Pak Abdul Sobur - Bermula dari Jualan Radio Klasik, kini karyanya laku terjual
di Luar Negeri |
Coba saja bandingkan dengan radio. Sobat muda bisa mendengarkannya tanpa merasa terganggu sambil bekerja di laptop, tertawa cerita bersama sobat, berbincang-bincang dengan kawan atau konsentrasi saat mengendarai kendaraan. Lebih lagi, si pengisi suara rasio atau penyiar tidak bisa ditampik wajib menghadirkan solusi suara yang diinginkan oleh pemirsa.
Khasanah pembicaraan pun dituntut memiliki wawasan yang luas. Persyaratan ini disebabkan ketika on air, para pendengar akan otomatis menilai per susunan kalimat yang diucapkan. Mulai dari deskripsi kata, idiom, aksentuasi berbicara, hingga kesimpulan informasi, acapkali si pembawa acara memang telah ditasbihkan ahli di bidangnya. Kian hari, radio pun mendapatkan beribu peluang untuk selalu berlabuh diantara pesona modernisasi teknologi.
Meski terbilang sederhana, perkembangan yang menjanjikan dari pasar radio telah terbukti menciptakan begitu banyak peluang bagi pemilik usaha produksi radio antik yang bernama, Pak Abdul Sobur. Awalnya ia hanya fokus membuat jenis kerajinan untuk kotak kayu. Lambat laun kreasinya kerap diburu oleh berbagai konsumen dari luar maupun dalam negeri. Hingga suatu saat, respon pasar semakin memperlihatkan ketajamannya sejak ia bekerjasama dengan pelopor dari Pabrik Radio Transistor pertama di Indonesia.
Berkembang bersama Kotak Tradisional.
Ide bisnis biasanya terlahir dari peluang usaha terbaru. Namun bukan berarti produk yang di dihasilkan harus berasal dari tren teranyar akan perkembangan sistem teknologi. Kiranya hal tersebut lah yang melatar belakangi perkembangan bisnis Pak Abdul Sobur.
Saat itu, ia baru lulus dari ITB (Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1993 untuk Fakultas Seni Rupa dan Desain. Memberi kesempatan guna mensyukuri kelulusan yang digapai, lalu ia mengambil pilihan menapaki segalanya dari bawah. Kala itu di tahun 1995, keputusan untuk mengkreasikan ragam kotak penyimpanan adalah langkah awalnya.
Keren lagi! Tiap kreasinya selalu melengkapi profil desain yang diusung bersama hiasan logam dan kayu sebagai bahan dasarnya. Lalu hiasan arsitektur-nya diperkuat oleh kekayaan corak yang dimiliki oleh budaya nusantara. Tentu dampak yang dihasilkan mampu meningkatkan permintaan dan juga aneka jumlah pemesanan. Ungkapnya kepada Harian Liputan 6 (01/03/2013), “Saya masukkan unsur budaya tanah air dengan menggunakan motif keris, kain batik, ulos, pahatan di candi sampai artefak kuno.”
Mulai dari kotak perhiasan, tempat lilin, tempat lampu, kotak parfum, kotak wadah Al-Quran, kotak kartu nama, lemari, dan stationery (kotak kertas surat). Belum lagi, kotak kayu berjenis techopreneur (tekhnologi dan entrepreneur) terbukti mampu menghasilkan pencapaian target permintaan yang mumpuni untuk segmen pasar komputer.
Eksplorasi akan keistimewaan nilai-nilai tradisional selekasnya menarik perhatian pasar dari luar negeri. Banyak dari mereka berniat memasarkan produk Kriya Nusantara (http://kriyanusantara.com) ke negaranya. “Pemasaran produk kami sudah menembus pasar Timur Tengah, diantaranya Arab Saudi, Dubai, Abu Dhabi sampai Eropa. Pelanggan di negara lain memang sangat menyukai ornamen-ornamen pada box kami,” terangnya secara meyakinkan.
PT. Panasonic Gobel Indonesia dan Radio Tua yang Retro.
Kalau bersedia, ya dipersiapkan. Seraya keberanian untuk menerapkan strategi baru memiliki dampak yang cukup signifikan. Jarang sekali ia terlihat di ruang kantornya yang terletak di Kemang, Jakarta Selatan, karena harus rutin datang ke pabrik. Adapun sesekali muncul, ia tampak sibuk memberikan instruksi penting kepada para karyawannya di saat memimpin rapat.
Selain membahas kinerja perusahaan, ia pun sibuk mengikutsertakan produknya pada berbagai pameran. Lantas entah ada angin apa, pada sela-sela pameran di Bahana Ventura Award 2008, Jakarta, Pak Abdul berbincang-bincang bak sahabat lama dengan Pak Rachmat Gobel, 54, Presiden Komisaris PT Panasonic Gobel Indonesia. Saat pertemuan itu berlangsung, Pak Rachmat kebetulan memiliki job sebagai juri dari salah satu perlombaan yang diadakan.
Di saat berbincang bincang, ia tidak segan untuk memperkenalkan aneka produk yang Kriya Nusantara miliki. Sang Komisaris pun sangat tertarik dengan pola pengolahannya. Ibarat pepatah, seperti gayung bersambut, pengusaha dari Bandung dan Pak Gobel kembali mengadakan diskusi bisnis pada Februari 2009. Hasilnya, kedua sobat tersebut berniat melakukan kerjasama untuk mengenalkan cipta karya Indonesia ke dunia internasional melalui bidang produksi radio.
Pengertian kerjasama yang diusung cukup menarik, yaitu menelurkan kembali sebuah retro-design dari produk radio tua yang dimiliki oleh keluarga Gobel. Obsesi selanjutnya pun terlaksana, Radio Cawang mulai dipasarkan pada pertengahan tahun 2009 setelah diproduksi melalui pabrik yang terletak pada kawasan tidak jauh dari kantor di Cawang. Ujarnya kemudian, “Ternyata respon konsumen cukup baik dan kami benar-benar serius memproduksi secara massal.”
Unik memang, sentuhan nostalgia pun dihadirkan guna menyesuaikan kualitasnya dengan selera pembeli. Kolaborasi ide terpahat secara apik akan motif kaligrafi, batik, ulos, artefak kuno hingga ukiran di candi. Menyerupai radio transistor zaman dulu kiranya, namun sangat artistik. Selayaknya umumnya media ini, Cawang juga dilengkapi oleh fitur gelombang seperti: SW (short wave), FM (frequency modulation), MW (medium wave), AM (amplitude modulation).
Berdasarkan kelengkapan tersebut, respon positif dari hari ke hari terus mengalami pertumbuhan. Kira-kira 90% kreasinya telah mengkonsentrasikan pemasarannya ke luar negeri; Timur Tengah, Perancis, Asia dan Eropa. Bahkan, radio yang bernama ‘Meca Harmony’ sudah 4 tahun menjadi cindera mata penting bagi interaksi kenegaraan untuk Uni Emirat Arab. “Harganya 2-3 kali lipat dari harga yang dipasarkan. Karena ada beberapa permintaan khusus," jelasnya kepada Harian Kompas (29/08/2016) dengan jumlah pesanan mencapai 200 unit per tahunnya.
Mulai dari radio klasik biasa hingga music box. Harga yang ditawarkan pun sangat bersaing, yakni mulai dari Rp. 900 ribu, 1,5 juta, 4,5 juta, 3 juta sampai dengan Rp. 12 juta yang termahal. Sempat pula CEO Gloya menjelaskan tentang mutu yang dimiliki, “Bahannya kayu veneer, medium density fiber, engineering wood. Intinya kayu dihancuran lalu di- press. Kayu yang digunakan berjenis jati.” Dengan begitu, kemampuan dari produk Gloya (http://gloyaindonesia.com) merupakan kualitas unggulan dan dijamin akan kuat, serta tahan lama.
Tak hanya berhenti disitu, pencapaian yang ada membuatnya semakin percaya diri. Karena potensi pasar lokal begitu besar, Toko yang mulai eksis di bulan Juni 2016 berniat membuka gerai di Bali dan Jawa Timur pada tahun ini, selain DKI Jakarta dan Bandung. Mengapa? Dia menilai bila kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) perlu dipatuhi. Ditambah, skala bisnis-nya memang sepatutnya memperkuat eksistensinya di dalam negeri setelah dirasakan sukses di ranah ekspor.
Website: http://kriyanusantara.com/
http://gloyaindonesia.com/
Pinterest: https://www.pinterest.com/gloyaindonesia/
Sumber Penulisan:
http://bandung.merdeka.com/lapak/gloya-produk-kerajinan-antik-dan-unik-yang-disukai-pasar-mancanegara-160831g.html
http://regional.kompas.com/read/2016/08/29/19163561/suvenir.kenegaraan.uni.emirat.arab.ternyata.buatan.bandung
http://bisnis.liputan6.com/read/575286/radio-jadul-yang-bikin-kangen-buatan-abdul-sobur
http://kriyanusantara.com/post/view/news/4gop0pbz9e0xae/abdul-sobur-bos-pt-kriya-nusantara
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/612280-modifikasi-radio-jadul-lulusan-itb-ini-raup-omzet-miliaran
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/15/04/10/nmkygg-inacraft-dari-batu-akik-hingga-barang-antik
http://www.merdeka.com/peristiwa/masihkah-radio-jaya-di-udara.html
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.