan kayu
ReplyDelete