Anda pasti pernah melihat tampilan buah segar yang diukir hingga menjadi sangat cantik, indah, dan menarik. Seni menghidangkan makanan dengan keindahan ini muncul berkat keterampilan para pemahat buah.
Kini, profesi ini kian dibutuhkan oleh industri makanan dan minuman. Pamornya semakin bersinar beberapa tahun terakhir seiring dengan terus berkembangnya bisnis kuliner. Sesuai namanya, fruit carving adalah hasil seniman yang punya keahlian mengukir buah. Mereka bertugas mengukir tampilan buah yang secantik mungkin, sehingga bisa menerbitkan selera orang yang melihatnya.
Fruit carving sebenarnya sudah hadir di Indonesia sejak tahun 1976. Tapi, hanya untuk kalangan terbatas, seperti juru masak di hotel-hotel besar. Meski begitu, keahlian ini ternyata banyak penggemarnya. Tak jarang, beberapa hotel dan restoran harus memesan jasa pemahat buah untuk acara-acara khusus, seperti pesta pernikahan dan acara jamuan lain yang dipesan oleh tamu mereka.
Tiga tahun belakangan, profesi ini semakin berkembang karena ada kebutuhan bisnis di sektor kuliner. Jasa ini ikut tergesek tren usaha rumahan, seperti catering pernikahan atau acara perayaan lain.
Tengok saja, setiap suguhan prasmanan pernikahan di gedung atau restoran pasti tersaji buah-buahan di satu meja. Buah-buah itu disajikan dengan cantik dan menggugah selera. Salah seorang yang ikut merasakan perkembangan profesi pemahat buah ini adalah Pak Wetz Shinoda. Mantan chef restoran ini mulai menekuni profesi fruit carving sejak 2010. Saat itu, belum banyak chef fokus mempelajari keterampilan ini.
Kalau pun ada, mereka menggunakan untuk kebutuhan sajian di restoran tempatnya bekerja. "Banyak yang sebenarnya punya skill ini, tapi belum berani tampil di publik," kata Wetz kepada Harian Kontan (4 September - 10 September 2017).
Makin Populer.
Dengan berkembangnya usaha kuliner dan katering, seni pahat buah ini juga semakin popular. Keduanya saling membutuhkan dan melengkapi usaha masing-masing. Wetz bilang permintaan yang tumbuh untuk jasa pahat buah terus meningkat dalam 3 tahun terakhir.
Sebelumnya, satu permintaan masuk per bulan pun sudah bagus. Tapi, sekarang 1 bulan selalu penuh dengan pesanan jasa pahat buah. Permintaannya banyak datang waktu week-end, kebanyakan buat katering pernkahan," kata Wetz.
Rata-rata, ada 4 acara pernikahan yang memesan setiap minggu, belum termasuk acara perhelatan lain. Belum karena ini, Wetz juga pernah diminta untuk menyajikan dekoras buah yang sudah dipahat untuk acara perayaan ulang tahun sebuah stasiun televisi swasta nasional.
Tarif jasa ukir buah ini bervariasi tergantung tingkat kesulitan. Makin rumit, tentu makin mahal. Untuk 1 meja ukuran 2 meter x 1 meter, tarif jasa ukirnya mulai Rp. 1,5 juta. Belum termasuk bahan baku buah, peralatan display dan ongkos transportasi ke lokasi untuk membawa ukiran buah.
Sementara jika memesan paket lengkap termasuk buah dan sewa alat display. Wetz mematok harga mulai Rp. 2,8 juta untuk tampilan yang sederhana. Untuk yang rumit harganya mulai Rp. 4 jutaan per meja. "Biasanya dalam satu wedding yang besar itu terdapat lebh dua meja," ujar dia.
Seiring makin dikenalnya jasa seni ukir buah ini, permintaan kelas kursus untuk mempelajarinya juga turut naik. Kalau dulu pesertanya banyak dari kalangan juru masak, kini ibu rumah tangga dan pelajar pun tertarik mempelajari seni ini.
Wetz juga mulai menjajaki potensi usaha membuka kelas belajar untuk keterampilan ini. Satu sesi belajar dengan durasi 3 jam dihargai Rp. 100 ribu per satu peserta. Peserta yang sudah punya keterampilan dasar memahat butuh 12 sampai 15 sesi. Jika belum punya keterampilan seni, peserta dapat meneruskan waktu lebih lama.
Sedangkan untuk kelas privat, tarifnya Rp. 100.000 per satu jasa. Peserta bebas menentukan durasi dan pertemuan sesuai kebutuhan finansial maupun kebutuhan edukasinya. "Tapi seni ini sebenarnya bisa dipelajari secara otodidak, jadi kalau mau cepat bisa harus rajin berlatih sendiri di rumah. Bukan hanya di kelas," kata Wetz.
Banyak hotel dan retoran biasa memesan jasa fruit carving untuk acara-acara khusus.
Ikut Kompetisi.
Samah halnya dengan profesi lain yang mengandalkan kompetensi, para pengukir buah ini perlu ikut kompetisi, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Sebab, dengan cara ini keterampilan dan popularitas bertambah.
Asal tahu saja, kebanyakan klien profesi ini datang dari industri, perhotelan, dan restoran. Pihak manajemen hotel dan restoran akan semakin percaya dengan kompetensi seorang pemahat buah jika ada portofolio memenangkan lomba.
Ada beberapa lomba yang cukup bergengsi untuk diikuti, seperti Salon Culinary, TV Champion Indonesia untuk skala nasional dan Thailand Ultimate Chef Challenge untuk skala internasional. Maklum, Thailand adalah kiblat seni pahat buah. Negara di Asia Tenggara berkiblat ke sana.
Joko Yuwono, salah satu pemahat buah yang berbasis di Jakarta mengaku beberapa kali ikut kompetisi untuk menguji kualitas pahatannya. "Ikut lomba bisa tambah kenalan dan banyak calon klien juga thu jasa fruit carving kami dari sana," kata dia.
Meski secara tarif tak langsung bisa mengerek harga jasanya, tapi terlihat dalam ajang kompetisi dapat membuka peuang. Sebab, kebanyakan kompetisi dihadiri oleh juri yang berprofesi sebagai chef di restoran ternama.
Saat ini, Joko kerp menerima pesanan untuk acara pernikahan dan ulang tahun. Dia memasang trif jasa pahat rata-rat Rp. 50.000 sampai Rp. 100.000 per buah, tergantung tingkat kerumitan.
Selain memiliki jiwa seni ukir dan memenangi lomba, pemahat berkenan juga untuk dapat mengenali jenis buah yang dapat diukir. Termasuk harus tahu tingkat kematangan buah agar mudah dibentuk. Soalnya, salah memilih buah akan membuat proses ukir jauh lebih rumit. Misalnya, buah terlalu lembek dan sulit dibentuk, atau terlalu keras sehingga prosesnya jadi lebih lama.
Joko yang mengaplikasikan foto menjadi silhouette gambar di atas permukaan buah sering menggunakan semangka dan pepaya. Mantan bartender ini menggunakan kulit semangka sebagai media ukir.
Selain semangka dan pepaya, pengukir buah juga menggunakan sayuran sebagai media ukir, seperti lobak, wortel, dan melon. Bahkan, Joko pernah menjaja untuk mengukir buah durian dan kelapa. "Semakin keras tekstur buahnya, makin mudah diukir detail. Kalau buah berair tidak sulit," kata dia.
Sama halnya dnegna Wetz, "Kalau klien yang sudah tahu sayur, biasanya mereka menyerahkan buah kepada saya. Jadi mereka pesan paket yang sudah termasuk buah," kata dia.
Kerjasama dengan mitra juga penting untuk menjaga pesanan datang secara rutin. Mitranya adalah perusahaan katering dan restoran. Seperti yang dilakukan oleh Yanto. Walau jasanya masih bersifat sampingan, Yanto mengakali dengan kerjasama. Jika perusahaan katering membutuhkan jasa ukir buah akan menghubungi Yanto.
Setiap akhir pekan, jadwal untuk mengukir buah terbilang padat. "Tapi saya cuma terima di hari Sabtu," kata Yanto yang bekerja sebagai koki di salah satu restoran di Jakarta.
Permintaan jasa ini juga ada musimnya, lo. Biasanya permintaan melonjak saat musim nikah tiba. Seperti setelah Hari Raya Idul Fitri atau bertepatan dengan tanggal yang cantik, seperti 17-7-2017. Selain pernikahan, acara perayaan ulang tahun juga mulai menggunakan buah ukir sebagai pengganti kue ulang tahun.
Untuk membentuk buah, membutuhkan satu set alat, mulai dari pahatan, pisau, dan alat lainnya. Alat yang asli lengkap bisa mencapai Rp. 4 juta. Satu set terdiri dari sekitar 80 alat. Tapi, memulai profesi ini tak perlu alat mahal, asal pisau tajam dan benda yang mudah digenggam, anda sudah bisa mulai mengukir buah.
Jadi, modal utamanya bukan pada alat tapi keterampilan yang harus terus diasah. Wetz bilang, anda beberapa aliran seni ukir buah, seperti siluet foto, karakter dan ukir buah dengan gaya Thailand, ukiran buah atau bahkan motif (butik). "Baiknya, kalau mau membuka jasa ini harus bisa semua jenis ukir, karena pesanan yang masuk kadang bermacam-macam," kata Wetz.
Berpengalaman Dulu, Baru Masuk Kumpulan.
Sama seperti profesi lainnya, pengukir buah atau fruit carving juga perlu bergabung dengan komunitas. Fungsi komunitas sebagai wadah bersosialisasi sambil meningkatkan kapabilitas dan keterampilan. Salah satu komunitas yang bisa menampung profesi fruit carving ini adalah Indonesian Fruit Carving yang didirikan oleh Wetz Shinoda pada 2015 silam. Komunitas ini punya 4.000 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.
Para anggota ini bertukar informasi seputar tren seni ukir buah dan lomba. "Fasilitas yang bisa didapatkan kalau bergabung dengan komunitas itu informasi dan koneksi, selain itu kalau berbakat bisa mengikuti perlombaan tanpa bayar," kata Wetz.
Tak sembarang orang bisa bergabung dalam komunitas ini. Mereka harus memiliki portofolio ukiran buah sebelum bergabung. Walaupun komunitas sebagai wadah bertukar informasi dan ilmu ukir mengukir, minimal calon anggota yang bergabung sudah memiliki keterampilan dan berhsil membuat ukiran buah. Wetz bilang komunias sebagai wadah bertukar infomrasi dan ilmu ukir mengukir, minimal calon anggota yang bergabung sudah memiliki keterampilan dan berhasil membuat ukiran buah. Wetz bilang, komunitas Indonesian Fruit Carving juga aktif mengedukasi masyarakat agar jasa ini bisa dikenal lebih luas lagi.
Hasilnya, bukan cuma chef dan koki yang tertarik mempelajari seni ukir buah. Kalangan ibu rumah tangga dan pelajar pun mulai kepincut dengan seni mengukir buah ini. Komunitas yang paling aktif berasal dari Yogyakarta, Semarang, dan Bali. "Bahkan, kalau di Bali sudah banyak yan gprofesional dan setiap tahun aktif mengadakan kompetisi tingkat daerah," kata Wetz.
Lewat komunitas ini juga anggota dapat berbagai informasi soal permintaan jasa ukir buah. Misalnya, salah satu anggota dapat pesanan ukir dalam jumlah besar dan tak sanggup menggarapnya sendiri, dapat saling berbagi pekerjaan sekaligus rezeki.
Syarat menjadi seorang pemahat buah:
Telaten, Fokus, Kreatif, Sabar, Inovatif, Punya banyak relasi, Proaktif.
Peralatan yang dibutuhkan:
Cutter, pisau ukir, talenan (cutting board), dan tusuk gigi jika diperlukan. Khusus untuk pisau ukir yang digunakan bervariasi, dan memiliki fungsinya masing-masing. Ada yang berujung bengkok untuk membuat guratan melengkung, berujung panjang untuk membuat guratan kecil dan tajam, serta ada juga yang berbentuk seperti pahat yang berfungsi untuk membuat guratan menyerupai kelopak bunga.
Sumber Penulisan:
https://www.facebook.com/groups/978125112227514/permalink/1747492721957412/
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.