Wawan Memiliki Omset Rp. 60 Juta/Bulan dari Ekspor Wayang

Wawan Memiliki Omset Rp. 60 Juta/Bulan dari Ekspor Wayang

Menghasilkan suatu karya wayang merupakan hal yang cukup sulit. Selain membutuhkan ketrampilan dalam membuat. Untuk pendesainan si empu juga harus memahami filosofi dari setiap gagasan penulisan suatu wayang.

Sebagai bagian dari industri kreatif yang berbasis local cultural heritage pada era tahun 1980-an, wayang pernah memiliki track record ekspor yang memadai. Kini, Negara-negara tertentu seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, dan Belanda mulai kembali mengagumi wayang sebagai seni dekoratif.

Kenyataan itulah yang ditangkap oleh seorang pengrajin wayang kulit asal Pamulihan, Sumedang sehingga masih bertahan sampai saat ini. Hasil olah tangannya dan beberapa rekan kerja, mampu menembus pasar Negara-negara tersebut diatas, plus pasar lokal seperti Yogyakarta dan Bali tetap digarapnya hingga kini.

Wawan menekuni usaha ini sejak tahun 1987. Diakuinya, menjadi pengrajin memerlukan proses panjang dan harus mampu bertahan dari berbagai macam halangan dan rintangan. Dia menyebutkan, faktor pasar wajib diperhatikan meski ada faktor lain yang juga tidak boleh diremehkan, seperti bahan baku dan modal. Pasar menjadi faktor utama untuk memutar modal dan keuntungan agar bisa dikalkulasi.

Satu wayang saja biasanya memakan waktu hingga dua minggu, mulai dari membuat pola, menyungging atau mewarnai, menata sampai membuat gapit atau penjepit wayang yang terbuat dari tanduk.

Kini, di usia usahanya yang telah menginjak umur 29 tahun, pria asal Pamulihan sibuk menuntun karyawannya untuk membuat berbagai jenis wayang di tokonya sendiri yang bernama Jenggala Manik Art Shop. Sebut saja: wayang pajangan, wayang yang digantung untuk di mobil, wayang pulpen, dsb.

Harga yang ditawarkan pun cukup beragam, "Dari harga Rp. 75.000 sampai ke Rp. Rp. 400.000 bagaimana kualitas saja. Omzetnya Rp. 50 juta sampai Rp. 60 juta," ucap Wawan kepada Detik Finance, "Yang paling banyak dibeli orang Cepot ke luar negeri, harganya Rp. 100 ribu."