Jika dibandingkan dengan pola pertanian berbasis pupuk dan pengendali hama kimia, bertani dengan menggunakan pupuk dan pengendali hama secara organik ternyata jauh lebih menguntungkan. Itulah yang kini dirasakan oleh Warjito (58), petani asal Krajan Rt 03/ RW 3 Bligo Ngluwar Magelang Jawa Tengah.
Semua beralih menjadi petani organik, menurut Warjito hasil panennya selalu minus. Kalau ingin hasil maksimal harus menambah dosis pupuk ura agar tanaman padinya kelihatan subur. Selain itu masih harus memberi tambahan pupuk perangsang buah agar hasil panennya bagus. Dengan begitu biaya juga tambah. Tetapi hasil jualnya tetap saja. Malah terkadang merugi kalau dihitung secara jlimet.
Warjito yang juga Ketua Kelompok Tani “Tani Budaya”ini sejak tahun 2003 beralih menjadi petani organik dan menekuni menanam padi Cempo Hitam. Ternyata kini hasilannya sangat fantastis. Dengan luas tanah yang sama dari lahan garapannya yang 1000 meter persegi, dapat menghasilkan enam kuintal pada keringgiling organik. Sangat jauh kalau dibading dengan waktu sebelumnya. Apalagi Padi Cempo Hitam, masih tergolong langka. Petani jarang ada yang mau menanam karena umur tanmannya lama, hampir empat bulan. Tapi bagi Warjito ini justru merupakan peluang bisnis yang menjanjikan dan banyak memberi kucuran rupiah.
Tidak ada perawatan yang istimewa untuk menanam Cempo Hitam, sama persis dengan menanam padi kebanyakan. Hanya saja dengan bertani organik ada aturan main pada tahap pemukuan. Sebelum ditanam, lahan harus dipupuk terlebih dulu. Dan pada umur tanaman mencapai 40 hari dilakukan pemupukan padat kedua. Dengan pola perawatan seperti itu hasilnya pasti memuaskan, begitu kata Warjito.
Sebagai perbandingan harga jual gabang kering giling non organik biasa hanya dipatoh harga Rp. 2.500/kg. Tetapi harga gabah Organik Cempo Hitam bisa mencapai Rp. 5.000/kg. Bahkan kalau permintaan pasar cukup banyak bisa mencapai Rp. 7.000/kg. Sedangkan harga beras hitam di pasaran mencapai Rp. 14.500 /kg.
Tapi yang harus diingat, gabah beras hitam harus digiling khusus. Maka warjito menyiapkan penggilingan gabah organik.
Beras hitam yang banyak memiliki kandungan. Cocok dikonsumsi oleh penderita penyakakit diabetes dan osteoporosis. Karena hanya mengalami satu kali giling, artinya hanya pecah kulit atau istilahnya PK. Maka sebelumnya memasaknya harus direndam selama satu jam, agar nasi hitam lebih nikmat rasanya.
Keuntungan yang diperoleh dari beras hitam organik sangat menggiurkan. Warjito menambah luas tanah tanam menjadi 5 ribu meter. Bahkan, dari hasil mengembangkan padi hitam, dia beli membeli mobil yang kini digunakan untuk armada pengiriman beras ke berbagai swalayan dan pedagang.
Permintaan beras hitam organik terus bertambah. Bahkan dari Surabaya dan Bali. Memnuhi permintaa itu, Warjito memiliki 30 petani yang konsen terhadap penanaman padi organik. “Untuk pesanan dari luar kota yang jangkauannya jauh, terpak sa belum bisa dipenuhi karena biaya pengirim sangat mahal,” katanya sambil menambah, produk beras hitamnya diberi label LDPM Gapoktan Mantap Bligo ini.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.