Saturday, October 8, 2016

Miniatur Lokomotif dari Sampah! Pak Sulkan, 61, Telah Membuatnya dengan Sangat Baik

Cita-cita menjadi masinis yang kandas, ternyata justru mengantarkan Sulkan menjadi pebisnis. Perajin miniatur lokomotif, bahkan sudah mematenkan kerajinannya yang unik. Miniatur lokomotif karya Sulkan (61) ini terlihat terpajang rapi di ruang tamu rumahnya, Jalan Pakis 103, Kabupaten Malang.
Miniatur Lokomotif dari Sampah! Pak Sulkan, 50, Telah Membuatnya
dengan Sangat Baik
Impian untuk membuat miniatur diawali dari hobinya sejak 2007. Tidak memiliki background sebagai lulusan insinyur dari bidang tekhnik. Si wong deso hanyalah sosok umumnya pekerja yang pernah menimba pengalaman dalam profesinya sebagai pengrajin kayu.

Tidak jauh memang logika kerjanya. Membentuk sesuatu yang masih samar, hingga kemudian pilihan hasil terbaik menjadi prioritas. Uniknya lagi, bahan baku yang diperoleh berasal dari limbah sampah. Sebut saja: knope tutup panci, botol parfum, peralatan listrik bekas, handle microphone, kaleng susu bekas atau omplong, PCB elektro bekas, dan pipa pvc yang senantiasa digunakan untuk roda miniatur.

Banyak orang sering memanggilnya, Pak Sulkan, 61, dan dia adalah seorang kakek yang tinggal di Malang, Jawa Timur. Kira-kira 15 hari merupakan tempo waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan miniatur kereta PERTAMAnya. Nyaris mirip dengan miniatur lokomotif bermerek Sugarpine Railroad Engine dari Amerika Serikat.

Cita-cita sejak Kecil.

Semula Pak Sulkan bekerja sebagai penjual alat-alat listrik dan elektronik, sekaligus rajin mengisi waktu untuk menciptakan miniatur truk. Ujarnya tentang kondisi saat itu, “Alhamdulillah banyak yang suka, meskipun harga Truk bikinannya lebih mahal dari miniature Truk yang di jual di tempat lain, Truk bikinannya tetap banyak yang suka karena desainnya tidak asal-asalan dan bagus menyerupai Truk sesungguhnya.”

Hingga suatu saat, ia mengantar anaknya yang berniat untuk bekerja di Jakarta pada tahun 2008. Tentu rute perjalanan tersebut melewati kota Ambarawa. Sudah berkali-kali sih ia memperhatikan, tapi saat itu rasanya terlihat berbeda. Kreasi miniatur lokomotif yang terdapat di stasiun Ambarawa sejenak membuatnya tidak bisa tidur. Lokomotif itu sangat memberikan kesan di hati dan menginspirasikan dia untuk membuat miniaturnya. Mungkin karena sejak kecil ia memiliki cita-cita menjadi masinis. "Tapi nggak kesampaian,” katanya kepada Harian Radar Malang (31/12/2016).

Ketika sudah tiba kembali ke tempat tinggalnya di Jl. Raya Pakis Jajar No. 103, Kabupaten Malang, kakek dari 3 cucu selekasnya mencari semua yang dibutuhkan melalui Internet. Terus melatih diri, dan menggunakan, “Ya, seadanya (bahan) yang ada di sekitar saya,” tambahnya. Dia pun mulai meninggalkan usaha pembuatan miniatur truck. Alasannya, harga jual miniatur truk yang dimilikinya terbukti lebih mahal dibanding pesaing. Jadi, kemungkinan kurang laku pun cukup besar.

Semua Bahan berasal dari Sampah.

Akhirnya benar juga keputusan dia saat beralih produksi. Semua hasil kerja keras secepatnya menghasilkan perubahan yang cukup signifikan. Peluang pasar yang digadang-gadang lebih baik. Ternyata berhasil terbentuk. Minat konsumen untuk membeli, kian memperlihatkan peningkatan dari hari ke hari.

Ternyata melalui dasar keahlian mengutak-atik, serta pengalaman membuat miniatur truk sebelumnya, dia tidak mengalami kesulitan sedikit pun ketika membuat miniatur lokomotif.  Jelasnya kepada Harian Cendana News, “Saya harus pandai-pandai berimajinasi dan mencocokkan di posisi mana barang bekas tersebut harus di letakkan agar terlihat sesuai dengan aslinya.” Bermodal ompolong atau kaleng susu bekas yang ia dapatnya darti tetangga depan rumah. Kebetulan sang tetangga jualan es campur. Omplong tersebut digunakan untuk membentuk body lokomotif, yang kemudian diatasnya ia tempeli bekas microphone untuk ujung pembuang uap. Dia mengaku tidak gampang untuk mengkreasikannya, karena bentuk dari sumber daya barang dan ukuran yang tidak sesuai.

Lantas, sempat ia melakukan kerjasama dengan saudaranya yang tinggal di Bali. Suami dari keponakannya lah yang menampung miniatur buatannya. Namun entah mengapa, “Pertama keuangan enak, lama-lama lha kok nyantol.” Menghadapi kenyataan tersebut, ia tidak membiarkan dirinya untuk terlena pada keadaan pun tidak berhenti di situ saja. Perencanaan kerja berikutnya lebih berani untuk memperluas pangsa pasar dengan mengikuti berbagai pameran yang diselenggarakan, seperti: Tunjungan Plaza, Surabaya; Pameran di Malang Tempo Doeloe (MTD), dan pameran di stadion Kanjuruhan.

Seiring dengan itu! Kesabaran, ketekunan, dan ketelitian nya membuahkan hasil. Wisatawan asing pertama yang membeli kreasinya berasal dari Negara Australia saat pameran Malang Tempo Doeloe (MTD) dan yang kedua, turis dari Negara Amerika Serikat. Berawal dari apresiasi turis-turis tersebut, Pak Sulkan lantas semakin bersemangat dan bertekad untuk lebih mendalami pembuatan miniatur lokomotif.

Strategi Pemasarannya menggunakan pola Wong Deso.

Pilihannya untuk total menjadi seniman pembuat miniatur kereta berbuah manis. Sebut saja Bupati Malang, Rendra Kresna pernah membeli produk olahannya sewaktu pameran di Stadion Kanjuruhan. Belum lagi kehadirannya pada berbagai acara televisi, seperti Entermizo, Cita-citaku, dan acara si Bolang.

Tiap membuat miniatur lokomotif, semuanya dia kerjakan sendiri dan memiliki ciri khas sengaja dibuat untuk tidak bisa berjalan. “Untuk memasarkan kereta ini, saya hanya mengalir saja. Kalau kebetulan waktu ikut pameran ada yang suka dan mau beli ya saya lepas, begitupun kalau ada orang ke sini beli alat listrik lalu melihat miniatur ini dan suka ya silahkan di beli,” pungkasnya.

Harga yang ditawarkan pun cukup bersaing. Berdasarkan tingkat kerumitan setelah dikerjakan selama 7 hari, lokomotif memiliki panjang 60 cm di patok dengan harga sebesar Rp. 700 ribu dan ukuran 30 cm ditawar Rp. 700 ribu. Sementara untuk ukuran yang lebih besar lagi, harganya Rp. 1,5 juta per satu meter.


Cita-cita menjadi masinis yang kandas, ternyata justru mengantarkan Sulkan menjadi pebisnis. Perajin miniatur lokomotif, bahkan sudah mematenkan kerajinannya yang unik. Miniatur lokomotif karya Sulkan (61) ini terlihat terpajang rapi di ruang tamu rumahnya, Jalan Pakis 103, Kabupaten Malang.Cita-cita menjadi masinis yang kandas, ternyata justru mengantarkan Sulkan menjadi pebisnis. Perajin miniatur lokomotif, bahkan sudah mematenkan kerajinannya yang unik. Miniatur lokomotif karya Sulkan (61) ini terlihat terpajang rapi di ruang tamu rumahnya, Jalan Pakis 103, Kabupaten Malang.Cita-cita menjadi masinis yang kandas, ternyata justru mengantarkan Sulkan menjadi pebisnis. Perajin miniatur lokomotif, bahkan sudah mematenkan kerajinannya yang unik. Miniatur lokomotif karya Sulkan (61) ini terlihat terpajang rapi di ruang tamu rumahnya, Jalan Pakis 103, Kabupaten Malang.






Sumber Penulisan:
http://radarmalang.co.id/ingin-wujudkan-mimpi-karyanya-terpajang-di-stasiun-malang-44549.htm
http://www.cendananews.com/2015/07/kreasi-unik-miniatur-lokomotif-dari.html
http://halomalang.com/news/kakek-di-malang-sulap-limbah-jadi-miniatur-lokomotif
http://www.malang-post.com/features/melihat-pengerajin-miniatur-lokomotif-berbahan-limbah
http://surabaya.tribunnews.com/2011/07/11/bahan-rongsokan-pemulung-dijual-laku-rp-700000
http://skalongska.blogspot.co.id/2016/04/miniatur-kereta-api-uap.html
http://mandirinews.com/?p=4800
http://www.ayopreneur.com/manufaktur/sulkan-ubah-limbah-jadi-miniatur-lokomotif
http://m.bola.viva.co.id/video/read/39605-miniatur-lokomotif-dari-limbah-peralatan-listrik-1
http://photo.liputan6.com/news/sulkan-55-membuat-miniatur-kereta-uap-dari-limbah-elektronika-di-desa-pakisjajar-malang-jawa-timur-antara-1583450
http://foto.tempo.co/read/beritafoto/9466/Miniatur-Kereta-Lokomotif-dari-Limbah-Elektronik/4
http://btpn2015.fotokita.net/massmarket/detail/9368
http://video.metrotvnews.com/index/

No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube