Ya, warga desa asal Semarang ini, memanfaatkan karung-karung bekas beras menjadi barang berharga. Di tangah kreatif Ibu Retno Sunaringtyas, karung bekas disulap menjadi tas yang apik, cantik, dan menarik untuk ditenteng.
Retno menuturkan, awalnya ia cuma bereksperimen untuk membuat barang yang bahan bakunya mudah didapat dan dianggap sampah.
Maka, tercetuslah ide membuat tas dengan bahan baku karung bekas beras. "Kan dirumah banyak karung bekas beras, saya eman-eman melihatnya. Apalagi jika harus dibang," katanya.
Karena itu, ia lantas memotong-motong karung bekas beras sesuai pola yang diinginkan. Setelah itu, Retno mulai menonjolkan bentuknya. Ia pilih bahan yang anti air.
"Karung beras dipotong sesuai bentuk yang kita inginkan. Setelah itu dilapisi sponati yang anti air biar bisa kelihatan bentuknya," kata Retno.
Untuk mempercantik tas buatan tangannya, Retno menambahkan bunga yang ditangkainya dari tali raffia. "Biar kelihatan cantik dan nggak polos, maka ditambahi aksesoris bunga dari tali raffia."
Setelah selesai, wanita yang juga pelatih senam ini memperlihatkan hasil kerajinannya ke beberapa teman. hasilnya tak sedikit teman-teman Retno kepincut dengan tas berbahan karung beras bekas.
Dari sanalah berawal. Pesanan mulai mengalir dari teman-temannya sendiri. Dengan system getok tular, tas produksi Retno mulai dilirik banyak orang. Kini, Retno sudah mempekerjakan 2 karyawannya. Padahal, awalnya ia cuma nekat dan bermodal hobi semata.
Namun seiring banyaknya permintaan konsumen, bisnis tas berbahan bekasnya telah berkembang pesat. Sampai-sampai, dia kesulitan mencari bahan baku dan harus memesan karung beras bekas kepada tukang rongsok.
"Sekarang yang jadi kendala malah bahan bakunya nggak ada. Saya harus pesan sama tukang rongsok. Itu aja sulit," ungkap perempuan kelahiran 16 Agustus 1987 itu.
Saat ini, usaha yang diberi nama "SA Collection" banyak menerima pesanan berbagai macam model serta ukuran tas. Tidak hanya dari karung bekas beras saja. Tapi aneka macam tas. Mulai tas berbahan kain batik, kain jok kursi, serta kain katun. "Pelanggan sekarang nggak cuma minta tas dari karung bekas beras, tapi juga minta dari kain, seperti kain batik, kain jok kursi, serta kain katun," tutur wanita lulusan SLTA Sultan Agung I ini.
SA Collection yang ditekuni Retno kini beromzet lumayan besar. Omzet tersebut diperoleh dari penjualan dengan system eceran dan grosir. Untuk kisaran harga pengecer, Retno mematok harga Rp. 55 ribu. Sedangkan harga untuk grosir, dia mematok Rp. 45 ribu.
Istri Ambiya Yuda Mulyana ini menjelaskan, produk-produk SA Collection kini telah menjangkau berbagai kota. Mulai dari Semarang, Jogja, Solo, Magelang, Pekan Baru, serta Kalimantan.
"Sekarang permintaan yang datang malah kebanyakan dari luar kota," tambah perempuan yang berhasil memboyong piala dengan kategori juara 3 lomba UMKM berprestasi se-Kota Semarang pada tahun 2009 silam.
SA Collection: https://www.facebook.com/sacloths
Sumber Penulisan:
https://plus.google.com/109044039746316379077
http://ijusmelon.semarangkota.go.id/iumk/muka.php?action=view&id=8378
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.