Ibu Sunani, 44, sudah biasa hidup jauh dari orang tua kandung sejak usia yang masih sangat belia. Mereka mengirim beliau ke tempat tinggal adiknya di Pontianak. Saat itu umurnya masih berusia 5 tahun. Riang selalu keadaannya, dimana berbagai saudaranya dari ragam daerah juga ikut ngumpul pada 1 rumah indah masa kecilnya.
Tumbuh di lingkungan yang selalu positif membuat I Sun, panggilan kesehariannya, enggan untuk bermasal-malasan. Ia berkembang dengan sangat baik, terlebih saat aktivitas keseharian tantenya sebagai penjual kue mengajaknya untuk rajin membantu. Disitu, ia sudah mulai belajar banyak tentang bagaimana membuat kue, mengolah, mendesain, serta cara mendistribusikan suatu produk. Tidak terlupa akan sisi tanggung jawab dan ketekunan yang juga diemban.
Usut punya usu! Aktivitasnya diperantauan diketahui oleh orang tuanya yang tinggal di desa Punggur, kira-kira letaknya 25,2 km dari kota Pontianak. Mereka terlihat sangat senang setelah mendengar perkembangan baik akan anaknya dan selekasnya menyediakan dana agar I Sun bisa mengikuti kursus membuat kue di tempat yang cukup bergengsi di kota tersebut, yakni Wilton. Kira-kira saat itu ia telah berusia 12 tahun dan sedang menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Setiap liburan sekolah tiba, perempuan kelahiran 18 Januari 1973 senantiasa mengisi waktu senggangnya untuk mengikuti kursus membuat kue sampai ke Jakarta. Bahkan ia pernah mengikuti jenjang pelatihan kursus yang diadakan oleh koki dan model terkenal, Nila Sari. Kesibukan yang ternyata juga diimbangi oleh prestasi akademik di Sekolah. Ya, nilai rapor sekolah selalu mencatatkan sebuah prestasi yang patut dibanggakan.
Ibu Sunani, 44, dari RAJIN LATIHAN hingga menjadi Pengusaha Aloe Vera yang Sukses |
Inilah sebuah kisah inspiratif dari seorang pengusaha yang tidak pernah kehabisan ide dan inovasi akan produk. Semangat nya itu loh, serta selalu gigih dalam bekerja.
Kwalitas diri membuat I Sun tidak bisa diam. Uang Jajan yang diterima selalu ia sisihkan untuk ditabung. Berbekal ilmu kursus yang sudah pernah didapat, tabungan tersebut digunakan untuk membeli bahan-bahan pembuatan kue di pasar guna menghasilkan kue Nastar. Saat itu ia menawarkan kue nastarnya kepada teman-teman sekolah dan juga Guru dengan harga yang sangat terjangkau, yakni 1.000 Rupiah.
Biasanya setelah pulang ataupun sebelum berangkat sekolah, dapurnya tidak pernah sepi akan kegiatan masak memasak. Ia begitu telaten mempraktekan satu per satu ilmu yang pernah diraih. Namun ada hal mengagetkan yang harus ia hadapi saat itu. Lantara ia masih kecil dan oven yang biasa digunakan memakai energi listrik. Acapkali ia sering kesetrum. Ha ha ha ha. . . . .Seakan mendapatkan energi baru. I Sun kecil pun tidak pernak kapok untuk terus latihan.
Menginjak awal tahun ajaran baru di kelas 3 SMP, ia sudah berani untuk mengembangkan pilihan ragam akan kue olahannya. Kala itu yang namanya kue lapis legit menjadi kue favorit lainnya bagi para pelanggan. Sepeser demi sepeser uang dikumpulkan untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan, selain digunakan untuk biaya kursus. Hingga ia masuk SMA, jenis kue yang ditawarkan pun semakin lebih kaya.
Setelah lulus, ia pun tampak yakin akan keputusannya dalam menjalankan usaha jual-beli kue. Rajin pula ia memperkaya khasanah tentang pembuatan kue dengan berbagai pelatihan. Informasinya didapat dari buku dan majalah yang telah dibeli. Jadi wajar bila ia sudah berani mendistribusikan kreasi ragam cemilan, black forest, puding, donat, plus kue ulang tahun ke berbagai toko sampai dengan supermarket. Namun tetap saat itu di tahun 1993, jumlah konsumen kue di daerah Siantan Hulu, Pontianak, belum sebanyak seperti saat ini.
Jumlah permintaan yang segitu-gitu saja mengarahkan ia untuk melihat jalur bisnis lainnya. Pikir-pikir usaha toko sembako cukup menjanjikan. Hingga kemudian, ia mencoba dan perjalanan bisnis sembako tidak sesuai harapan. Akhirnya ia kembali lagi jual-beli kue dengan memprioritaskan olahannya pada kue bolu. Lantaran segudang pengalaman di bidangnya, kue bolu buatan Ibu Susani semakin laku dari hari ke hari. Order pun meningkat drastis.
Entah mau dikata apa ?? Masalah kembali hadir saat pesanan dari berbagai toko langganan mencapai jumlah 6.000 bungkus bolu untuk setiap harinya. "Uangku dilarikan orang kepercayaanku. Wah, rasanya kesal sekali. Bagaimana tidak, aku yang bekerja keras, tetapi uangnya dilarikan orang. Padahal setiap Subuh, aku mecahin ribuah telor untuk membuat bolu. Capeknya luar biasa, hasilnya enggak ada," Urainya kepada Harian Nova (29/10/2016).
Ibu Sunani, 44, dari RAJIN LATIHAN hingga menjadi Pengusaha Aloe Vera yang Sukses |
Menjadi orang sukses adalah pilihan hidup setiap orang yang mau berusaha. Pemikiran yang membawa Ibu Sunani sukses menjalankan bisnis lidah buaya. Ia membuka perusahaan I Sun Vera pada tahun 2007.
Selalu hati-hati dalam membuat pertimbangan.
Untung saja saat itu ada sebuah kesempatan baru yang menjanjikan. Kala di tahun 2004, produk perkebunan berjenis tanaman lidah buaya semakin lebih mudah ditemukan di daerah Pontianak, Kalimantan. Letak geografis wilayah yang berada di daerah khatulistiwa membuat tanaman jenis ini dapat dengan mudah untuk berkembang.
"Banyak disana (Pontianak), dan lebih besar dari yang lain, karena kan disana panas ya," jelas Ibu Sunani kepada Harian Swa (16/04/2016). Karena tumbuh subur dan mudah didapat, para pembeli cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 1.000 hingga Rp. 1.500 untuk mendapatkan per kilogram tumbuhan yang bernama latin, aloe vera.
Lidah buaya bisa diolah menjadi berbagai macam produk. Mulai sebagai bahan dasar perawatan kecantikan, hingga produk makanan. Selama itu pula, Ibu Sunani tidak pernah berhenti untuk berinovasi. Ia memulai segalanya dari jumlah yang sangat efisien. Takaran berat sebanyak 1 kilogram digunakannya untuk diolah menjadi produk jelly aloe vera sebagai percobaan. Setelah OK, ia kemudian menambah jumlah produk dengan modal uang sebesar Rp. 500 ribu.
Walau pengalaman sudah segudang, keunggulan tersebut tidak membuatnya ceroboh. Sikap kehati-hatian dan kecenderungan menghormati strategi pasar mengajaknya untuk selalu persuasif mensikapi keadaan yang ada. Kira-kira 2 minggu adalah jenjang waktu yang dipergunakan unttuk melakukan uji coba dengan menawarkan secara gratis produk olahannya kepada sanak saudara dan orang-orang terdekat.
Ciri khas segar yang memang dimiliki oleh aloe vera pun ditanggapi sang pengguna secara positif. Ia selekasnya menawarkan kreasi Jelly aloe vera ke berbagai toko langganan sebanyak 2 kilogram dengan harga jual 5.000 rupiah. "Dugaanku ternyata tak salah, jelly dengan harga terjangkau dan enak buatanku itu laris manis dalam waktu singkat," Jelasnya mengenai kondisi permintaan pasar setelah langkah awal.
Mulai sejak itu, Ibu Sunani sudah berani mempekerjakan pegawai sebanyak 2 orang. Ide akan penambahan jenis produksi pun timbul. Setelah penjualan Jelly sudah dirasakan stabil. Tepatnya di tahun 2005, ia mulai mencoba untuk mengolah aloe vera menjadi jenis makanan dodol. Kembali ia melakukan uji coba market selama 1 minggu dan tanggapan yang datang ternyata meyakinkan. Hal yang disebabkan oleh minimnya konfigurasi produk di pasar. Rata-rata para produsen lain hanya mengolah aloe vera menjadi produk minuman.
Ibu Sunani, 44, dari RAJIN LATIHAN hingga menjadi Pengusaha Aloe Vera yang Sukses |
Dari modal sebesar Rp. 500 ribu, merek I Sun Vera telah disahkan oleh pemerintah sejak tahun 2007 dan terus berkembang sangat sehat hingga saat ini untuk masyarakat. Aneka olahan produk pun tersaji begitu memikat hati para pelanggan, yakni mengolah lidah buaya dari sabun hingga bakso.
Produk yang Baik dan Sehat untuk Masyarakat.
"Upaya saya dengan ikut pameran, menitipkan produk di beberapa tempat, dan memperkenalkannya dari mulut ke mulut tidak sia-sia. Dalam tahun pertama, saya sudah bisa mengolah sekitar 200 kilogram lidah buaya setiap bulan," terangnya kepada Harian kompas (20/10/2012).
Belum lagi permintaan pada hari-hari besar, seperti perayaan lebaran, natalan, serta jadwal libur sekolah. Omzet sebesar Rp. 20 juta per bulan merupakan angka wajar yang usahanya dapatkan, sekaligus menambh jumlah karyawan menjadi 5 orang. Semua interaksi berjalan dengan baik, begitupun juga dengan proses pengolahan yang senantiasa tidak berhenti untuk terus merajut inovasi.
Ide menyediakan olahan lidah buaya berjenis kerupuk pun timbul. Setelah diamati, belum ada satupun produsen yang memproduksi. Padahal juga saat itu, banyak pabrik yang menerima hasil panen dari petani lidah buaya yang sedang mengalami masalah. Akhirnya tiap panen tiba, harga jual komoditi lidah buaya dari petani terus mengalami penurunan. Sungguh keuntungan alamiah yang semakin mendorong Ibu Sunani untuk lebih serius menjalankan usahanya.
Susunan kata I Sun Vera terpilih sebagai trade mark tiap produk. Merek tersebut isahkan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2007, setelah 1 tahun mengajukan proposal pengurusan ke departemen setempat. Keindahan susunan kata akan I Sun Vera pun kiranya kita perlu cermati lebih lanjut. I artinya saya, Sun artinya Matahari, dan Vera berasal dari bahasa latin yang dimiliko oleh tanaman Lidah Buaya itu sendiri. Jadi kepanjangan dari I Sun Vera adalah "Aku ingin menjadi matahari untuk produk aloe vera yang ku olah."
Ibu Sunani, 44, dari RAJIN LATIHAN hingga menjadi Pengusaha Aloe Vera yang Sukses |
ini Usaha pengolahan Lidah Buaya milik Ibu Sunani, 44, telah menjelma menjadi maestro di dunia kuliner, khususnya pada bidang sumberdaya tanaman, aloe vera.
Berkat Inovasi Positif, Segalanya Pasti Bisa.
Ketekunan dan kreatifitas tinggi menjadi modal usaha home industry I Sun Vera untuk berkembang, tidak hanya di dalam negeri. Saat ini, Ibu Sunani telah memperlebar jangkauan pasarnya hingga Jepang, Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia.
Mengolah lidah buaya menjadi 16 produk, termasuk jelly, sabun, kerupuk, dodol, cokelat, bakso, selai, hingga minuman teh, dan bahkan kerajinan dari kulit lidah buaya. Dalam setahun, harian Bisnis (31/10/2013) menulis omzet I Sun Vera sebesar Rp. 1,56 miliar.
"Ke Malaysia dan Brunei, rutin kirim sabun. Kami lewat agen. Dalam sebulan ada lebih dari 1.000 biji sabun yang dikirim. Sabun-sabun ini salah satunya masuk ke hotel-hotel besar," jelas pengusaha yang hanya lulus SMA kepada Harian Swa (16/05/2013), "Kami tiap hari produksi ribuan ton lidah buaya. Pekerja kami ada 35 orang."
Atas dasar hasil dari semua pengolahan itu, I Sun Vera bisa dikatakan hampir tidak pernah menghasilkan sampah atau limbah pada tiap proses kinerjanya. All the kind telah benar-benar terpakai secara maksimal, mulai dari daging hingga kulit. Bagian yang tidak terolah hanya pada ujung dan duri. Lantas ujung dan duri tersebut acapkali digunakan sebagai pupuk untuk setiap waktu penanaman lidah buaya pada setiap jenjangnya.
Blogspot: http://isunveralidahbuaya.blogspot.co.id/
Facebook: https://www.facebook.com/lidahbuayaisunvera
Alamat: Jl. Budi Utomo Blok A6 No. 3, Siantan Hulu, Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78242.
Telepon: (0561) 882 794
Jam buka: 07.00 - 17.00
Sumber penulisan:
http://thetanjungpuratimes.com/2016/02/05/usaha-olahan-lidah-buaya-yang-merambah-internasional/
http://bisnisukm.com/sun-vera-kenalkan-lidah-buaya-khas-pontianak-hingga-angkasa.html
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/aneka-olahan-lidah-buaya-diekspor-ke-mancanegara-1
http://tabloidnova.com/News/Peristiwa/Luar-Biasa-Sunani-Mendulang-Rupiah-Dari-Bisnis-Olahan-Aloe-Vera-1
http://health.kompas.com/read/2012/10/20/05050610/sukses.dengan.lidah.buaya
http://swa.co.id/swa/profile/profile-company/produk-olahan-lidah-buaya-sunani-menembus-negeri-jiran
http://nova.id/News/Peristiwa/Luar-Biasa-Sunani-Mendulang-Rupiah-Dari-Bisnis-Olahan-Aloe-Vera-1/Luar-Biasa-Sunani-Mendulang-Rupiah-Dari-Bisnis-Olahan-Aloe-Vera-1
http://pontianak.tribunnews.com/2013/11/02/aloe-vera-pontianak-sabet-juara-ii-nasional
http://isunveralidahbuaya.blogspot.co.id/p/tentang.html
http://bisnis.com/industri/read/20131031/87/184004/ukm-inovatif-siap-hadapi-pasar-bebas
S128 Situs Streaming Sabung Ayam Online yang sangat populer di dunia dan banyak di minati para penghobi Sabung Ayam di Indonesia semakin sukses dalam menjalankan misi untuk membantu para penghobi Judi Ayam agar lebih mudah dan praktis dalam melakukan kegiatan hobi sebagai pecinta Taruhan Sabung Ayam secara Online.
ReplyDeleteHadirnya situs S128 ini memanglah sangat membantu para pecinta dan penghobi sabung ayam yang gemar sekali taruhan sabung ayam, melihat keterbatasan kebebasan melakukan taruhan sabung ayam di indonesia yang di larang oleh pemerintah indonesia. S128 membuka akses dengan mudah melalui situsnya dengan menghadirkan Streaming Sabung Ayam Live secara Online dan juga menyediakan taruhan Sabung Ayam secara online yang berlaga di Negara Filipina.
Tersedia bonus 100% Untuk anda yang berhasil menang taruhan secara beruntun 8x !
Kunjungi Link Alternatif S128 Terbaru disamping ini : https://bit.ly/2LIfCIJ
Link Pendaftaran : https://bit.ly/2M3dvhT
#Linkaja88