Wednesday, November 9, 2016

8 Tahun Kerja! Rendang buatan Pak Amril Restumande, 47, Sudah berada di 4 (Empat) Benua

Berbekal resep yang pernah diberikan oleh orang tua sejak menempuh pendidikan di SMA. Pak Amril Restumande, 47, berani Rugi pada awalnya, bahkan pernah masakannya hangus dan harus membeli persediaan makanan dari restoran padang lainnya. Hingga 5 tahun kemudian, CV Rendang Padang Restu Mande memiliki agen penjualan sebanyak 200 reseller yang tersebar di seluruh nusantara dan mampu menjual secara retail di 3 benua pada 3 tahun berikutnya. Semua kesuksesan ini bisa terjadi karena kerjasamanya dengan kelompok Jemaah haji yang akan berangkat ke Mekkah. Awalnya sekedar kartu nama, kemudian proses terpenting adalah kualitas pengolahan dan kelezatan dari masakan rendang lah yang menentukan.
8 Tahun Kerja! Rendang buatan Pak Amril Restumande, 47,
Sudah berada di 6 (Enam) Benua
Hidangan ini terinspirasi dari kedatangan pedagang Gujarat di pantai barat Sumatera. Kala itu banyak orang India yang sempat menetap di daerah Minang pada abad ke 14. Secara tradisional daging yang digunakan adalah daging kerbau dan awalnya, rendang hanya dibungkus oleh lembaran daun pisang.

Lalu perkembangan akan bumbu dan rempah-rempah meminta perannya ditemani oleh irisan mentimun, rebusan daun singkong, serta rasa pedas yang memikat. Kata “merandang” pun muncul seketika dengan perlahan saat Isabella Bird di tahun 1883 mencatat, dedak rendang dibuat dari kacang bersama santan untuk dimasak hingga kering.

Tampaknya nilai-nilai masakan khas sumatera barat tersebut sengaja dihadirkan pada kedai nasi Pak Amril Restumande, 47. Awalnya tak ada orang yang tertarik. Ia kemudian berpikir dan belajar kembali untuk mengolah sesuai pelajaran yang pernah diraihnya hingga lulus SMA pada tahun 1989. Semuanya berasal dari pendidikan yang diberikan oleh orangtuanya di kampung.

Belajar dan terus belajar. Hingga saatnya CV Rendang Padang Restu Mande (http://restumande.com) mampu menarik minat pembeli untuk datang berduyun-duyun setelah isterinya, Ibu Nenden Rispiani berniat membantu. Sebut saja angka sebanyak 73 agen dan konsumen pada sejumlah negara di 4 benua memiliki kesempatan untuk sekedar mencicipi serat daging olahan Pak Amril guna menjadi pelengkap sepiring nasi. “Rendang itu tanpa bahan pengawet dan MSG ( monosodium glutamat)," jelas si Warga Desa (World’s) dari Pariaman kepada Harian Kontan (21/05/2012).

Warga Desa (World’s) Asli dari Sumatera Barat.

Selepas SMA, Amril muda melanjutkan pendidikan pada sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Semangat tinggi serta keinginan untuk sukses menuntunnya bekerja sebagai tukang cuci piring pada suatu rumah makan.Adapun kesempatan kerja sebenarnya dilakukan untuk menutupi kekurangan biaya atas pengiriman uang bulanan dari orang tua.

Usai memutuskan untuk berhenti jadi tukang cuci, ia lalu diterima bekerja pada sebuah perusahaan trading dan sempat pula menjadi seorang manajer pemasaran wilayah. Tergambar sudah mimpi the younger age of Amril untuk selekasnya terwujud di hari depan. Meraih gelar kesarjanaan, serta kemudian menjabat sebagai kepala cabang pada sebuah produk kosmetik domestik yang berpusat di Jerman.

Perbendaharaan yang telah raih, ternyata mendorong dirinya memilih untuk lebih mandiri. Urainya, “Saya mundur dari pekerjaan tahun 2004 dan langsung buka usaha.” Tentu, keahliannya sejak awal lah yang menjadi penyebabnya. Belum lagi, saat itu memang sedang trend-trendnya berdiri rumah makan Padang dan banyak saudaranya sendiri pun tidak mau ketinggalan untuk mengikuti jejak yang telah terjalin.

Namun mau dikata apabila perjalanan usaha awalnya saat itu, “Sering sepi.”Secara tak sengaja pernah masakannya hangus dan harus membeli persediaan makanan dari resto lainnya. Padahal dana yang telah dikorbankan berasal dari pinjaman ke Bank. “Rp 90 juta, dan Saya pakai buat membeli perlengkapan masak dan menyewa tempat selama lima tahun,” di Jl. BrigJen Katamso, Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan pengamatan atas ketekunan suaminya, Ibu Rispiani lantas ikut menanggalkan pekerjaannya pada sebuah perusahaan otomotif. Keahliannya sebagai tenaga akuntan terasa lebih maksimal untuk dapat dipergunakan pada usaha barunya, plus aktivitasnya pada bidang pemasaran.

Mampu Berkembang, Karena Mau Belajar.

Kelezatan rendang tidak didapatkan secara instan. Proses pengolahannya memerlukan waktu agar bumbunya menyerap ke dalam daging. Komposisi resep dan proses memasak pun harus secara cermat dilakukan. Oleh sebab itu, banyak masyarakat memilih datang ke rumah makan padang terdekat untuk menyantap rendang, ketimbang memasaknya sendiri.

Nah, fenomena tersebut menjadi peluang bisnis yang menggiurkan pada tahun 2007. Bisnis rendang Pak Amril Restumande secara grafik penjualan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tidak sedikit dari pelanggan meminta rendang buatannya dibungkus dalam jumlah besar guna dijadikan oleh-oleh. Berawal dari kenyataan tersebut, “Kami mulai menjual rendang menggunakan stoples yang bisa memuat hingga 10 potong rendang dan dijual Rp 75.000 per stoples.”

Surprise banget dong. . . . . . . . sempat mereka mensyukuri anugerah yang diberikan dengan hanya menunggu pelanggan datang memesan, serta terus mencari ide untuk memperluas jangkauan pasar. Baru kemudian di awal tahun 2011, ia bersiap-siap untuk mengembangkan bisnisnya lebih berkembang ke luar Bandung. Perihal rencana lantas mendapatkan kemudahan, karena kebetulan di sebelah kedainya berdiri sebuah kantor ekspedisi. Banyak pengiriman paket ke luar kota, termasuk jenis makanan dari Bandung. Dari situlah muncul ide untuk melakukan hal serupa.

Di mulai dari mengikuti pelatihan untuk membuat kemasan, Pak Amril rajin bereksperimen guna menghasilkan vakum kedap udara. Ia pun sempat melakukan percobaan ke laboratorium pangan untuk menguji kemampuan simpan akan umur suatu rendang. Diketahui masa simpan rendang kemasan bisa mencapai 294 hari untuk rendang ayam dan 459 hari untuk rendang sapi bila lapisan kemasan terdiri dari kertas karton, aluminium foil dan kemasan plastik transparan. Jelasnya kepada Harian Tempo (26/08/2016), “Kami dapat informasi kemasan ini paling sehat, tidak memilih kaleng, karena khawatir rusak.” Tahan lama selain karena kemasannya, juga karena pemilihan atas kualitas daging yang bukan rendang basah, tapi rendang kering. Selain olahannya memiliki wangi khas dan menggunakan resep leluhur, juga cara memasak dan racikan aneka bumbu yang original, serta, “Tanpa pengawet dan MSG juga rendang bisa tahan hingga setahun dan tidak keras.”

1 tahun kemudian, Produk Restu Mande sudah ke Luar Negeri.

Setelah hasilnya dinyatakan OK. Berbagai perencanaan untuk sektor pemasaran segera dilaksanakan pada bulan September 2011. Saat itu ia memulai langkahnya dengan membagikan kartu nama kepada kelompok Jemaah haji di Bandung yang akan berangkat ke Mekkah. Sesampainya di Jakarta, mereka menanyakan tentang cara membeli rendang Restu Mande. Merasa ada peluang dari pasar, ia pun memutuskan untuk membuat sistem keagenan.

Awalnya sejak memasarkan secara online, rata-rata perhari CV Rendang Padang Restu Mande biasa memasak rendang sapi seberat 870 kg per hari. Hingga hasilnya di tahun 2012, Restu Mande memiliki agen penjualan sebanyak 200 reseller yang tersebar di seluruh nusantara, seperti: Jawa Tengah, Jawa Timur, Jabodetabek, Pekan Baru, Bali, Balik Papan, dan Aceh.Mereka pun menjual produknya ke berbagai toko waralaba, supermarket, galeri UKM, serta koperasi Indosat dan Kem Chick.Harga di tingkat agen dibanderol Rp. 49.000 – Rp. 51.000 per kemasan. Adapun di tingkat konsumen Rp. 65.000-Rp. 93.000 per kemasan. 1 kemasan berisi 5 kerat daging atau 300 gram rendang.Biasanya rendang yang dipesan sudah diterima dalam waktu 1 – 2 hari, setelah pemesanan.

Lalu, bagaimana dengan pasar luar negeri? Rumah Makan Restu Mande memperkenalkan rendang padang dalam bentuk kemasan di luar negeri pada Malaysia International Halal Showcase ke 8 di KLCC (Kualalumpur Convention Centre), Malaysia, tanggal 06-09 April 2011dan tahun 2014 bersama 40 negara lainnya yang memamerkan produk-produk makanan halal sedunia. Nah! Saat itu ada seorang pengusaha negeri Jiran tertarik memasarkan Restu Mande ke Timur Tengah, tapi tanpa menghadirkan merek dari Restu Mande. Sebagai pelaku usaha yang professional, ia selekasnya menolak penawaran kerjasama tersebut dengan mengajukan kualitas dan inovasi tanpa henti.

Akhirnya pengusaha Malaysia tersebut menerima dan segera, Restu Mande membenahi kualitas produknya di keesokan hari. Keterangan produk dalam bentuk 3 bahasa (Inggris, Arab, Indonesia) dicantumkan sangat apik pada setiap kemasannya. Ragam varian produk yang lebih inovatif pun tersedia, seperti Original (tidak terlalu pedas), Sapi rasa hot (pedas), dan rendang dengan bahan daging lain yang diluncurkan sejak bulan Juni 2012, yaitu rendang ikan dan rendang ayam. Boleh dibilang Amril dengan merek Restu Mande merupakan pelopor rendang dalam bentuk kemasan di dunia. Jadi jangan bingung saat menawarkan kerjasama dengan pekerja dan pelajar asal Indonesia yang menetap di luar, mereka langsung tertarik untuk menerima penawaran yang ada.

Kini, masakannya sudah dikirim ke seluruh penjuru dunia dan dijual secara retail pada kawasan Arab, Hong Kong, Cina, Australia, Eropa dan Amerika. CV Rendang Padang Restu Mande juga menggandeng sebuah perusahaan pemerintah untuk bidang Tenaga Kerja (PJTKI) dan menawarkan rendang untuk bekal di jalan bagi Wisatawan yang bepergian ke luar negeri.Perihal perkembangan manajemen di dalam, patut juga kita cermati. Terhitung sejak Juli 2012, ada salah satu agen Restu Mande di Jakarta berhasil menjalin kerjasama dengan seorang pengusaha dari Pakistan. Waduh. . . .Berarti setiap agen dari CV Rendang Padang Restu Mande bisa berkembang semua. . . .Terima kasih Pak Amril Restumande, 47 atas kebijaksanaan yang telah diambil.

Website: http://restumande.com/
Blog: http://rendangrestumande.blogspot.co.id/
Facebook: https://www.facebook.com/RumahMakanCafeRandangRestuMande






Berbekal resep yang pernah diberikan oleh orang tua sejak menempuh pendidikan di SMA. Pak Amril Restumande, 47, berani Rugi pada awalnya, bahkan pernah masakannya hangus dan harus membeli persediaan makanan dari restoran padang lainnya. Hingga 5 tahun kemudian, CV Rendang Padang Restu Mande memiliki agen penjualan sebanyak 200 reseller yang tersebar di seluruh nusantara dan mampu menjual secara retail di 3 benua pada 3 tahun berikutnya. Semua kesuksesan ini bisa terjadi karena kerjasamanya dengan kelompok Jemaah haji yang akan berangkat ke Mekkah. Awalnya sekedar kartu nama, kemudian proses terpenting adalah kualitas pengolahan dan kelezatan dari masakan rendang lah yang menentukan.Berbekal resep yang pernah diberikan oleh orang tua sejak menempuh pendidikan di SMA. Pak Amril Restumande, 47, berani Rugi pada awalnya, bahkan pernah masakannya hangus dan harus membeli persediaan makanan dari restoran padang lainnya. Hingga 5 tahun kemudian, CV Rendang Padang Restu Mande memiliki agen penjualan sebanyak 200 reseller yang tersebar di seluruh nusantara dan mampu menjual secara retail di 3 benua pada 3 tahun berikutnya. Semua kesuksesan ini bisa terjadi karena kerjasamanya dengan kelompok Jemaah haji yang akan berangkat ke Mekkah. Awalnya sekedar kartu nama, kemudian proses terpenting adalah kualitas pengolahan dan kelezatan dari masakan rendang lah yang menentukan.Berbekal resep yang pernah diberikan oleh orang tua sejak menempuh pendidikan di SMA. Pak Amril Restumande, 47, berani Rugi pada awalnya, bahkan pernah masakannya hangus dan harus membeli persediaan makanan dari restoran padang lainnya. Hingga 5 tahun kemudian, CV Rendang Padang Restu Mande memiliki agen penjualan sebanyak 200 reseller yang tersebar di seluruh nusantara dan mampu menjual secara retail di 3 benua pada 3 tahun berikutnya. Semua kesuksesan ini bisa terjadi karena kerjasamanya dengan kelompok Jemaah haji yang akan berangkat ke Mekkah. Awalnya sekedar kartu nama, kemudian proses terpenting adalah kualitas pengolahan dan kelezatan dari masakan rendang lah yang menentukan.

Berbekal resep yang pernah diberikan oleh orang tua sejak menempuh pendidikan di SMA. Pak Amril Restumande, 47, berani Rugi pada awalnya, bahkan pernah masakannya hangus dan harus membeli persediaan makanan dari restoran padang lainnya. Hingga 5 tahun kemudian, CV Rendang Padang Restu Mande memiliki agen penjualan sebanyak 200 reseller yang tersebar di seluruh nusantara dan mampu menjual secara retail di 3 benua pada 3 tahun berikutnya. Semua kesuksesan ini bisa terjadi karena kerjasamanya dengan kelompok Jemaah haji yang akan berangkat ke Mekkah. Awalnya sekedar kartu nama, kemudian proses terpenting adalah kualitas pengolahan dan kelezatan dari masakan rendang lah yang menentukan.






Sumber Penulisan:

No comments:

Post a Comment

Waktu begitu cepat berlalu mengiring langkah dalam cerita. Terbayang selalu tatapanmu dalam lingkaran pemikiran positif ku. Para pembaca blog Warga Desa (https://warga-desa-worlds.blogspot.com) adalah teman yang terindah. Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan komentar.

Label

Agama Air Minum Alat Musik Alumunium Angklung Artis Asmara Automotif Bahan Bakar Bali Bambu Bandung Bank Bank Sampah Barang Bekas Batam Batik Becak Beras Besakih Biola Blogspot Boneka Buah-buahan Budaya dan Tradisi Buka Lapak Buku Bunga Burger Burung Cafe Charlie Tjendapati CNBC Cobek Dandung Santoso Daur Ulang Desa Desain Dodol E-mail Eceng Gondok Edie Juandie Ekonomi dan Perdagangan Es Krim Facebook Flipboard Flora dan Fauna Fruit Carving Furnitur Gadget Gamelan Garam Gerai Gerobak Gitar Google Plus Gula Hari Raya Harian Merdeka Haryadi Chou Hewan Hiburan dan Wisata Hidayah Anka Hidroponik Hijab Hotel http://www.duahari.com Hukum dan Politik Indra Karyanto Instagram Internet Internet Marketing ITB Jagung Jajanan Jamu Jamur Tiram Jangkrik Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Jepang Kain dan Pakaian Kaleng Kalimantan Kamera Kapal Laut Karaoke Kartun Kecantikan Kecap Keju Kelautan Kelinci Kemasyarakatan Kendaraan Kerajinan Kereta Kertas Kiat dan Tip Kisah Hidup Koki Komputer dan Teknologi Kopi Koran Kuda Pustaka Kuliner Kumpulan Kurir LA Time Laptop Si Unyil Lidah Buaya Linkedin Liputan 6 Logam Lukisan Kayu Madu Mahasiswa Mainan Anak-Anak Makanan dan Minuman Malang Martabak Masyarakat dan Persoalannya Matras Melukis & Menggambar Metro TV Mineral Miniatur Minyak Atsiri Mitra Mobil Motor Musik Nana Mulyana Narapidana Net TV Ngatmin Biola Bambu Obat dan Kesehatan Olah Raga Ondel-Ondel Online Organik Organisasi Sosial Pameran Panama Papers Pantang Menyerah Papan Selancar Paper Quilling Pariwisata Peluang Usaha Pemulung Pencucian Pendidikan Penelitian Penemuan Penyanyi Penyiar Peralatan Perhiasan Perikanan Permainan Perpustakaan Pertanian dan Perkebunan Perumahan Peternakan Pinterest Plastik Proses Produksi Psikologi dan Mental Putu Gede Asnawa Dikta Puyuh Radio Rancangan Rendang Resep dan Masakan Restoran Robot Roti Salak Sambal Sampah Sandal Sapi Sayur Mayur Sejarah dan Peradaban Sekolah Semarang Seni Seni Pahat Sepatu Sepeda Sindo News Slamet Triamanto Spa Strikingly Suprapto Surabaya Surat Kabar Tahun Baru Tas Tattoo Techno Park Teh Tekhnologi Televisi Telur Terrarium Tukang Cukur Tumang Twitter Venta Agustri Vespa Wanita dan Keindahan Wawancara Wayang Website Wetz Shinoda What's Up Wine Wordpress Yoga Yogyakarta You Tube