Ada banyak hal menarik yang dapat tiap tamu temui pada perhelatan sederhana ini. Yakni, pameran sebagai proses untuk menindaklanjuti ekspektasi pengalaman melalui pagelaran seni. Mengalami jatuh bangun setelah lulus SMA (Sekolah Menengah Atas), namun selalu berhasil melewati rintangan.
Bakat seni pria kelahiran Jakarta, 23 Januari 1952 ini memang sudah muncul sejak duduk di bangku sekolah menengah. Kala itu, ia tidak melanjutkan jenjang pendidikannya ke Universitas. Jadi langsung menimba ilmu di lapangan. Saat terjun ke dunia kerja, ia lebih banyak memilih job sebagai fotografer.
Profesi kebanggaan yang disandang Pak Tjahjadi Hartono sejak tahun 1998. Kebetulan saat itu Harian Kompas memiliki konsepsi penilaian estetika tersendiri tentang karya-karyanya. "15 tahuns udah saya bergelut di bidang fotografer untuk Kompas hingga pernah bekerja di kantor berita Antara," tuturnya kepada saya, Clenoro Suharto saat kami bertatap mata di Bangunjiwo, Bantul (08/09/2017), "Setelah masa pensiun, saya mencoba selama 4 tahun ini menapaki dunia lukisan."
Eksplorasi yang dilakukan memiliki keragaman. Berdasarkan latar belakang digital, ia membentuk aneka jejak dari landasan komprehensif pada bentuk seni. Tiap karya foto maupun lukisan tampak sekali ingin melakukan respon deskriptif terhadap proses modernisasi yang umumnya pernah masyarakat perhatikan. Ini kali keduanya ia mengadakan pameran di Yogyakarta setelah 8 kesempatan exhibition tergelar di beberapa kota sejak tahun 2013.
Selanjutnya gagasan-gagasan dia pun berkembang lugas untuk mengabadikan nuansa verbal yang bertajuk alam sebenarnya. Ekpektasi masyarakat akan keberadaan candi-candi di Pulau Dewata mengelupas softly diantara bidikan unik berupa liukan kalimat bebatuan yang sempat ia temukan. Dari situlah hakikat lingkungannya saat ini menjelma. Kombinasi improvisasi dan bentuk terasa sangat menyatu dalam tiap pandangan artistik.
Eksibisi dengan tajuk "Meta Maya" oleh si empu tentunya telah memberikan sebuah kekayaan baru di tengah perjalanan seni rupa kontemporer dewasa ini. Memiliki relativitas dalam berkesenian dengan segala tantangan, maupun gagasan. Oase semacam itulah yang kami peroleh ketika menikmati karya-arya pada pameran kali ini. . . . . .Thank's a lot Mr Tjahjadi.
"Dalam setitik atom terdapat jutaan pelajaran tentang hidup dan juga keindahan yang tersembunyi, asal engkau mau mengamati, menggali, berfikir dan merenung."
Seniman: Pak Tjahjadi Hartomo
Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 23 Januari 1952.
Pameran: Tahunmas Art Room, Jl. Raya kasongan No. 223, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Tanggal Pameran: 8 - 16 September 2017.
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.