Permasalahan akan sampah di propinsi Jawa Barat, khususnya kota Bandung tampaknya telah menemukan solusi terbaik. Atas keprihatinan seorang Ibu yang terus berupaya mencari formula dalam mendorong penyelesaian akan sampah. Salah satunya melalui sistem yang biasanya dunia perbankan lakukan.
Kok bisa ?? . . . .Di kawasan jalan Tubagus Ismail XIV, Bandung ada sebuah toserba yang dikenal sebagai mini market sampah. Unik memang, bila kita telusuri lebih lanjut. Karena transaksi jual-beli di minimarket tersebut menggunakan sampah sebagai alat transaksinya.
Ialah Ibu Elis Solihat, perempuan berusia 44 tahun yang memiliki ide tentang minimarket sampah. Sejak 10 tahun lalu, bersama ke 2 temannya. Perempuan yang akrab disapa Elis membangun usaha sosialnya secara sederhana. Awalnya Elis membuka sebuah bank sampah di rumahnya pada kawasan Cisitu Indah Baru.
Sampah yang ia terima saat itu sangat sedikit. Kesadaran yang masih minim tentang membuang sampah mengharuskan ia bersama rekan-rekannya melakukan pendekatan ari pintu ke pintu untuk mensosialisasikan bank sampah ini. Bukan perkara mudah bagi Elis untuk meyakinkan orang-orang tentang manfaat bank sampah. Usahanya bahkan sering dipandang sebelah mata oleh keluarganya sendiri.
Kondisi
awal lahan yang sekarang ini menjadi HL Ecomart. Kira-kira jumlah sebanyak 4
mobil yang diperlukan untuk membersihkan lahan ini, setiap harinya.
Alat Pembayaran yang Unik.
Kegigian akan kinerja dari Ibu Elis berbuah manis. Semakin hari semakin banyak warga yang mulai sadar. Hal yang disebabkan jenis sampah tertentu memiliki nilai ekonomis yang bermanfaat. Sejak itu, ia lalu membuat terobosan dengan mendirikan mini market sampah. Disitu pelanggan dapat membeli segala kebutuhan sehari-harinya dengan hanya menukarkan sampah.
Caranya adalah dengan menimbang sampah terlebih dahulu. Tapi tidak semua sampah bisa di terima oleh mini market tersebut. Sampah yang diterima merupakan sampah bersih yang telah dipilah, seperti: Koran, kardus, dan logam. Setelah ditimbang, pelanggan akan diberi voucher bertuliskan nominal tertentu untuk kemudian dapat digunakan sebagai alat tukar dalam berbelanja.
Jika jumlah belanjaan melebihi nilai voucher, konsumen bisa menambahkan kekurangannya dengan sejumlah uang. HL Ecomart (nama Supermarket tersebut) selalu diserbu pelanggan pada setiap harinya, terutama ibu-ibu rumah tangga. Proses penukaran sampah berlangsung setiap hari, mulai pukul 8 pagi hingga 6 sore.
Urai Ibu Elis kepada Harian Detik (17/02/2016) mengenai cara kerja penukaran, "Sistemnya kan untuk memotivasi warga dalam pemilahan sampah. Salah satunya mengubah sampah menjadi voucher belanja. Teknisnya begini, sampa plastik, logam, kertas atau kardus yang sudah diolah, ditukar dengan voucher belanja. Satu kilogram sampah dibanderol Rp. 2.000. Jadi sampahnya ditimbang,, misalnya dapet Rp. 10 ribu, belanjanya Rp. 50 ribu, kan lumayan ada diskon."
Kinerja Ibu Elis untuk menjaga lingkungan tak berhenti hanya pada warga saja. Sang turunan masyarakat pun sudah ia kenalkan agar peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan tidak membuang sampah secara sembarangan. Jadi membuang sampah pada tempatnya, berarti memanfaatkan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai. Adalah upaya agar lingkungan tetap terjaga kebersihannya. Sekaligus mengurangi volume sampah yang dihasilkan oleh setiap individu.
Di HL Ecomart, anda bisa menggunakan sejumlah sampah kertas untuk membeli 1 mie instan. Atau membeli minyak sebanyak 10 kilo cukup menggunakan kardus bekas dan kertas seberat beberapa kilo.
Perkembangan yang selalu Bermanfaat.Tujuan membuat keberadaan pengelolaan sampah yang lebih teratur ternyata tidak hanya berhenti disitu saja. Keberadaan organisasinya sejak awal yang bernama Hijau Lestari begitu rajin mensosialisasikan perihal bank sampah ke berbagai acara majelis taklim dan arisan.
Hingga bulan Oktober 2015 sudah mencapai 100 unit bank sampah dengan jumlah anggota sekitar 2.000 nasabah. "Satu RW bisa puluhan juta karena potensial. Ada yang bisa kredit motor ada yang bisa beli kursi roda, itu dari bank sampah," jelas Ibu 4 anak, "Kami tidak menuntut pemerintah harus seperti apa soal sampah. Juga tak melakukan protes. Kami hanya berbuat apa yang harus dilakukan. Mungkin gerakan ini kecil dan belum solusi langsung menyelesaikan masalah sampah."
Mengenai mekanisme pembayaran listrik menggunakan sampah, seperti yang dilansir oleh Harian Liputan 6 (21/02/2017). "Dari tabungan itu, uangnya bisa digunakan untuk membeli token listrik. Di sini ada jual token listrik. Jadi, setidaknya masyarakat terbantu bayar listriknya dengan sampah yang dikumpulkan," jelas General Manager PT PLN untuk Jawa Barat, Pak Iwan Purwana, "Warga yang ingin membayar listrik menggunakan sampah, ia menjelaskan, hanya perlu membawa sampah ke bank sampah. Sampa yang mereka kumpulkan kemudian akan ditimbang, lalu nilai uangnya dihitung dan dimasukkan ke rekening bank sampah milih mereka. Hasil penjualan sampah tersebut, kata Iwan, bisa langsung digunakan untuk membayar listrik atau ditukarkan dengan token untuk membayar listrik.
Sejalan dengan pengembangan bank sampah tersebut, PT. PLN juga memberikan bantuan sebesar Rp. 500 juta untuk pembangunan kantor, ecomart, dan juga gudang pengolahan sampah, sekaligus penguatan manajemen operasional. Di awal kerjasama pada tahun 2014, PLN telah menyalurkan 1 unit motor roda tiga untuk keperluan angkutan sampah dari Bank Sampah unit ke Bank Sampah induk. Pada taun 2016, PLN juga telah menyediakan lahan sewa dan dana untuk renovasi asset PLN, serta untuk pengembangan operasional Bank Sampah.
"Sahabatku. .Apa yang sedang kita tunggu hari ini ? Dan apa yang kita risaukan ? Ingatlah bahwa janji-Nya pasti terbukti. Selama kita membuktikan kesetiaan kita dalam mentaati rambu-rambu-Nya," tulis Ibu Elis Solihat pada akun Facebook (12/12/2012).
Website: http://www.hijaulestari.org/hl-ecomart
Blogspot: http://lsmhijaulestari.blogspot.com/
Facebook: http://www.facebook.com/Hijau-Lestari-797482923607451/
Twitter: http://twitter.com/hijaulestaribdg
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCI2N2XsyXoFbDeCLCWAP4KA
Alamat: Jl. Tubagus Ismail XIV No. 1, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/3049223/bersama-hijau-lestari-elis-solihat-kelola-bank-sampah-di-bandung
https://news.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-3144309/belanja-di-minimart-ini-bisa-dibayar-dengan-sampah-loh
https://news.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-3049293/elis-bidik-acara-arisan-dan-pengajian-untuk-geliatkan-bank-sampah
https://news.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-3049495/ini-cara-menabung-di-bank-sampah-yang-dikelola-hijau-lestari
https://news.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-3049380/hijau-lestari-kelola-100-bank-sampah-dengan-2-ribu-nasabah-di-bandung
https://news.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-3068230/bank-sampah-bandung-kini-pakai-sistem-online
https://bandung.merdeka.com/halo-bandung/sekarang-bayar-listrik-bisa-dengan-sampah-170221n.html
http://siar.com/warga-bandung-bisa-bayar-listrik-dengan-sampah/
http://regional.kompas.com/read/2017/02/21/12385101/kini.warga.bandung.bisa.bayar.listrik.pakai.sampah
http://www.antaranews.com/berita/613687/warga-bandung-bisa-bayar-listrik-pakai-sampah
http://jabar.tribunnews.com/2017/02/21/pln-ajak-masyarakat-kota-bandung-bayar-listrik-dengan-sampah
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/17/02/21/olpr94382-di-bandung-bayar-listrik-bisa-pakai-sampah
http://regional.liputan6.com/read/2864097/pln-bandung-terima-bayar-listrik-pakai-sampah-ini-caranya
https://www.facebook.com/elis.solihat/posts/4268313101064
No comments:
Post a Comment
Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.